news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Darmin: Pemerintah Impor Garam Sudah dari Dulu

1 Agustus 2017 14:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petambak sedang membersihkan tambak garam. (Foto:  ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
zoom-in-whitePerbesar
Petambak sedang membersihkan tambak garam. (Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
ADVERTISEMENT
Kondisi cuaca yang buruk menyebabkan petani garam gagal panen. Untuk menutupi pasokan garam yang sudah mulai langka di pasaran, pemerintah memutuskan mengimpor sebanyak 75.000 ton garam konsumsi dari Australia.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, keputusan impor garam sebenarnya bukan yang pertama kali. Dia mengatakan pemerintah sebelumnya juga telah mengimpor produk garam.
"Sebenarnya, senang atau enggak senang ternyata kita dari dulu impor garam, terutama garam industri. Tahun ini memang iklimnya enggak terlalu bagus untuk bikin (produksi) garam," kata Darmin saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (1/8).
Darmin mengatakan alasan pemerintah impor garam konsumsi lantaran produksi garam saat ini mengalami penurunan. Menurut dia penurunan produksi garam ini sebenarnya sudah diketahui sejak dua bulan yang lalu.
"Kita ketahui kurang (produksi garam) sebenarnya sudah dua bulan yang lalu. Kita tahu persis kalau kurang," ujarnya.
Darmin mengaku impor garam ini awalnya memang menimbulkan perdebatan beberapa pihak. Kendati demikian, pemerintah tetap memutuskan mengimpor garam konsumsi sebagai langkah terakhir mengatasi kelangkaan yang telah menyebabkan melonjaknya harga garam.
ADVERTISEMENT
"Nah sekarang itu sudah kita selesaikan, yang penting selesaikan dulu urusan kebutuhan yang sudah terlanjur kurang ini. Kemudian baru pada saat yang sama kita mulai melihat apa yang salah dengan soal garam ini," ujarnya.
Agar tidak terjadi kelangkaan produksi garam, Darmin mengatakan pemerintah akan melakukan pendeteksian dini. Dia juga akan memberikan perhatian secara langsung kepada para petani garam.
"Itu pasti kemampuan teknologi petaninya ada yang perlu dibetulkan, teknologi berproduksi rakyat kita terutama di Madura sana itu masih seperti dulu. Padahal orang sudah punya membran supaya lebih bersih," katanya.