Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Terima kasih, Belva
23 April 2020 11:34 WIB
Tulisan dari anggitps tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Taufik Kurrohman
Peluncuran kartu prakerja oleh pemerintah, menimbulkan kontroversi yang sampai sekarang belum berhenti. Beberapa kontroversi itu adalah perusahaan staf khusus presiden yang jadi mitra, biaya pelatihan online yang dinilai mahal, anggaran yang dinilai cukup besar, pelatihan yang dianggap tidak relevan dan tidak sesuai dengan kondisi sekarang ini, disaat pandemi melanda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kontroversi yang pertama, semua tangan pasti menunjuk Belva. Nama lengkapnya adalah Adamas Belva Syah Devara, kelahiran Jakarta, 30 Mei 1990. Sebelum menjadi staf khusus presiden, Belva adalah pendiri dan CEO start up di bidang pendidikan dan teknologi terbesar di Indonesia yaitu ruang guru, yang karena inilah juga kontroversi ini bermula.
Kartu prapekerja sudah resmi diluncurkan oleh pemerintah pertengahan april, yang menjadi mitra adalah start up teknologi yang sudah besar di Indonesia, diantaranya adalah tokopedia, bukalapak, pintaria, mau belajar apa, pijar mahir, sekolahmu dan ruang guru. Publik mencium aroma yang tidak sehat ketika perusahaan milik staf khusus presiden menjadi mitra. Tentu saja, kita tidak boleh menghakimi secara sepihak tanpa ada proses pengadilan yang dapat membuktikan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Hari selasa, 21 April 2020 Belva menulis status pada instagramnya isinya tentang pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai staf khusus presiden. Pada suratnya, dia menceritakan bahwa ia sudah mengajukan pengunduran diri pada tanggal 15 april 2020 dan menyerahkanya secara langsung kepada presiden pada tanggal 17 april 2020. Alasan pengunduran dirinya ialah tidak mau memperpanjang polemik yang selama ini berkembang dimata publik.
Belva telah mencatat sejarahnya, ia muda, berani dan sukses, namun tidak kehilangan kontrol etika. Ketika banyak anak muda lain yang meraih kesuksesan dengan jalan pintas dan mengabaikan apa saja termasuk, etika. Ia memberikan teladan bagaimana etika menjadi panduan utama, dan mengakhiri polemik adalah hal utama daripada mempertahankan kuasa semata.
ADVERTISEMENT
Belva menjadi contoh bukan hanya untuk anak muda, namun orang yang lebih senior darinya, baik yang sedang berkuasa ataupun tidak, yang senantiasa menghiraukan suara publik, yang selalu membelakangi logika realita dan menganggap kritik sebagai tindakan pidana. Belva bukan anak muda oportunis yang senantiasa meminta perlindungan orang-orang yang lebih senior darinya.
Apakah belva akan selesai setelah pengunduran dirinya? Anak muda seperti belva pasti akan berdaya guna, dia pasti mengetahui bahwa perjalanan bangsa ini panjang adanya, diperlukan ruang-ruang kreativitas untuk menumbuhkan pemimpin-pemimpin masa depan yang mengedepankan etika dan nilai-nilai ilahiah, dengan tetap terjaga kompetensi dan skill yang tepat guna. Dia akan terus bergerak seperti start up yang di buatnya, ruang guru, untuk mengisi sudut-sudut ruang yang masih belum terisi oleh karya anak bangsa.
ADVERTISEMENT
Hidup belva, hidup etika, hidup anak muda
Taufik Kurrohman, pembelajar dan pemerhati lingkungan