Terumbu Karang Dilindas Kapal Pesiar, 3 Kementerian ke Raja Ampat

13 Maret 2017 13:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kapal pesiar Caledonian Sky (Foto: noble-caledonia.co.uk)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal pesiar Caledonian Sky (Foto: noble-caledonia.co.uk)
Dugaan kerusakan terumbu karang di wilayah perairan Pulau Kri, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, ditanggapi serius oleh pemerintah Indonesia. Terumbu karang atau koral di kawasan itu sebelumnya dilaporkan rusak terlindas kapal pesiar asal Inggris, Caledonian Sky, yang sempat kandas di sana.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, tiga kementerian langsung mengirim tim ke Raja Ampat untuk melakukan investigasi. Ketiga kementerian itu adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Saat ini tim Kemenko Maritim, KKP, dan KLHK ada di lokasi. Kami akan berkoordinasi lintas sektor, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” kata Fatma Puspitasari, Humas Kemenko Maritim, kepada kumparan (kumparan.com), Senin (13/3).
Secara terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi Tyo mengatakan, tim kementeriannya masih mengumpulkan data terkait dugaan kerusakan koral tersebut di Raja Ampat.
“Hari ini kami akan rapat. Tim masih di Raja Ampat. Detailnya kami paparkan dua hari lagi,” kata Brahmantya. Tim KKP dikirim sejak dua hari lalu, Sabtu (11/3).
ADVERTISEMENT
Rapat juga digelar Kemenko Maritim sore ini untuk membahas kerusakan terumbu karang Raja Ampat, dipimpin Pelaksana Tugas Sekretaris Menko Maritim Ridwan Djamaluddin.
Terumbu karang memutih dan rusak. (Foto: Facebook: Norm Van't Hoff)
zoom-in-whitePerbesar
Terumbu karang memutih dan rusak. (Foto: Facebook: Norm Van't Hoff)
Tim dari tiga kementerian menelusuri seberapa luas dan seberapa parah kerusakan yang terjadi pada ekosistem terumbu karang Raja Ampat, termasuk jenis koral apa saja yang rusak. (Lihat: )
Jenis terumbu karang rusak dan luas wilayah kerusakan akan menentukan penanganan yang perlu dilakukan, dan berapa lama pemulihan berlangsung.
“Untuk tahu berapa lama terumbu karang yang rusak dapat pulih, harus diketahui jenis koral dan habitat yang terdampak. Misal apakah yang rusak itu soft coral atau hard coral. Paling cepat, kalau pakai koral artifisial dengan ditancapkan ke dasar laut, paling cepat tumbuh 5 sentimeter per tahun,” kata Brahmantya.
ADVERTISEMENT
Kerusakan koral di Raja Ampat itu sebelumnya diabadikan oleh beberapa orang, diunggah melalui akun pribadi mereka di media sosial, dan dengan cepat menyebar di jagat maya.
Hugo Mattsson yang sedang berada di Raja Ampat misalnya “melaporkan langsung” kronologi kejadian tersebut via akunnya di media sosial.
Sembilan hari lalu, Sabtu (9/3), ia menuliskan di Facebook-nya, “Today around 2pm Indonesian time, the 90 metre long cruising ship MS Caledonia Sky drove onto a reef and got stuck. It was right on a dive site called cross-over in Raja Ampat, considered being one of the most marine biodiverse areas in the world. The cause of this stupid incident is still unknown but a 20 metre cut through the reef have destroyed thousands of corals and will take a few decades to recover.”
ADVERTISEMENT
Beberapa dekade lebih. Itulah waktu yang disebut Mattson --yang pada akunnya tertulis berprofesi sebagai produser-- diperlukan bagi terumbu karang Raja Ampat itu untuk pulih.
Proses dan waktu lama itu tak dipungkiri oleh KKP. “Memang bisa satu dekade lebih, tergantung bagaimana rusaknya, apakah terpotong misal, dan seberapa luas kerusakannya. Kami tak bisa memperkirakan tanpa data, dan data masih dikumpulkan,” ujar Brahmantya.
Sebelumnya disebutkan, area kerusakan diperkirakan membentang 1.600 meter. Ini membuat Caledonian Sky banjir kritikan dari berbagai penjuru dunia.
Menurut laporan Cruise Critic, Caledonian Sky berangkat dari Pulau Britania Baru dekat Papua Nugini pada 25 Februari. Kapal pesiar berisi 114 orang itu berlayar mengitari perairan Papua sampai Manila, tepatnya hingga esok Selasa (14/3).
ADVERTISEMENT
Sial bagi koral Raja Ampat, Caledonian Sky “terjebak” persis di atas mereka, yakni di perairan dangkal Pulau Kri, pada 4 Maret. Evakuasi Caledonian oleh kapal penarik atau tugboat itulah yang diduga menyebabkan kerusakan pada terumbu karang.
Kri Island. (Foto: Instagram @thedaytravels)
zoom-in-whitePerbesar
Kri Island. (Foto: Instagram @thedaytravels)
Ricardo F. Tapilatu dari Pusat Riset Sumber Daya Kelautan Pasifik, Universitas Papua, kepada Guardian mengatakan, kehadiran kapal pesiar Caledonian Sky yang berbobot 4.200 ton di atas koral saja sudah merusak. Itu masih ditambah dengan ditariknya kapal berbadan besar itu oleh tugboat.
Ia memperkirakan, upaya perbaikan terumbu karang terdampak bisa memakan waktu hingga puluhan tahun, dengan biaya mencapai jutaan Dolar AS.
“This ‘accident’ should never have happened. I know the area well. The reef is clearly visible on Google Earth, and also, if I can see it from the deck of my 38' yacht, why couldn't they see it from the bridge of the cruise ship?” kritik Norm Van't Hoff, salah satu mitra kementerian dalam pengelolaan wisata bahari, dalam postingan Facebook-nya.
ADVERTISEMENT
Soal kelalaian Caledonian Sky itu juga akan diselidiki pemerintah Indonesia dengan mengecek dokumen perizinan kapal untuk mengetahui jalur masuk mereka, sehingga dapat diketahui kenapa kapal pesiar itu bisa sampai terjebak dan kandas di Raja Ampat.
“Sudah seharusnya pihak kapal mengetahui peta laut, termasuk titik mana yang dangkal dan dalam, serta titik mana untuk berlabuh,” kata Dirjen KKP Brahmantya.
Para aktivis lingkungan dunia meminta perusahaan pemilik Caledonian Sky, Noble Caledonia, bertanggung jawab atas kerusakan terumbu karang Raja Ampat tersebut. Sementara pihak perusahaan, kepada sejumlah media, mengklaim berkomiten melindungi lingkungan dan mendukung upaya investigasi.
Bandingkan wajah terumbu karang di Pulau Kri, Raja Ampat, sebelum dan sesudah dilindas dengan melihat gambar di bawah ini.
Terumbu karang di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat (Foto: AFP/Jason Swandy)
zoom-in-whitePerbesar
Terumbu karang di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat (Foto: AFP/Jason Swandy)
Terumbu karang yang kini rusak. (Foto: Facebook: Norm Van't Hoff)
zoom-in-whitePerbesar
Terumbu karang yang kini rusak. (Foto: Facebook: Norm Van't Hoff)
ADVERTISEMENT