Sri Mulyani ke Mahasiswa STAN: Anda Bisa Jadi Pahlawan atau Penjahat

17 April 2017 10:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kuliah umum Sri Mulyani. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Menteri Keuangan Sri Mulyani hari ini menyempatkan diri mengisi kuliah umum di Politeknik Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Bintaro, Tangerang, Banten. Ratusan mahasiswa sudah memenuhi Aula Gedung G, Kampus STAN tempat berlangsungnya acara.
ADVERTISEMENT
"Banyak kampus yang meminta saya mengisi kuliah umum, tapi STAN satu-satunya yang saya minta datangi. Karena saya percaya mahasiswa dan dosen STAN adalah pihak yang berperan penting dalam menentukan masa depan bangsa," kata Sri Mulyani di Kompleks Kampus STAN, Bintaro, Senin (17/4).
Mantan Dirdektur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan mahasiswa STAN memiliki privilege yang tidak dimiliki mahasiswa universitas lain. Namun karena dibiayai negara, kata Sri Mulyani, mahasiswa STAN sejak masuk sudah berutang pada negara sebagai calon policy maker atau pembuat kebijakan, terutama untuk stabilitas ekonomi.
"Setiap tahun ada 1,8 juta orang masuk pasar tenaga kerja. Tapi Anda begitu lulus sudah ada yang siap menampung," ujarnya.
Ia menekankan tentang bahaya kesenjangan ekonomi yang semakin tinggi, meningkat dari 0,35 ke 0,41. Hal ini menunjukkan kekayaan negara masih dikuasai segelintir orang, sementara tingkat kemiskinan ada di level 10,7 persen dari total populasi atau mencapai 260 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Tingkat pengangguran terbuka juga masih tinggi, di level 5,6 persen. Pengurangan kesenjangan akan berhasil jika mahasiswa STAN yang bekerja di Ditjen Pajak bisa melakukan tugasnya dengan integritas dan mental anti korupsi.
"Ini yang kita lakukan dengan tax amnesty, transparansi. Selama ini kita kesulitan survei orang kaya, satpamnya aja ada belasan, belum lagi anjingnya. Ini salah satu tantangan kita," kata Ani.
Sehingga peciptaan lapangan kerja baru adalah hal yang krusial untuk mengurangi kesenjangan. Hal ini sesuai dengan tujuan pemerintah untuk menciptakan ekonomi berkeadilan dan memiliki elemen untuk membagi kesejahteraan.
"Anda bisa menjadi pahlawan nasional atau penjahat nasional. Yang harus Anda miliki adalah integritas, the ability to say no, ini memang tidak populer. Karena yang paling mudah adalah bilang yes, karena itu akan menyenangkan semua orang. Tapi kenyataan tidak seperti itu," katanya.
ADVERTISEMENT