Nur Hasanah, Wanita Multi Peran

Anggi Aryela
Mahasiswi Sastra Indonesia Universitas Pamulang.
Konten dari Pengguna
18 Januari 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggi Aryela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto penulis bersama Nurhasanah
zoom-in-whitePerbesar
Foto penulis bersama Nurhasanah
ADVERTISEMENT
“Sebagai seorang kepala sekolah, sudah menikah, punya anak, punya suami sangat sulit membagi waktu. Saya sendiri membagi waktunya kewalahan, namun saya selalu mendahulukan yang mana yang lebih urgent dengan melihat situasi dan kondisi terutama kasih pengertian terhadap suami dan anak. Selain itu, saya juga harus pintar mengatur waktu agar balance dalam pekerjaan juga tugas sebagai Ibu Rumah Tangga.” Ucapnya, perempuan yang memiliki 2 orang anak dan suami seorang TNI di Kecamatan Mauk Tangerang.
ADVERTISEMENT
Nur Hasanah, namanya, perempuan yang tegas dalam mengambil keputusan, tidak ragu karena selalu menyelesaikan kekeliruan dengan cara musyawarah, seseorang yang bisa dijadikan inspirasi untuk para wanita di luar sana, terutama untuk wanita remaja yang nanti akan menjadi seorang pekerja, istri, dan tentunya seorang ibu.
Wanita multi peran memang sulit dilakoni, namun bagi wanita yang mampu melakukan hal tersebut tentu suatu kebanggaan, wanita itu spesial, tidak bergantung pada siapa pun yang berada didekatnya, kecuali pada TuhanNya. Sering kita dengar sebuah kalimat “wanita itu lemah”, memang, mudah menangis, berperasaan, cengeng, katanya, Itu benar, namun wanita punya kekuatan, kekuatan yang ada pada hati, tenaga dsb sehingga wanita bisa melakukan sesuatu yang positif dengan tidak ada batasan karena “tidak bisa”.
ADVERTISEMENT
Nur Hasanah, wanita berusia 34 tahun, ia adalah seorang Kepala Sekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Tangerang, ia juga mengambil pekerjaan sebagai guru les untuk anak usia dini, selain itu ia bekerja sebagai Quality Control Laboratorium di salah satu industri yang terletak di Kabupaten Tangerang. Nur Hasanah, yang biasa disapa Ibu Nur memiliki 2 anak dan tentu suami yang merupakan seorang TNI yang kita tahu jarang sekali berada di rumah dan Ibu Nur tentu lebih banyak melakukan aktivitas sendirian.
Setiap harinya ia selalu sibuk, hari senin sampai jumat ia berada di Sekolah. Siang hari ia luangkan waktu untuk bertemu dengan anaknya sembari membersihkan rumah, sore hari ia mengajar anak-anak untuk les. Sesekali ia juga mengikuti kegiatan seminar yang merupakan kewajiban sebagai istri seorang TNI. Lantas, kapan ia pergi ke industri? Dengan kepercayaan penuh yang diberikan atasan nya, tentu karena sikap baik yang ditunjukkan Ibu Nur, ia diperbolehkan untuk datang ke sebuah industri hanya pada hari Sabtu, sehingga hari Minggu ia pakai untuk beristirahat sesekali berlibur dengan anak dan suaminya.
ADVERTISEMENT
Attitude, lagi-lagi tergantung pada sikap, tidak banyak wanita yang mendapat keberuntungan seperti Ibu Nur, tentulah kita teringat akan sebuah peribahasa “apa yang kita tanam, itu yang kita tuai”. Maka dari itu, hiduplah dengan tenteram, damai, bijak, cerdik, ramah, fokus terhadap perbaikan diri, sehingga alur hidup akan lurus walau sesekali zigzag namun jika kita bijak maka alur yang lurus itu kita temukan kembali di masa yang akan datang, tidak lama jika kita sabar, tidak sulit jika kita tepat, tidak hancur jika kita yakin.