Konten dari Pengguna

Siluman Langit

Anggi Kusumadewi
Kepala Liputan Khusus kumparan. Enam belas tahun berkecimpung di dunia jurnalistik.
5 Oktober 2019 21:51 WIB
clock
Diperbarui 6 Maret 2021 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggi Kusumadewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. (Pixabay)
ADVERTISEMENT
Perempuan itu menarik selimut lemur Separuh kelopak matanya bersaput mimpi Ia tak mau buru-buru bangkit berdiri Ini hari libur dan ia ingin menyambung tidur
ADVERTISEMENT
Pagi telah mengetuk pintu, ia tahu Sinar mentari akan menerobos masuk, ia tahu Tapi hantu-hantu malam masih erat mendekap dan arwah-arwah kesasar terus membelai membekap
Subuh pun berakhir hening sebelum cakrawala dibelah raungan bising yang membikin gerombolan dedemit tercerai-berai dan beringsut sembunyi ke dalam ngarai
Perempuan itu sontak melompat bangkit Ia menyibak tirai dengan sekali sentakan memandang nyalang ke lengkung langit mencari-cari sumber bunyi sangkakala setan
Ia melihat satu titik bergerak cepat di angkasa diiringi gemuruh dan tamparan angin kencang Seketika helai-helai rambut runcingnya berkibar memanjang seolah hendak membelit-menusuk leher para lelaki pemangsa
Sedetik kemudian, ia bersemuka dengan sang penerbang yang duduk tenang di balik kemudi burung besi— siluman langit muasal segala huru-hara pagi pemusnah seribu mimpi dalam sekali terjang
ADVERTISEMENT
Perempuan itu memaku bola mata ke arah siluman langit dan penunggangnya terpesona lengking garang mereka yang menakutkan seisi neraka
Orang-orang mulai memekik ngeri kala ia menjangkah terali serambi di lantai lima lalu memijak udara kosong tanpa jeri menuju burung besi yang melayang di atas dermaga
Sirene mobil polisi lembut berdengung Seruan-seruan panik perlahan terhenti Langkah perempuan itu tak bisa dibendung Ia kadung jatuh cinta lagi
Oktober 2019
***
Lemur: arwah gelisah dalam mitologi Romawi