Neraca Perdagangan RI Diprediksi Kembali Surplus

16 Oktober 2017 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan neraca perdagangan Indonesia selama bulan September 2017. Bank sentral dan ekonom memproyeksikan kinerja perdagangan akan kembali mengalami surplus.
ADVERTISEMENT
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, memprediksi laju ekspor nonmigas akan mengalami surplus sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 27 triliun (kurs Rp 13.500). Sementara neraca migas diperkirakan defisit.
"Nonmigas diperkirakan surplus 2 miliar dolar AS. Biasanya neraca migas defisif," ujar Dody kepada kumparan (kumparan.com), Senin (16/10).
Sementara itu, Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi surplus neraca perdagangan akan mencapai 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,9 triliun pada periode September 2017. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus 1,7 miliar dolar AS.
Menurut Andry, ekspor bulan lalu akan meningkat 17% year on year (yoy), melambat dibandingkan Agustus 2017 yang sebesar 19,2% (yoy). Meski demikian, volume ekspor diperkirakan meningkat.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebut sejalan dengan PMI (Purchasing Manager's Index) partner perdagangan Indonesia seperti Jepang, AS, dan Eropa yang lebih tinggi dari Agustus 2017," jelasnya.
Sedangkan untuk laju impor selama September 2017, diperkirakan tumbuh 13,7% (yoy), naik dari bulan sebelumnya sebesar 8,9% (yoy). Pertumbuhan tersebut karena adanya permintaan barang modal yang juga meningkat.
"Salah satu indikatornya yaitu penjualan semen domestik yang tumbuh 11,9% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 8,8% (yoy)," katanya.
Selain itu, berdasarkan data statistik China, ekspor Negeri Tirai Bambu tersebut naik 5,5% (yoy) pada September 2017, jauh meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang turun 3,6% (yoy).
"PMI Indonesia relatif stabil di level 50,4, menunjukkan adanya kegiatan industri," jelas Andry.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2017 mengalami surplus 1,72 miliar dolar AS atau sekitar Rp 23,2 triliun. Nilai surplus ini tertinggi sejak November 2011 yang mencapai 1,8 miliar dolar AS.
Surplus terjadi karena ekspor naik dan impor menurun. Total nilai ekspor pada Agustus 2017 sebesar 15,21 miliar dolar AS atau naik 11,73% month to month (mtm). Sedangkan total nilai impor sebesar 13,49 miliar dolar ASatau turun 2,88% (mtm).