news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penjelasan Teori Lempeng Tektonik dalam Alquran

Angga Jati Widiatama
Earthstoryteller, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
Konten dari Pengguna
1 Juli 2019 6:43 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lempeng tektonik. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lempeng tektonik. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1910, seorang geofisikawan Alfred Wegener mengemukakan ide tentang benua yang bergerak. Ide ini sangat radikal dan sulit untuk dicari buktinya pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Namun, 50 tahun kemudian, dengan semakin majunya teknologi ilmu pengetahuan, teori lempeng tektonik mampu menjelaskan berbagai fenomena geologi, seperti vulkanisme lantai samudra, arus konveksi pada mantel bumi, dan batuan pijar cair pada mantel bumi yang menyebabkan pengapungan benua pembentuk muka bumi pada masa kini.
Gambar lempeng tektonik. Foto: Wikimedia Commons
Lempeng bumi dibagi menjadi dua jenis: lempeng samudra dan lempeng benua. Keduanya mengapung di atas mantel bagian bawah, astenosfer, dan inti luar bumi yang berisi batuan pijar dan cair.
Perbedaan densitas ini akan memengaruhi karakter lempeng saat lempeng-lempeng yang mengapung di atas mantel bumi saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Lempeng samudra akan cenderung tenggelam, sedangkan lempeng benua akan cenderung di permukaan.
ADVERTISEMENT
Contoh batas lempeng ini ada di selatan Pulau Jawa, yang merupakan lokasi penunjaman lempeng Samudra Hindia di bawah lempeng Kontinen Sundaland, atau di Pulau Halmahera di mana lempeng Samudra Pasifik menunjam di bawah lempeng Filipina.
Lokasi interaksi lempeng bumi juga dapat berupa gesekan antara dua lempeng (tidak ada tumbukan) seperti yang terjadi pada lempeng Sundaland yang membentuk sesar Semangko di Pulau Sumatra, atau pada sesar Palu-Kora di Pulau Sulawesi.
Apa yang menyebabkan lempeng bergerak? Adalah arus konveksi akibat perbedaan suhu pada mantel bagian bawah, astenosfer, dan inti luar bumi. Inti bumi memiliki temperatur 4.700 celsius, yang lebih panas dibandingkan suhu mantel bawah yang suhunya bervariasi 1.000-4.500 celsius.
ADVERTISEMENT
Konsekuensi arus konveksi ini adalah peristiwa naiknya batuan pijar ke permukaan yang terjadi pada pematang tengah laut yang menghasilkan lempeng samudra, atau terciptanya hotspot seperti di Hawaii. Sementara itu, lempeng samudra tua akan mengalami penunjaman dan melebur menjadi batuan pijar kembali pada mantel bumi bagian bawah.
Ilustrasi arus konveksi bumi yang menyebabkan interaksi pada lempeng-lempeng bumi yang berada di permukaannya. Foto: Ensiklopedia Britannica
Lalu, bagaimana jika lempeng saling bertabrakan? Lempeng samudra yang lebih berat akan tenggelam dan hasil lelehannya akan menghasilkan magma yang menyuplai dapur magma pada gunung api yang dijumpai pada batas lempeng, seperti pada jalur cincin gunung api di Indonesia.
Lempeng tektonik terus bergerak. Bahkan dalam bukti paleontologi, Sumatera Timur adalah bagian dari Australia, dan India pun dulu pernah bersatu dengan Australia, sedangkan Amerika Selatan dulunya bergabung dengan Afrika dan Antartika. Bukti lain bergeraknya lempeng adalah jejak gunung api hotspot Hawaii yang semakin bergeser ke arah barat laut.
Ilustrasi Alquran. Foto: Pexels
Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman tentang hal ini. Sebagaimana tertuang dalam Alquran Surah An Naml ayat 88:
ADVERTISEMENT
Teori lempeng tektonik telah dicetuskan Alfred Wegener pada satu abad yang lalu. Namun, pada 14 abad yang lalu, Alquran telah menjelaskan secara tersirat soal penyebab fenomena kebumian yang kini disebut Teori Lempeng Tektonik.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan menambah keimanan kita. Aamiin.