Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Susi dan Perum Perindo Akan Bahas Pembentukan Bulog Perikanan
29 Januari 2019 10:56 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pembentukan Bulog Perikanan ditargetkan bisa terealisasi pada tahun ini. Badan urusan logistik perikanan nasional ini nantinya bertugas untuk menjaga dan menyerap ikan dari nelayan agar harganya tidak jatuh di pasaran.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan membahas pembentukan Bulog Perikanan dengan Perum Perindo pada Rabu besok (30/1).
“Tanggal 30 ini Insyaallah (bertemu KKP). Salah satu agendanya membicarakan ini (Bulog Perikanan) dengan KKP,” kata Direktur Utama Perum Perindo, Risyanto Suanda, kepada kumparan, Selasa (29/1).
Adapun Perum Perindo rencananya yang akan menjadi Bulog Perikanan. Namun, Risyanto mengaku belum mengetahui detail pembentukan Bulog Perikanan tersebut karena belum ada pertemuan dengan KKP.
Sebagai perusahaan negara, Risyanto mengaku siap jika ditugaskan negara untuk menjadi bagian Perum Bulog. Selama ini, kata dia, Perum Perindo sudah menjalankan peran perusahaan seperti Perum Bulog. Hanya saja skalanya belum seluas perusahaan yang dipimpin Budi Waseso.
ADVERTISEMENT
Menurut Risyanto, sejauh ini, volume ikan yang diserap perusahaan dari nelayan atau ikan hasil panen dari budi daya masih terbilang kecil. Untuk penjualan ikan tahun lalu saja masih sekitar 41,6 ribu ton, ditambah hasil ikan budi daya menjadi 43,8 ribu ton.
Jumlah tersebut masih jauh dari total produksi ikan nasional di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, total produksi ikan nasional mencapai 12 juta ton ditambah rumput laut 11 juta ton.
"Ya tentu nantinya kalau diberikan kepercayaan oleh pemerintah kami siap. Di sistem logistik ini, sudah ada fungsi (seperti Bulog) seperti membeli ikan nelayan, menyimpan, dan mendistribusikannya. Hanya saja, volumenya belum banyak," jelas dia.
Meski begitu, Risyanto mengaku perusahaan punya nilai tawar yang tinggi sebagai salah satu perusahaan pelat merah di sektor perikanan untuk menjalankan tugas ini nantinya. Dia mengaku, Perum Perindo memiliki fasilitas kepelabuhanan yang terintergritas.
ADVERTISEMENT
Karena itu, kata dia, jika KKP jadi membentuk Bulog Perikanan, dia berharap pemerintah bisa mendukung dari segi pendanaan agar bisa berjalan dengan skala yang lebih besar lagi.
Dia menghitung, setidaknya, diperlukan dana minimal Rp 4 triliun untuk bisa menjalankan tugas ini dengan serapan ikan nelayan yang lebih besar lagi dari sekarang.
"Katakanlah konsumsi ikan 20 juta ton, 10 persennya sebagai buffering (stok cadangan). Dari 2 juta ton dikali average harga ikan Rp 20 ribu itu sama dengan Rp 40 triliun. Katakanlah dari Rp 40 triliun itu kapitalisasi modal 10 persen atau Rp 4 triliun. Jadi kita harus punya modal Rp 4 triliun untuk modal mirip Bulog level nasional," ujarnya.
ADVERTISEMENT