Konten dari Pengguna

Keseharian Pedagang Buah di Pasar Sarang Kabupaten Rembang

Anggi Anggarani
Mahasiswi Institut Pertanian Bogor
15 Maret 2022 21:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggi Anggarani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pedagang Buah di Pasar Sarang Kabupaten Rembang (Foto: Anggi Anggarani)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang Buah di Pasar Sarang Kabupaten Rembang (Foto: Anggi Anggarani)
ADVERTISEMENT
Bogor – Siti Kayanah (58 tahun) akrab di sapa Mbah Yanah oleh pelanggannya merupakan seorang pedagang buah di Pasar Sarang Kabupaten Rembang. Pasar Sarang merupakan pasar tradisional yang menjual berbagai kebutuhan hidup masyarakat seperti, kebutuhan pokok, sayur-mayur, buah-buahan, kebutuhan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Kesehariannya tidaklah lepas dari berdagang buah di pasar.
ADVERTISEMENT
Bangun lebih awal dan memulai hari sebelum matahari terbit sudah menjadi rutinitas. Setiap hari ia bangun pukul tiga pagi, dilanjut dengan bersiap diri untuk pergi ke Pasar Lasem untuk berbelanja buah-buahan yang akan dijual lagi di Pasar Sarang.
Transportasi umum seperti bus mini menjadi kendaraan yang digunakan para pedagang untuk pergi ke Pasar Lasem. Alasan mengapa ia memilih Pasar Lasem sebagai tempat untuk membeli buah-buahan dikarenakan harga yang murah, kualitas dari buah-buahannya, serta yang paling penting karena dekat dengan rumah.
Pedagang buah mulai mencari buah-buahan yang akan diperjualbelikan di Pasar Sarang saat tiba di Pasar Lasem. Saat di pasar ia bertemu dengan banyak orang yang berlalu lalang untuk membeli buah-buahan seperti dirinya. Wanita tua itu sangat akrab dengan orang-orang yang berada di Pasar Lasem dikarenakan ia sudah puluhan tahun berbelanja kebutuhan usahanya di sana.
ADVERTISEMENT
Adzan subuh berkumandang, ia sudah menyelesaikan kegiatannya dalam memilih buah-buahan. Ia merapikan buah-buahan yang telah dibelinya ke dalam bus mini untuk menuju Pasar Sarang. Walaupun sibuk dengan kegiatan yang dilakukan di Pasar Lasem, ia tidak lupa untuk menjalankan kewajibannya dengan melakukan sholat subuh di masjid yang ada di pasar tersebut.
Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukannya di pasar, ia tetap harus menjaga kesehatan dengan tidak melupakan sarapan pagi dan minum vitamin setiap harinya. Setelah melakukan rutinitas pagi ia melanjutkan dengan sarapan di warung langganannya yang bernama Warung Barokah. Salah satu makanan kesukaannya di warung tersebut yaitu nasi pecel. Ia mengungkapkan bahwa nasi pecel yang di warung tersebut sangat enak dan pas di lidahnya. Selain itu, harga yang murah dan porsi yang banyak menjadikan itu salah satu alasan yang kuat ia menyukainya.
ADVERTISEMENT
Pukul enam pagi Mbah Yanah bersama dengan pedagang yang lainnya berangkat menuju Pasar Sarang. Ia mengawali aktivitas kegiatan jualannya dengan membersihkan tempat yang akan digunakan untuk berjualan dan merapikan buah-buahannya. Terkadang dalam merapikan buah-buahan ia membutuhkan bantuan tukang pangkul yang ada di pasar. Ia tidak memiliki karyawan khusus untuk membantunya dalam berjualan dan melakukan segala sesuatu dalam berjualan sendiri.
Hari masih terbilang cukup pagi, para pengunjung sudah mulai berdatangan untuk membeli kebutuhan sehari-harinya di Pasar Sarang. Mbah Yanah sangat bersemangat mengawali kegiatan berjualannya dengan menawarkan buah-buahan yang ia jual sambil berteriak “Ayo dibeli buahnya, murah murah murah, ada buah semangka, jeruk, apel, melon masih segar”.
Disela-sela berjualan, ketika pasar sepi ia menyempatkan untuk membaca al-quran. Menurutnya hidup ini tidak melulu tentang uang, kita juga harus menyiapkan bekal untuk diakhirat nanti. Pandangan orang di pasar terhadap Mbah Yanah sangat positif. Ia terlihat sangat ceria di usia yang tidak lagi muda. Selain itu, ia juga sering membantu pedagang yang lain.
ADVERTISEMENT
Adzan dzuhur berkumandang menandakan waktunya untuk sholat zuhur dan kembali ke rumah setelah berjualan. Ia dan pedagang yang lainnya pulang ke rumah menggunakan transportasi umum seperti sebelumnya saat berangkat, yaitu menggunakan bus mini. Setelah sampai rumah ia membersihkan diri dan bersiap untuk istirahat.
Usia yang tidak lagi muda dan memiliki tubuh yang tidak sehebat dulu, ia membutuhkan istirahat yang cukup agar ia tidak jatuh sakit karena kelelahan menjalani aktivitas setiap harinya. Di sela-sela istirahatnya ia pasti bermain dengan cucunya. Meskipun harinya cukup berat, ia tidak bisa hanya berdiam diri di rumah menikmati masa tuanya. Ia berkata “Jika saya kebanyakan di rumah yang ada badan saya sakit semua, maka dari itu saya menikmati hari-hari saya berjualan di pasar dan bertemu banyak orang yang membuat saya bahagia”.
ADVERTISEMENT