Tahun Depan, Warga Jakarta Bayar Transportasi Umum Pakai Satu Kartu

6 September 2017 13:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Halte bis Trans Jakarta Harmoni. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Halte bis Trans Jakarta Harmoni. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Perhubungan telah sepakat menjalankan sistem pembayaran elektronik berbagai moda transportasi yang saling terintegrasi satu sama lainnya dengan hanya menggunakan satu kartu elektronik atau e-money card. Pelaksanaan sistem ini akan dimulai dari Ibu Kota Negara, DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pada akhir tahun 2017 telah terbentuk 2 sistem integrasi pembayaran elektronik moda transportasi atau Electronic Fair Collection (EFC) di Jakarta.
Pertama untuk sistem pembayaran transportasi yang dikelola BUMN seperti Commuter Line, DAMRI, Kereta Bandara. Kedua, menaungi transportasi di bawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta seperti Transjakarta, MRT dan LRT Jakarta.
"Target pembentukan dua EFC akhir tahun 2017. Sehingga uang elektronik bisa digunakan untuk berbagai moda transportasi di lingkungan yang interconnected," kata Agus, di Jakarta Convention Center, Rabu (6/9).
Meskipun kedua EFC telah selesai di akhir 2017, realisasi sistem integrasi pembayaran elektronik moda transportasi baru bisa dijalankan pada akhir 2018. Sebab, pengembangan sistem intergrasi pembayaran elektronik membutuhkan waktu cukup panjang hingga terwujudnya sistem pembayaran yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Di akhir 2018 EFC pertama dan kedua diharapkan saling terhubung dan terintegrasi penuh, juga terintegrasi dengan sistem jalan tol. Hal ini tentunya sejalan dengan pengembangan smart city di Jakarta dengan salah satu unsur yaitu smart mobility," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Siaful Hidayat mengapresiasi sistem integrasi pembayaran elektronik moda transportasi ini. Menurut dia, ini akan memudahkan masyarakat mengkases moda transportasi Jabodetabek. Sehingga masyarakat Jakarta lebih memilih menggunakan transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi.
"Ini merupakan upaya dalam melakukan suatu terobosan pengelolaan sistem transportasi khususnya di kawasan Jakarta. Mendukung kami (Pemprov DKI Jakarta) gencar mempromosikan transportasi publik di Jakarta secara paralel juga ada integrasi sistem transportasi antar moda," imbuh Djarot.
Sebagai informasi, berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Stastistik (BPS) DKI Jakarta jumlah kendaraan di Jakarta telah melampaui dari jumlah penduduk Jakarta yang mencapai 10,1 juta jiwa. Jumlah roda dua di Jakarta mencapai 13.9 juta unit dan roda 4 mencapai 3.5 juta unit.
ADVERTISEMENT