Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tari Tradisional Hampir Punah di Zaman Modern
5 November 2021 22:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Anggi Aryela tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tari tradisional kini jarang tenar, maka perlu penerang agar bersinar. Mari simak, siapa tahu kau bintangnya.
ADVERTISEMENT
Tari tradisional Indonesia adalah kebanggaan negara yang harus dijunjung tinggi dan dijaga. Dengan banyaknya suku-suku di Indonesia membuat budayanya kian beragam.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah tari tradisional yang mana setiap daerah pasti memiliki tari tradisional, namun perbedaan tersebut tidak menimbulkan perpecahan antar daerah justru malah saling melengkapi satu sama lain dan tetap satu tujuan yakni melestarikan tari tradisional Indonesia.
Seperti bunyi sila ke-3 pancasila “Persatuan Indonesia” bermakna bahwa seluruh warga Indonesia harus bersatu dalam kondisi apa pun, juga tertuang dalam semboyan negara yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua yang kemudian bermakna bahwa Indonesia memiliki keberagaman agama, suku, budaya, termasuk tari-tarian dan kesenian lainnya yang masing-masing memiliki misi dan tujuannya sendiri tetapi tetap satu yakni Indonesia.
Pada zaman dahulu, tari tradisional kian menyebar di seluruh Indonesia dan diminati oleh banyak kalangan, tidak hanya anak muda namun para orang tua pun ikut mempelajari tari tradisional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, tari tradisional biasanya dipakai untuk upacara adat, penghormatan, dan tradisi lainnya. Namun kiranya tari tradisional saat ini tertutupi oleh tari modern yang berasal dari luar Indonesia, dampaknya kini tari tradisional tidak banyak diminati oleh para kaum tua, bahkan kalangan remaja sebagai generasi penerus bangsa pun hampir hilang ketertarikan, padahal sebetulnya, jika para generasi muda memiliki banyak minat, bahkan mempelajari dan melestarikan, maka tidak mungkin asing tari tradisional tersebut yang sangat beragam itu di mata masyarakat.
Kegiatan-kegiatan tradisional pun sepertinya mulai hilang di telan zaman meskipun masih ada yang melestarikan nya seperti pada acara lamaran, pernikahan, dan perlombaan juga banyak sanggar-sanggar yang berdiri di Indonesia guna melestarikan budaya Indonesia dalam ranah tari. Hal tersebut tentu sangat berguna, dan para pendiri sanggar pasti lah orang-orang hebat yang mampu mempertahankan tari tradisional di tengah zaman modern ini.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kita perlu waspada akan kepunahan tari tradisional ini, sebab sangat sedikit sekali minat masyarakat terhadap tari tradisional bahkan malu untuk mempelajari nya, budaya barat yang masuk ke NKRI pun semakin merajalela. Untuk itu, para generasi muda, terutama mahasiswa ada baiknya jika mempelajari tari tradisional Indonesia dengan memanfaatkan berbagai platform digital untuk melestarikan dan membumikan kembali tari tradisional tidak hanya di kancah nasional namun hingga internasional. Dengan begitu tentu tari tradisional tidak akan pernah redup di telan zaman.
Saya sendiri merupakan perempuan yang gemar menari, terutama tari tradisional. Mengapa saya gemar menari? Beberapa waktu yang lalu, saya berkunjung ke salah satu sanggar yang berbau minang di Tangerang Selatan. Saat itu saya bertemu dengan pendirinya dan kemudian beliau berbicara, "Tidak mudah untuk mendirikan sanggar tari tradisional pada masa ini, karena generasi saat ini hanya tertarik dengan tari modern, mereka bilang itu keren," mendengarnya saya terenyuh, mudah sekali mereka melupakan tari tradisional yang merupakan jati diri bangsa ini. Sejak itu akhirnya saya mulai mempelajari berbagai tari tradisional seperti tari saman, tari bajidor kahot, tari piring, dll.
ADVERTISEMENT