Tren Kenaikan Suku Bunga BI dan Benefit KPR di Bank Syariah

anggitps
Master of Science (M.Si) Islamic Economic And Finance Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
8 Januari 2023 3:13 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari anggitps tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Anggit Pragusto Sumarsono, SE., M.Si*
Sumber Foto: money.kompas.com
Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan selama beberapa kali dalam tahun 2022. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, suku bunga acuan pada tahun 2022 ditutup sebesar 5,50%. Atau lebih tinggi dari suku bunga acuan pada akhir tahun 2021 yang sebesar 3,50%. Para ekonom memprediksi di tahun 2023 ini suku bunga BI akan kembali mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
Kenaikan suku bunga BI ini telah memberikan dampak terhadap masyarakat di Indonesia, salah satunya adalah kepada para pegawai/karyawan yang memiliki fasilitas KPR. Mereka mengeluhkan bahwa angsuran bulanan KPR nya mengalami kenaikan yang sangat signifikan dibandingkan angsuran bulan-bulan sebelumnya, ada yang bunganya naik menjadi sekitar 12%.
Kenaikan angsuran KPR ini menjadi terasa semakin berat karena berbarengan dengan kenaikan harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari. Tentunya ini berakibat terhadap terganggunya cash flow keuangan nasabah.
Angsuran KPR memang bisa mengalami kenaikan setelah beberapa waktu berjalan jika bank menggunakan bunga floating. Pada KPR dengan bunga floating, besaran angsuran dan suku bunga yang akan diterima oleh nasabah tidak dicantumkan secara utuh dalam perjanjian kredit di awal. Sehingga suatu saat bank bisa menaikkan suku bunga tanpa harus minta persetujuan dari nasabah terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ada bank yang angsuran KPR nya tidak floating? Jawabannya ada, yaitu KPR di Bank Syariah Indonesia (BSI).

PROFIL BANK SYARIAH INDONESIA (BSI)

Pada 1 Februari 2021 yang bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir 1442 H menjadi penanda sejarah bergabungnya 3 (tiga) Bank Syariah besar di Indonesia yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI Syariah (BNIS), dan BRI Syariah (BRIS) menjadi satu entitas yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI). Penggabungan ini telah menyatukan kelebihan dari ketiga Bank Syariah tersebut sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas permodalan yang lebih baik.
Penggabungan ini sekaligus juga mewujudkan mimpi masyakat yang berharap adanya bank syariah kuat di Indonesia dan mampu bersaing secara global. Sebuah mimpi yang sangat beralasan karena Indonesia adalah negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi menjadi yang terdepan dalam industri keuangan syariah.
ADVERTISEMENT
Struktur kepemilikan BSI bisa dilihat melalui www.bankbsi.co.id yang menjelaskan porsi pemilik saham dari bank syariah terbesar di Indonesia ini. Disitu disebutkan bahwa para pemillik saham di BSI adalah: Negara Republik Indonesia melalui Saham Seri A Dwiwarna, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dan juga Masyarakat. Masyarakat bisa ikut memiliki saham di BSI karena BSI merupakan perusahaan go public atau perusahaan terbuka (Tbk).
BSI merupakan bank syariah universal yang artinya orang muslim ataupun non muslim bisa menjadi nasabah BSI. Saat ini BSI memiliki visi menjadi top 10 global islamic bank. Nilai-nilai yang menjadi pondasi budaya perusahaan di BSI adalah Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang disingkat dengan AKHLAK.
ADVERTISEMENT

KPR di BSI GRIYA

BSI Griya merupakan nama produk KPR syariah di BSI. Limit pembiayaan BSI Griya mulai dari Rp.50 Juta sampai dengan Rp.10 Milyar untuk wilayah Jabodetabek dan Rp.5 Milyar untuk luar Jabodetabek.
BSI Griya bisa digunakan untuk pembelian rumah/ruko/apartemen baru maupun bekas. Untuk pembelian rumah baru, BSI Griya telah bekerjasama dengan +/- 2.500 proyek developer rumah rekanan.
Jika nasabah sudah memiliki rumah juga dapat mengajukan pembiayaan refinancing untuk renovasi atau penambahan bangunan rumah. Sedangkan jika nasabah sudah memiliki KPR di bank konvensional dapat juga di take over (dipindahkan) KPR nya ke BSI Griya.
KPR di BSI Griya akan memungkinkan nasabah untuk menikmati fasilitas KPR dengan angsuran yang pasti sampai lunas karena tidak menggunakan bunga floating. Jadi saat nasabah tanda tangan akad BSI Griya sudah tercantum jumlah angsuran dari angsuran pertama sampai dengan angsuran terakhir. Hal ini akan memudahkan nasabah untuk mengatur keuangan keluarga karena sudah mengetahui besaran angsuran rumah di awal tanpa dihantui dengan kenaikan suku bunga suatu saat nanti.
ADVERTISEMENT
Benefit dari BSI Griya memungkinkan nasabah mendapatkan margin kompetitif dan pasti dari awal akad sampai lunas, DP ringan mulai dari 0% dan jangka waktu fleksibel bisa sampai 30 tahun. Selain itu yang menarik dari BSI Griya adalah gratis biaya appraisal sampai limit Rp. 5 Milyar, biaya provisi 0% dan bebas biaya pinalti saat pelunasan.
Jika ada perusahaan atau instansi yang akan membuat program kepemilikan rumah untuk karyawannya, BSI Griya juga bisa bekerjasama mengenai House Ownership Program (HOP). House Ownership Program adalah program kepemilikan rumah bagi karyawan perusahaan atau instansi yang memungkinkan untuk dibuatkan fitur khusus dan angsuran yang lebih murah sehingga para karyawan akan merasa lebih terbantu.

TAKE OVER dari KPR BUNGA FLOATING ke BSI GRIYA

Dulu masih banyak orang yang beranggapan bahwa KPR syariah itu sama saja dengan KPR konvensional, walaupun sudah berulangkali dijelaskan bahwa sistim KPR syariah dengan KPR konvensional itu berbeda. Tetapi akhir-akhir ini sudah banyak orang yang bisa memahami bahwa KPR syariah itu memang berbeda dengan KPR konvensional. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya nasabah yang berpindah dari KPR konvensional ke KPR syariah.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa bulan terakhir animo masyarakat untuk memindahkan KPR nya dari bank konvensional ke bank syariah memang cenderung meningkat. Hal tersebut dipicu oleh kenaikan suku bunga acuan BI secara signifikan dari 3,50% di tahun 2021 menjadi 5,50% di tahun 2022. Kenaikan suku bunga acuan BI tersebut membuat besaran angsuran KPR dengan sistim floating menjadi naik dari angsuran sebelumnya.
Di BSI Griya ada program khusus untuk nasabah yang ingin memindahkan KPRnya ke BSI, yaitu dengan program BSI Griya Hijrah. Dengan BSI Griya Hijrah akan membantu nasabah untuk bisa mengubah sistim angsuran KPRnya dari yang sebelumnya floating menjadi sistim angsuran pasti dari awal akad sampai lunas. Dengan BSI Griya Hijrah nasabah bisa mengatur kembali cash flow keuangannya karena biasanya angsuran di BSI Griya Hijrah lebih ringan.
ADVERTISEMENT
Yang lebih menarik lagi, dengan BSI Griya Hijrah nasabah selain take over juga bisa top up pembiayaan yang bisa dipakai untuk renovasi ataupun meyempurnakan bangunan rumah. Biaya-biaya yang keluar dari proses take over seperti biaya pinalti di bank asal, biaya notaris dan biaya asuransi juga bisa ditalangi oleh BSI, jadi nasabah tidak perlu bingung untuk mengeluarkan dana sendiri untuk biaya-biaya yang muncul.
Untuk dapat mengajukan KPR melaui BSI Griya dengan tujuan pembelian rumah/ruko/apartemen, take over ataupun refinancing anda bisa datang ke kantor BSI. Di kantor BSI akan dijelaskan lebih detail mengenai persyaratan dalam pengajuan KPR melalui BSI Griya. Pengajuan BSI Griya juga dapat diakses secara online hanya dengan klik www.rumahimpian.id, kamu tinggal isi data yang diperlukan selanjutnya petugas BSI akan menghubungi untuk proses lebih lanjut.
ADVERTISEMENT