Ani .jpg

Melepas Memo di Pengujung Ramadhan

Anggi Kusumadewi
Kepala Liputan Khusus kumparan. Enam belas tahun berkecimpung di dunia jurnalistik.
3 Juni 2019 11:53 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ani Yudhoyono beserta keluarga. (Foto: Facebook Ani Yudhoyono)
zoom-in-whitePerbesar
Ani Yudhoyono beserta keluarga. (Foto: Facebook Ani Yudhoyono)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Annisa Pohan menuliskan kalimat itu di akun Instagram-nya pada 31 Mei 2019, bersama unggahan fotonya bersama Ani Yudhoyono dalam balutan kebaya hitam, sehari sebelum sang mertua berpulang ke dekapan Yang Kuasa.
Jumat itu, sejak pagi jagat maya bertebar kabar tentang kondisi kesehatan Ani yang memburuk. Malam harinya, sejumlah kader Demokrat menyebar petikan surat Al-Baqarah ayat 255, atau yang kita kenal sebagai Ayat Kursi—ayat teragung Alquran menurut satu hadis.
Allah! Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia Yang Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tak terlena, pula tak pernah tidur. Kepunyaan-Nya-lah segala yang ada di langit dan bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat (pertolongan) di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui segala yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka; dan mereka tak akan mampu sedikit pun menguasai ilmu Allah kecuali yang dikehendaki-Nya. Singgasana Allah meliputi langit dan bumi, dan Ia tiada merasa berat menjaga keduanya. Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.
ADVERTISEMENT
Kerabat dan sahabat di lingkaran keluarga Susilo Bambang Yudhoyono tampak mengantisipasi andai hal terburuk terjadi, dan demikianlah ketetapan Tuhan berlaku: Ani Yudhoyono mengembuskan napas terakhir 1 Juni pukul 11.50 waktu Singapura, sebulan sebelum ulang tahunnya yang ke-67.
SBY, AHY, Ibas, dan Aira di sisi peti jenazah Ani Yudhoyono. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Tak perlu pengamatan mendalam untuk mengetahui betapa patah hatinya SBY. Presiden ke-6 RI dan Ketua Umum Demokrat itu tak dapat menyembunyikan tangisnya ketika pelayat berdatangan.
Hal serupa terlihat pada kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Berdiri bertiga bersama SBY saat konferensi pers, mata mereka merah dan sembap menahan tangis.
Sang menantu, Annisa, tak kurang patah hatinya. Lewat tengah malam ketika jenazah Ani telah disemayamkan di rumah duka Cikeas, ia mengunggah video Memo—panggilan sayang keluarga untuk Ani Yudhoyono—beserta caption nan sendu.
ADVERTISEMENT
Annisa memang tampak dekat dengan sang mertua. Pada 16 Mei, saat Ani Yudhoyono diizinkan dokter keluar kamar barang sejenak, Annisa terlihat menemani bersama SBY. Foto-foto mereka berkeliling National University Hospital diunggah Ani di media sosial diiringi untaian ucapan syukur.
Alhamdulillah, setelah 3 bulan tidak menghirup udara segar, hari ini saya diperkenankan dokter keluar ruangan untuk melihat hijaunya daun, birunya langit, dan segarnya udara walau hanya 1-2 jam. Terima kasih ya Allah.... Semoga kesehatanku semakin pulih. Mohon doa teman-teman semua.
Seperti Ani, Annisa mengunggah kebersamaan mereka di Instagram-nya dalam bentuk video disertai doa.
Pada bulan pertama masuk rumah sakit, Ani pun mengunggah foto bersama Annisa disertai caption “Suster Annisa sudah datang…”
ADVERTISEMENT
Rasa sayang juga diperlihatkan Siti Ruby Aliya Rajasa, istri Ibas Yudhoyono. Ia terbang berkala ke Singapura untuk ikut menjaga Ani. Pada salah satu unggahan di Instagram-nya, misal, Aliya bercerita tengah menemani sang mertua berlatih berjalan.
Semasa Ani Yudhoyono menjalani perawatan, Aliya dan Annisa memang kerap bergantian mendampingi. Mereka tampak mengatur jadwal sedemikian rupa, dan jadi terbiasa berkelakar menjuluki diri “suster”.
Kedekatan Annisa-Aliya dengan Ani tak mengherankan bila melihat perhatian yang diberikan sang mertua pada keduanya. Pada hari ulang tahun Annisa dan Aliya, misalnya, Ani biasa mengunggah foto mereka di medsos diiringi ucapan selamat dan doa. Hal serupa ia lakukan kala sang cucu berulang tahun.
Kehangatan hubungan antara mertua dan menantu itu setidaknya sedikit banyak jadi cermin kerekatan ikatan emosional keluarga itu.
ADVERTISEMENT
Keluarga Yudhoyono sesungguhnya menaruh harapan besar akan kesembuhan Ani, sebab kondisi sang memo menunjukkan perkembangan positif pada pertengahan Mei.
Menurut SBY, saat itu jumlah sel kanker dalam tubuh Ani berkurang drastis. Itu sebabnya Ani diperbolehkan menghirup udara segar di lingkungan rumah sakit pada 16 Mei, bahkan diizinkan keluar dari RS meski hanya beberapa jam pada 20 Mei.
Tak dinyana, sepekan kemudian sel-sel kanker di tubuh Ani kembali mengganas. Jumlah sel yang menyerang pembuluh darah itu meningkat tajam, sampai-sampai tim dokter kewalahan.
Ani Yudhoyono kembali ke pangkuan Ilahi di bawah tatapan mata keluarga yang ia sayangi, hanya empat hari menjelang Idul Fitri. Sang putri prajurit akhirnya mengistirahatkan sayap-sayapnya.
Pada malam ganjil Ramadhan, 1 Juni 2019, jasad Ani diangkut pesawat militer C-130 Hercules kembali ke Indonesia. Sepanjang perjalanan udara dua jam dari Singapura itu, SBY, AHY, dan Ibas terus berada di sisi peti jenazah. Raut wajah tiga lelaki Yudhoyono itu digurati duka mendalam yang tak sirna meski hari berganti.
ADVERTISEMENT
Tanpa Memo sebagai sumbu keluarga, semua tak lagi sama. Bagi mereka, Memo adalah satu di antara sejuta. Dan Lebaran tahun ini akan jadi berbeda bagi keluarga Yudhoyono.
Ani Yudhoyono dan keluarga. (Foto: Facebook Ani Yudhoyono)
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten