Produksi Migas Terus Turun, Jonan Janji Percepat Perizinan

17 Mei 2017 11:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kilang minyak di Cilacap (Foto: Dokumentasi bumn)
Lesunya harga minyak global serta industri minyak dan gas (migas) dunia terus menekan industri migas Indonesia. Data dari SKK Migas menunjukkan angka investasi hulu migas di Indonesia terus menurun tajam, dari 15,34 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 11,15 miliar dolar AS pada 2016.
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengakui hasil produsi minyak saat ini juga sudah menyusut, kurang dari separuh dibandingkan saat puncak produksi 40 tahun lalu yang mencapai 1,7 juta barel oil per day (bopd).
"Peran pemerintah gimana untuk dorong investasi migas? Kita akan membantu semua percepatan perizinan dan semuanya. SKK Migas juga harus kerja cepat. Blok Masela sudah 10 tahun lho, lama sekali," kata Jonan saat membuka konvensi dan pameran IPA ke-41 di Jakarta Convention Center, Rabu (17/5).
Jonan juga menyinggung soal produksi gas namun alokasinya tidak jelas sehingga kurang terserap pasar. Sesuai arahan Pak Presiden Jokowi, kata Jonan, alokasi prioritas gas akan digunakan untuk listrik.
"Kita sudah putuskan wellhead (PLTG Mulut Tambang) mana dijual ke pembangkit mana, mudah-mudahan dengan ini industri K3S (Kontraktor Kontrak Kerja) produksi gasnya bisa lebih baik dan lebih fokus karena pembeli nya ada, terutama PLN," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA), Christina Verchere, mengungkapkan harga minyak yang rendah dan ditekan oleh over supply sudah berdampak kepada Indonesia sepanjang 3 tahun terakhir.
"Indonesia mempunya potensi dan sumber daya yang besar. Pertumbuhan ekonominya tentu butuh energi. Perlu reformasi dalam kebijakan, insentif fiskal, dan pajak tepat sasaran untuk meningkatkan efisiensi produksi," katanya.
Untuk diketahui, IPA Convex ke 41 akan digelar dari 17-19 Mei 2017 dengan tema “Accelerating Reform to Re-Attract Investment to Meet the Economic Growth Target”. Acara ini akan mempertemukan para pemangku kepentingan, terutama pengusaha dan pemerintah untuk membahas masalah industri migas.
Tercatat ada 1.500 peserta dari 16 negara dan 133 perusahaan migas membuka stand yang diprediksi akan menarik sekitar 20.000 pengunjung. Akan dibahas masalah aktivitas eksplorasi akan menurun dan potensi migas Indonesia tidak akan membawa nilai tambah pada negara tanpa adanya investasi yang signifikan.
ADVERTISEMENT
IPA meyakini bahwa membangun iklim investasi migas yang positif harus menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia untuk mendorong kembali investasi di sektor ini.