Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Siluman Langit
5 Oktober 2019 21:51 WIB
Diperbarui 6 Maret 2021 14:10 WIB
Tulisan dari Anggi Kusumadewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perempuan itu menarik selimut lemur
Separuh kelopak matanya bersaput mimpi
Ia tak mau buru-buru bangkit berdiri
Ini hari libur dan ia ingin menyambung tidur
ADVERTISEMENT
Pagi telah mengetuk pintu, ia tahu
Sinar mentari akan menerobos masuk, ia tahu
Tapi hantu-hantu malam masih erat mendekap
dan arwah-arwah kesasar terus membelai membekap
Subuh pun berakhir hening
sebelum cakrawala dibelah raungan bising
yang membikin gerombolan dedemit tercerai-berai
dan beringsut sembunyi ke dalam ngarai
Perempuan itu sontak melompat bangkit
Ia menyibak tirai dengan sekali sentakan
memandang nyalang ke lengkung langit
mencari-cari sumber bunyi sangkakala setan
Ia melihat satu titik bergerak cepat di angkasa
diiringi gemuruh dan tamparan angin kencang
Seketika helai-helai rambut runcingnya berkibar memanjang
seolah hendak membelit-menusuk leher para lelaki pemangsa
Sedetik kemudian, ia bersemuka dengan sang penerbang
yang duduk tenang di balik kemudi burung besi—
siluman langit muasal segala huru-hara pagi
pemusnah seribu mimpi dalam sekali terjang
ADVERTISEMENT
Perempuan itu memaku bola mata
ke arah siluman langit dan penunggangnya
terpesona lengking garang mereka
yang menakutkan seisi neraka
Orang-orang mulai memekik ngeri
kala ia menjangkah terali serambi di lantai lima
lalu memijak udara kosong tanpa jeri
menuju burung besi yang melayang di atas dermaga
Sirene mobil polisi lembut berdengung
Seruan-seruan panik perlahan terhenti
Langkah perempuan itu tak bisa dibendung
Ia kadung jatuh cinta lagi
Oktober 2019
***
Lemur: arwah gelisah dalam mitologi Romawi