Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
4 Tips Bersosialisasi di Amerika Serikat
3 Maret 2019 0:33 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
Tulisan dari Anggarini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih ingat pepatah "lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya?"
ADVERTISEMENT
Ketika bersosialisasi, kita harus selalu ingat bahwa setiap negara dan bangsa punya adat kebiasaan yang berbeda.
Banyak dari kita yang sudah mengenal Amerika Serikat lewat seni dan pop culture. Mulai dari film Hollywood, musik Hip Hop, NBA, artis Andy Warholl, hingga pemenang nobel sastra Ernest Hemingway.
Namun, apakah kita benar-benar memahami karakter dan values (nilai) Amerika Serikat? Apa saja yang harus diperhatikan ketika bersosialisasi dengan orang-orang dari Negeri Paman Sam itu?
Berangkat dari pengalaman bertugas selama 3 tahun di KBRI Washington DC, berikut penulis bagi 4 tips praktis bersosialisasi di Amerika Serikat.
Orang Amerika Serikat mempunyai kebiasaan saling menyapa. Pertanyaan "how are you?" lazim digunakan untuk memulai pembicaraan. Namun jangan salah, pertanyaan tersebut tidak sepenuhnya ditujukan untuk menanyakan kabar. Jadi, hindari menjawab panjang lebar.
ADVERTISEMENT
Jawaban yang diharapkan biasanya hanya keterangan singkat, ucapan terima kasih dan pertanyaan yang sama kepada lawan bicara. Pertanyaan kabar umumnya dimaksudkan sebagai pembuka dan ice breaker, baik dalam komunikasi langsung atau tidak langsung via telepon dan email.
Meskipun orang Amerika cenderung tidak suka basa basi, pertanyaan kabar menunjukkan niat baik dan akan dihargai. Selain itu, sempatkan untuk selalu menyampaikan apreasiasi atas kesempatan bertemu di akhir pembicaraaan.
Ketika bertemu pertama kali, pilih topik pembicaraan yang ringan dan menarik. Beberapa pillihan, misalnya tentang cuaca dan olahraga.
Ramalan cuaca kerap digunakan sebagai panduan berpakaian atau menentukan rencana perjalanan. Bahkan di Washington DC, cuaca bisa menentukan apakah kantor pemerintah akan beroperasi atau tidak.
ADVERTISEMENT
Washington DC terkenal atas reaksi berlebihannya terhadap hujan salju. Padahal, rata-rata salju di DC cukup rendah (sekitar 0,4 meter), jika dibandingkan dengan Boston (1 meter), Chicago, (0,9 meter), atau New York (0,6 meter).
Namun, justru karena alasan tersebut dan jarangnya frekuensi badai salju, Pemerintah Amerika Serikat tidak menginvestasikan cukup pekerja dan peralatan untuk membersihkan salju di DC.
Ketika terjadi salju lebat, pemerintah cenderung lamban membersihkan jalan-jalan. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang dan ditundanya jam operasional atau ditutup sementaranya kantor-kantor pemerintah.
Topik olahraga juga tidak kalah menarik. Integrasi olahraga telah mengakar dalam budaya Amerika. Setidaknya, 40 persen anak-anak di Amerika Serikat rutin bermain sebagai bagian dari tim olahraga.
ADVERTISEMENT
Kegiatan menyaksikan olahraga, baik di liga college, profesional, maupun internasional, menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pasar olahraga di Amerika Serikat bernilai lebih dari USD 60 miliar pada tahun 2014. Tahun 2019, diperkirakan akan meningkat mencapai USD 73 miliar.
Bagi para penggemar olahraga, identifikasi diri dengan tim favorit bahkan lebih penting dari pekerjaan maupun kelompok sosial. Tidak heran, pembahasan tentang olahraga dan tim favorit dapat menjembatani perbedaan umur, ras, dan latar belakang.
Sebaiknya hindari pembicaraan tentang hal-hal pribadi seperti umur, agama, ras, dan pandangan politik, terutama ketika baru mengenal lawan bicara. Hal ini setidaknya terkait dengan 2 nilai utama Amerika Serikat, yaitu kebebasan (independence) dan kesetaraan (equality).
ADVERTISEMENT
Sebagai negara multi-kultural, Amerika Serikat sangat menghargai konsep individualisme dan cenderung tidak mengasosiasikan pengaruh agama, ras, dan pandangan politik dalam kehidupan pribadi.
Demikian halnya dengan prinsip kesetaraan. Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat menyatakan bahwa seluruh manusia diciptakan setara, terlepas dari ras, agama, pandangan politik maupun status sosial.
Amerika Serikat juga mempunyai afinitas tersendiri terhadap kebenaran politik atau political correctness. Istilah ini didefinisikan sebagai penghindaran ekspresi atau perilaku yang dipersepsikan untuk mengecualikan, memarjinalisasi, atau menghina kelompok masyarakat yang secara sosial dirugikan atau terdiskriminasi baik dalam hal gender, ras, budaya, dll.
Dalam kenyataannya, political correctness sulit untuk benar-benar dipraktekkan. Karena itu, lebih baik menghindari pembahasan topik-topik yang bersifat pribadi dan sensitif.
Orang Amerika Serikat kadang dipersepsikan sebagai individu yang egois, agresif, dan kurang sopan. Namun, harus dipahami bahwa persepsi ini timbul akibat perbedaaan pendekatan komunikasi yang dipengaruhi oleh budaya keterbukaan dan transparansi.
ADVERTISEMENT
Orang Amerika Serikat cenderung tidak nyaman dengan pendekatan komunikasi tidak langsung. Bahasa tubuh dianggap sebagai sesuatu yang membingungkan. Pembicaraan dalam bahasa sederhana dan langsung pada pokok pembicaraan akan jauh lebih efektif.
Terinspirasi oleh prinsip kesetaraan, budaya Amerika lebih mengedepankan pendekatan informal. Networking atau pertemuan bisnis lazim dilakukan di sela-sela sarapan, makan siang, makan malam atau sekedar minum kopi bersama.
Dalam banyak kasus, pertemuan-pertemuan informal semacam ini justru terbukti lebih ampuh meningkatkan hubungan baik dan kepercayaan.
Demikian 4 tips praktis bersosialisasi di Amerika Serikat. Selamat mencoba.