S&P Perbaiki Rating Indonesia, Obligasi Diprediksi Kian Cemerlang

30 Mei 2017 21:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Standard & Poor's (Foto: Reuters/Brendan McDermid)
zoom-in-whitePerbesar
Standard & Poor's (Foto: Reuters/Brendan McDermid)
Lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) sudah menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi atau investment grade. Perbaikan peringkat tersebut dinilai akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Analis Fix Income Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, mengatakan dengan adanya tiga lampu hijau dari lembaga rating global yaitu S&P, Fitch, dan Moody's, maka obligasi Indonesia akan semakin tumbuh.
"Mei saja, obligasi sudah tumbuh di kisaran 8,5 persen, ini menunjukkan rating utang Indonesia semakin membaik," kata Handy dalam Macro Economy Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (30/5).
Menurut dia, Bank Indonesia (BI) sebaiknya tidak menaikkan suku bunga acuan untuk mempertahankan posisi ini. Dengan predikat investment grade tersebut, diproyeksikan aliran modal masuk akan terus meningkat dan memberikan kinerja yang baik terhadap prospek surat utang.
"Saat ini obligasi Indonesia masih positif, yield-nya juga lebih menarik," ujar Handy.
ADVERTISEMENT
Adapun per 29 Mei, yield obligasi Indonesia tercatat masih 6,95 persen atau lebih tinggi dibandingkan negara Asia lain seperti India (6,66 persen), Vietnam (6 persen), Filipina (5,16 persen), Malaysia (3,87 persen), China (3,75 persen), Thailand (2,63 persen), Singapura (2,12 persen), Hong Kong (1,32 persen) dan Jepang (0,04 persen).
Handy menilai, sentimen-sentimen yang perlu diwaspadai untuk pasar obligasi politik pemilihan umum di sejumlah negara Eropa, Brexit, devaluasi China Yuan, Peningkatan Fed Fund Rate (FFR) dan depresiasi nilai tukar.