Konten dari Pengguna

Rusa Bawean: Satwa Endemik yang Terjebak Pencairan Es 1,8 Juta Tahun Lalu

Angga Jati Widiatama
Earthstoryteller, Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera
27 April 2020 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angga Jati Widiatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika menurut ilmu geologi, belum lama berlalu saat Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan menyatu membentuk daratan yang lebih luas yang dikenal sebagai Sundaland. Pada saat itu, umur Pleistosen atau sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, atau yang sering disebut sebagai ‘ice age’, Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan terhubung oleh dataran rendah ‘Sundaland’ yang kini disebut sebagai ‘Laut Jawa’.
Gambar 1. Citra Digital Elevation Model dari Laut Jawa yang menunjukkan kedalaman laut yang bergradasi rendah dan "menyatukan" Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan (Sumber: Sandwell dan Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Citra Digital Elevation Model dari Laut Jawa yang menunjukkan kedalaman laut yang bergradasi rendah dan "menyatukan" Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan (Sumber: Sandwell dan Smith)
Daratan rendah Sundaland yang beriklim tropis menjadi habitat dari berbagai jenis satwa yang menjadi moyang dari rusa, banteng, badak, hingga gajah. Dataran rendah ini menjadi jalur penting bagi migrasi hewan dari daratan utama Asia menuju wilayah yang lebih jauh. Namun pada 1,8 juta tahun lalu keadaan global berubah, peningkatan suhu bumi menyebabkan pencairan es di kutub bumi sehingga terjadi kenaikan air laut secara signifikan yang berdampak tenggelamnya dataran rendah Sundaland menjadi Laut Jawa dan menyisakan beberapa pulau kecil seperti Karimunjawa, Bawean, dan Sakala yang dulunya merupakan pegunungan.
Gambar 2. Rusa Bawean
Salah satu satwa yang terjebak di pegunungan itu adalah Rusa bawean (Axis kuhlii). Rusa ini hanya ditemukan (endemik) di Pulau Bawean yang berlokasi di tengah Laut Jawa, Secara administratif pulau ini termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Spesies ini tergolong langka dan diklasifikasikan sebagai "terancam punah" oleh IUCN. Dalam catatan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Timur, populasi rusa bawean pada tahun 2016 berjumlah 303 ekor. Rusa Bawean merupakan satu-satunya rusa tropis yang habitatnya berada di kawasan Suaka Margasatwa Pulau Bawean yang memiliki luas 3.831,6 hektar. Nenek moyang Rusa Bawean diperkirakan merupakan kelompok rusa yang 'menyelamatkan diri' ke Gunung api Bawean saat terjadi kenaikan muka air laut saat pencairan es di kutub bumi dimulai 1,8 juta tahun lalu hingga saat ini daratan rendah Sundaland berubah menjadi Laut Jawa sehingga Rusa Bawean 'terjebak' dan menjadi endemik di Pulau Bawean.
ADVERTISEMENT