Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sukarno, Tak Pernah Rikuh dengan Seni Telanjang
14 Maret 2017 17:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Jika sebagian masyarakat Indonesia jengah melihat ketelanjangan, termasuk dalam seni rupa, tak demikian dengan presiden pertama mereka, Sukarno. Lelaki penggemar seni itu amat familier dan tak rikuh dengan ketelanjangan.
ADVERTISEMENT
Tengok saja Istana Kepresidenan Bogor yang dulu sempat menjadi kediamannya --yang kini ditinggali Jokowi. Patung perempuan telanjang bertebaran di mana-mana, dari dalam ruangan sampai halaman Istana.
Bukan cuma patung telanjang yang menghiasi hidup Sukarno, tapi juga lukisan telanjang. Salah satu lukisan telanjang (atau semitelanjang) kesayangan sang Presiden ialah Ni Pollok karya Adrien-Jean Le Mayeur de Merres, pelukis Belgia yang menetap di Denpasar, Bali.
Ni Pollok tak lain ialah istri Le Mayeur. Ia penari Bali terkenal pada masanya, sekitar tahun 1930-an. Sosok eksotisnya lantas diwujudkan Le Mayeur --yang terpana saat melihat Ni Pollok menari legong di depan matanya-- dalam sapuan kuas di atas kanvas.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma satu lukisan Ni Pollok yang dihasilkan Le Mayeur. Lukisan-lukisan itu dipamerkan di Singapura dan menuai sukses besar, bahkan membuat warga dunia makin penasaran ingin datang ke Bali.
Salah satu lukisan Ni Pollok itulah yang kemudian dimiliki Sukarno --yang juga berteman dengan sang model dan suaminya, Le Mayeur. Sukarno pun menjadi salah satu kolektor lukisan La Mayeur.
Lukisan Ni Pollok yang ia punyai menggambarkan sang penari tengah berbaring dalam kondisi tanpa penutup dada alias semitelanjang. Ketelanjangan bagi seorang perempuan Bali saat itu tak luar biasa. Wajar saja.
“Aku marah! Marah besar! Aku pikir para pemuda revolusioner bisa fasih bicara kesenian. Sontoloyo! Kalau pemuda tidak paham kesenian, apa yang kalian pahami tentang wanita telanjang? …. Lukisan atau patung wanita telanjang tidak ada hubungannya dengan moral dan agama. Tidak setiap ketelanjangan adalah amoral,” kata Soekarno.
ADVERTISEMENT
Tunggu dulu. Itu bukan sungguh-sungguh amukan Sukarno kepada para pemuda revolusioner, melainkan kutipan cerita pendek berjudul Si Denok karya Danarto, sastrawan Indonesia peraih Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta 1982 dan penerima Achmad Bakrie Awards bidang kesustraaan 2009.
Jadi percakapan Sukarno di atas fiktif. Namun Si Denok tak sepenuhnya tokoh rekaan yang diambil dari alam raya imajinasi Danarto. Sang pengarang mengambilnya dari nama patung perempuan telanjang yang ada di Istana Bogor.
Wajah Si Denok konon diambil dari rupa seorang perempuan muda bernama Ara, anak pegawai Istana Bogor. Sementara pahatan tubuh si Denok mengambil model tubuh putri Ernest Dezentje, pelukis lanskap alam kelahiran Jatinegara Jakarta yang berayahkan seorang Belanda keturunan Prancis dan beribukan perempuan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut laman Digital Archive of Indonesian Contemporary Art , Dezentje ialah seorang pelukis otodidak. Ia anggota Bataviasche Kunstkring, yaitu lingkar seni seniman-seniman Belanda di Hindia Belanda.
Istimewanya, setelah Indonesia merdeka, Dezentje memilih menjadi warga negara Indonesia. Karyanya juga dikoleksi Sukarno, dan dipilih sang Presiden untuk dihadiahkan kepada kepala negara sahabat, Presiden Yugoslavia Joseph Broz Tito.
Patung Si Denok dibuat oleh seniman Solo kesayangan Sukarno bernama Trubus. Namun Trubus hilang ditelan gejolak politik di awal Orde Baru. Ia lenyap justru saat hendak diselamatkan Sukarno.
“Presiden Sukarno terkenal sebagai penggila seni, karena itu Istana Bogor dipenuhi berbagai karya seni bernilai tinggi,” demikian tulis website resmi Presiden Republik Indonesia, presidenri.go.id .
Patung-patung perempuan telanjang termasuk di antara karya seni yang digemari Sukarno. Masih menurut laman Presiden RI itu, terdapat 216 patung, 448 lukisan, dan 196 keramik yang tersebar di Istana Bogor dan tersimpan di Museum Istana Bogor.
ADVERTISEMENT
Kecintaan Sukarno pada seni pula yang membuatnya kenal dengan banyak pelukis. Ia memiliki pelukis-pelukis Istana. Di antara yang paling terkenal sudah tentu Basoeki Abdullah, maestro seni lukis Indonesia.
Karya-karya Basoeki Abdullah sang pelukis realis naturalis menghiasi Istana Negara dan dikoleksi para kolektor dari berbagai negara. Kekuatan tangan dan pikiran Basoeki amat terlihat ketika ia melukis perempuan-perempuan cantik.
Dengan Basoeki Abdullah mendampinginya, Sukarno mewujudkan gagasan dan kecintaannya atas seni. Keduanya amat klop.
Demikianlah sekelumit kisah tentang Sukarno dan seni, termasuk seni telanjang, yang amat melekat padanya.
Anda, tentu saja, tak mesti seperti Sukarno.
Dari berbagai sumber
Ingin mengintip lebih jauh tentang seni telanjang? Tengok di sini
ADVERTISEMENT