Konektivitas Davao-Bitung Menjadi Realisasi Kemitraan 3 Negara Asean

30 April 2017 10:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi bertemu Rodrigo Duterte (Foto: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bertemu Rodrigo Duterte (Foto: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo menghadiri KTT kerja sama sub regional ASEAN di sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-30 di Philippine International Convention Center (PICC) Manila, Filipina, Sabtu 29 April 2017. Kerja sama sub regional tersebut yakni KTT Brunei Indonesi Malaysia Phillipines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) ke-12 dan KTT Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-10.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mendampingi Presiden Jokowi pada kedua KTT kerja sama sub regional tersebut, mengatakan bahwa konektivitas merupakan bentuk kerjasama yang konkret bagi negara-negara anggota BIMP-EAGA.
"Peluncuran Ro-Ro Davao - General Santos - Bitung merupakan implementasi konkret kerja sama BIMP - EAGA," kata Retno dalam siaran pers, Minggu (30/4).
Kerja sama konektivitas ini juga mendukung upaya pemerataan di antara negara-negara anggota karena melibatkan unsur pemerintah daerah. "Ini juga mensinergikan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jadi betul-betul merupakan suatu kerja sama yang sifatnya sangat konkret," kata Retno.
Di dalam pertemuan BIMP-EAGA yang dihadiri Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Presiden Jokowi, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, dan Presiden Filipina Duterte, sepakati adanya dokumen BIMP-EAGA Vision (BEV) 2025.
ADVERTISEMENT
Dokumen ini, akan menjadi panduan dan arah kerja sama BIMP-EAGA hingga tahun 2025. BIMP-EAGA akan menjadi building block bagi penguatan kerja sama ASEAN dan dapat mendukung upaya untuk menjadikan ASEAN tetap relevan.
"Karena ini sangat dekat dengan rakyat di wilayah-wilayah perbatasan, terutama oleh karena ini building block ini akan sangat mendukung kerja sama ASEAN, termasuk di antaranya dalam konteks ASEAN Community," kata Retno.
Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam forum tersebut menyampaikan bahwa peluncuran BEV 2025 ini akan mendorong peningkatan proyek investasi pada dua koridor ekonomi yang ada, yaitu koridor West Borneo dan juga koridor Greater Sulu - Sulawesi Economic Coridor.
Indonesia telah memasukkan 16 proyek infrastruktur dalam dokumen tersebut antara lain pembangunan jalan di Tanjung Selor, Pontianak, Entikong, Manado-Bitung, Balikpapan-Samarinda; juga proyek pembangunan rel kereta api Makassar-Pare-pare; pembangunan pelabuhan Manado, Bitung, Makassar; pembangunan terminal internasional di Kalimantan Barat; dan proyek tenaga listrik di Kalimantan Utara.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat bahwa kerja sama ini sangat potensial. Karena pertumbuhan ekonomi di wilayah ini misalnya rata-rata per tahun itu tumbuhnya 6,4 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ASEAN 4,7 persen," ucap Retno.