Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Penjelasan Evolusi Gunung Api di Dalam Alquran
11 Juli 2019 5:28 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung api berevolusi dan berkembang, bukan saja ukurannya, namun karakter letusannya, dan juga letak geografisnya. Lempeng bumi yang menunjam akan meleleh membentuk dapur magma, saat dapur magma terbentuk akan menghasilkan produk gunungapi berupa lava pijar, batuan piroklastik dan abu vulkanik yang akan membentuk morfologi gunungapi.
ADVERTISEMENT
Apabila dapur magmanya kosong, maka aktivitasnya pun berkurang dan bahkan jika berlangsung sangat lama bisa dikatakan gunung api tersebut dalam fase tidur atau dormat. Jika dapur magma gunung tidak terisi lagi oleh magma, maka dikatakan bahwa gunung tersebut telah mati.
Dalam Alquran, Surah At-Tur ayat 9 hingga 11 menjelaskan kejadian katastrofi yang bermakna sebagai berikut:
Berpindahnya gunung bisa kita artikan sebagai longsor besar yang menyebabkan tubuh gunung api runtuh atau kolaps. Seperti letusan Krakatau pada tahun 1884 yang awalnya berupa pulau Rakata hancur tak tersisa, dan hilang ke dasar laut.
Jika kita melihat lebih jauh dalam skala waktu geologi akan sangat tampak ayat di atas menjelaskan tentang perpindahan jajaran gunung api. Sebagai studi kasus, kita ambil contoh evolusi gunung api di Pulau Jawa yang disederhanakan menjadi dua kelompok. Pertama, gunung api purba berumur 12-33 Juta tahun lalu atau disebut old andesite formation atau OAF, dan kedua, gunung api modern atau gunung api kuarter.
Di atas merupakan peta topografi Pulau Jawa saat ini yang menunjukkan topografi tinggian pada bagian tengah pulau yang terdiri dari gunung api modern. Dari mana kita bisa tahu adanya gunung api purba?
ADVERTISEMENT
Cara pertama adalah melihat kondisi bawah permukaan bumi dengan menggunakan data anomali gaya berat. Warna merah pada peta ini menunjukkan adanya batuan yang memiliki densitas lebih besar. Artinya, adanya batuan beku atau metamorf di bawah permukaan adalah gunung api atau sisa-sisa gunung api.
Salah satu jejak gunung api purba yang tersisa adalah Gunung Api Nglanggeran. Gunungapi Jawa purba ini berumur antara 34 hingga 12 juta tahun. Gunung purba ini membentang di sepanjang Pantai Selatan Jawa Barat, menghilang di Pantai Selatan Jawa Tengah, dan muncul kembali di Yogyakarta hingga Jawa timur.
Cara kedua untuk mengetahui evolusi gunung api ditunjukkan dengan perubahan batuannya. Lava basalt dengan struktur bantal dan batuan piroklastik di daerah Yogyakarta merupakan produk awal pembentukan gunung api dengan letusan efusif, endapan ini cenderung konstruktif membentuk tubuh gunung api.
ADVERTISEMENT
Lalu gunung api berevolusi, letusannya berangsur menjadi eksplosif dan menghasilkan endapan tufa yang tebal. Beberapa peneliti mendeskripsikannya sebagai letusan Supervolkano Semilir yang menyebabkan tubuh gunung api purba Jawa hancur.
Pada sekitar 10 hingga 3 juta tahun yang lalu terjadi perubahan sudut penunjaman Lempeng Samudra Hindia. Hal ini mengakibatkan jalur gunung api di Pulau Jawa berubah lebih ke utara dibandingkan sebelumnya, sehingga dapur magma gunung api purba tidak terisi hingga mati, berganti dengan gunung api modern yang saat ini kita lihat.
Gunung api modern saat ini sedang dalam tahap konstruksi kerucut tubuh gunung apinya, dan nantinya akan mengulangi lagi letusan katastrofi yang mampu menghamburkan tubuh gunung menjadi hancur tak tersisa seperti di masa lalu. Akankah kita menyaksikan hal itu? Tidak ada yang tahu, kita lihat aja nanti.