Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Berburu Kuliner Asia di Ibu Kota Amerika Serikat (1)
15 Maret 2019 19:02 WIB
Diperbarui 25 Maret 2019 11:24 WIB
Tulisan dari Anggarini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lahir dan besar di Semarang, saya terbiasa dengan makanan jawa dan Peranakan. Dibandingkan makanan Jogja yang cenderung manis, integrasi budaya Cina membuat makanan Semarang lebih bernuansa fusion dan didominasi rasa gurih.
Meskipun sudah seringkali berpindah tempat tinggal, ternyata lidah saya masih belum bisa move on dari selera asal. Berpegangan pada ungkapan Virginia Wolf "one cannot think well, love well, and sleep well if one has not dined well", di sela-sela pekerjaan saya sebagai Diplomat di KBRI Washington DC, saya punya misi khusus berburu kuliner Asia.
Karena sebagian besar waktu makan saya lewatkan di kantor, maka jarak jadi salah satu pertimbangan penting. Selain tentu saja faktor rasa dan keterjangkauan harga. Untungnya, KBRI Washington DC terletak di kawasan Dupont Circle yang populer dengan deretan kafe, restoran, dan bar. Jadi saya punya banyak opsi.
ADVERTISEMENT
Untuk mempermudah kategorisasi, rekomendasi restoran ini akan saya bagi menjadi dua yaitu tempat makan pribadi dan tempat makan jamuan. Tempat makan pribadi tentunya lebih bersifat memenuhi kebutuhan personal atas rasa, harga, dan jarak. Sedangkan untuk tempat makan jamuan saya menambahkan aspek kenyamanan dan kepantasan.
Berikut rekomendasi saya soal restoran Asia di Amerika:
Alamat: 2020 P St NW, Washington, DC 20036, USA
Kisaran harga: 11-15 USD
Rekomendasi menu: Indonesian fried rice
Menu lain: kung pao chicken, general tso’s chicken, szechuan string beans, dl
Interior di rumah makan ini sederhana. Hanya ada meja, kursi, dan tempat dispenser. Dynasty memang lebih dirancang lebih sebagai gerai take away. Di sini juga tidak ada pelayan. Mirip resto fastfood, konsep pemesanannya pun sangat efisien. Langsung datang ke counter untuk pesan menu dan bayar. Tidak perlu menunggu lama, makanan akan siap dalam waktu 5-10 menit.
Menu yang harus dicoba dari Dynasti adalah Indonesian fried rice atau nasi goreng Indonesia. Tekstur, warna, dan rasanya cukup mirip dengan nasi goreng rumahan di Indonesia. Bahkan nasi goreng ini juga dilengkapi taburan bawang goreng. Kita juga bisa memilih campuran ayam, daging sapi, atau seafood.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, ada beberapa hal yang terasa kurang otentik. Nasi goreng Dynasti menggunakan bawang bombay untuk menggantikan aroma dan rasa manis tumisan bawang merah. Selain itu, nasi goreng ini juga cenderung lebih berminyak karena menggunakan minyak cabe dan bukan sambal ulek sebagai bumbu dasar.
Terlepas dari kekurangannya, nasi goreng Indonesia ala Dynasti ini patut diacungi jempol. Karena behasil menciptakan paduan rasa yang berani dan berbumbu. Jauh dari rasa khas nasi goreng China yang terlalu “ringan” bagi lidah Indonesia.
Alamat: 2020 P St NW, Washington, DC 20036, USA
Kisaran harga: 6-20 USD
Rekomendasi menu: vegetarian dumpling, beef noodle soup
Menu lain: chilly chicken, scallion pancake , xiao long bao, dll
ADVERTISEMENT
Sesuai namanya, dumpling adalah hidangan favorit pengunjung di restoran ini. Kualitas dan kesegaran dari dumpling-nya tidak perlu dipertanyakan karena dibuat langsung dari bahan dasar (made from scratch).
Yang menarik, meskipun hidangan andalan /signature dish dari restoran ini adalah dumpling daging babi cincang dan daun ketumbar, banyak juga pengunjung yang memesan adalah dumpling sayuran, termasuk saya. Padahal saya bukan vegetarian dan ada banyak opsi lain seperti dumpling ayam atau sapi.
Dumpling sayuran disini istimewa karena isian sawi putih, daun bawang, dan jamur cincang terasa kress dan fresh. Bumbu bawang putih dan minyak wijennya membuat rasa sayuran jadi lebih gurih. Cocolan saos dumpling-nya juga ringan dan segar, paduan kecap asin, cuka, minyak wijen, dan bawang putih cincang.
Menu lain yang harus dicoba dari restoran ini adalah beef noodle soup atau mi sapi kuah. Jenis mi yang digunakan mirip mee pok* atau fettucine (pasta lebar), teksturnya kenyal dan agak lebar. Kuahnya bening dan kaya dengan rasa sari tulang sapi. Daging sengkel sapinya empuk dan lembut, lumer di mulut. Mi juga dilengkapi dengan baby pok choi yang crunchy. Disajikan panas-panas, mi sapi kuah ini cocok sebagai penghangat badan pada musim dingin.
Untuk rekomendasi kuliner Asia lainnya akan saya tuliskan pada tulisan berikutnya. Nantikan ya!
ADVERTISEMENT
* Mee pok adalah jenis mi China yang berbentuk lebar dan berwarna kuning. Karakter dari mie ini elastis dan kenyal atau al dente (tingkat kematangan pas, tidak mentah tapi tidak lembek)