Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Permainan Tradisional Punah? Gen Alpha dan Dunia Digitalnya
10 Juni 2024 17:42 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Angger Joyo Neng Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teknologi telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita, termasuk cara anak-anak bermain. Generasi terbaru, yang dikenal sebagai Gen Alpha, tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dari pendahulu mereka. Di era digital ini, permainan tradisional tampaknya mulai terpinggirkan. Apakah ini berarti permainan tradisional akan punah? Artikel ini akan membahas fenomena tersebut dan dampaknya terhadap Gen Alpha.

Permainan tradisional memiliki sejarah panjang yang mencerminkan kekayaan budaya dan sosial suatu masyarakat. Misalnya, congklak, yang dikenal dengan berbagai nama di seluruh Nusantara, merupakan permainan yang mengajarkan strategi dan kesabaran. Petak umpet mengajarkan keterampilan bersembunyi dan mencari, serta kelereng yang mengasah ketepatan dan konsentrasi. Permainan ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti kerjasama, kejujuran, dan ketangkasan. Pada masa Gen Z, anak-anak menghabiskan waktu di luar rumah, berinteraksi langsung dengan teman-teman sebaya, dan belajar banyak hal dari permainan tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun berbeda dengan gen alpha yang lahir setelah tahun 2010, mereka dikenal sebagai digital natives sejati. Mereka tumbuh dalam lingkungan di mana gadget dan internet merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Cara mereka berinteraksi dengan dunia sangat berbeda, termasuk dalam hal permainan. Mereka lebih akrab dengan layar sentuh dan dunia maya daripada dengan mainan fisik atau aktivitas luar ruangan. Hal ini menciptakan perbedaan yang signifikan antara cara bermain anak-anak Gen Alpha dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih memilih bermain game mobile, aplikasi edukasi interaktif, atau menonton video di YouTube daripada bermain congklak atau petak umpet.
Dominasi Dunia Digital
Gadget dan internet memainkan peran besar dalam kehidupan Gen Alpha. Permainan digital seperti Mobile Legends, Free Fire, dan PUBG Mobile menjadi pilihan utama mereka. Game-game ini tidak hanya menawarkan hiburan tetapi juga kesempatan untuk berkreasi dan berinteraksi dengan pemain lain di seluruh dunia. Media sosial dan platform video seperti YouTube dan TikTok juga mempengaruhi cara mereka bermain dan belajar. Misalnya, banyak anak yang menonton video tutorial tentang cara bermain game atau mengikuti tantangan yang sedang tren di media sosial. Pengaruh dunia digital ini begitu besar sehingga seringkali mengurangi minat anak-anak terhadap permainan tradisional.
ADVERTISEMENT
Dampak Perubahan Pada Gen Alpha
Perubahan dari permainan tradisional ke digital membawa banyak manfaat, seperti peningkatan keterampilan digital, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah. Game digital dapat mengasah keterampilan kognitif dan memungkinkan anak-anak untuk belajar secara interaktif. Selain itu, permainan digital membuka kesempatan untuk globalisasi dan interaksi sosial online mereka. Anak-anak dapat dengan mudah berhubungan dengan teman-teman dari berbagai belahan dunia, memperluas wawasan mereka tentang berbagai budaya dan kebiasaan. Dunia digital juga menawarkan akses ke beragam informasi dan sumber daya edukatif yang tak terbatas, mendukung perkembangan intelektual dan pengetahuan anak-anak secara lebih luas. Namun, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan, seperti kurangnya aktivitas fisik yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, berkurangnya interaksi sosial tatap muka yang penting untuk pengembangan keterampilan sosial, kecanduan gadget yang bisa mengganggu keseimbangan antara waktu bermain dan belajar, serta risiko paparan konten negatif yang dapat.
ADVERTISEMENT
Meskipun dunia digital mendominasi, upaya untuk melestarikan permainan tradisional terus dilakukan. Beberapa inisiatif yang telah diambil antara lain festival permainan tradisional, yang menjadi ajang untuk memperkenalkan kembali permainan ini kepada anak-anak. Integrasi permainan tradisional dalam kurikulum sekolah juga merupakan langkah penting. Misalnya, di beberapa sekolah, pelajaran olahraga mencakup sesi bermain permainan tradisional. Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam menjaga keberadaan permainan tradisional. Orang tua dapat mengenalkan permainan ini kepada anak-anak mereka di rumah, dan komunitas dapat mengadakan acara rutin yang menampilkan permainan tradisional.
Perubahan dari permainan tradisional ke digital adalah fenomena yang tak terhindarkan di era modern ini. Namun, keseimbangan antara kedua jenis permainan ini penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya tetap terjaga dan anak-anak dapat tumbuh dengan baik di dunia modern. Dengan kombinasi permainan tradisional dan digital, anak-anak dapat menikmati manfaat dari keduanya. Mari kita terus menjaga dan melestarikan permainan tradisional, sambil tetap mengadaptasi teknologi modern untuk mendukung perkembangan anak-anak kita.
ADVERTISEMENT
Angger Joyo Neng Kusuma, mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Universitas Airlangga.