Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Naila Novaranti, Sosok Atlet Skydiving Penakluk 46 Negara
16 Juli 2021 14:29 WIB
Tulisan dari Anggita Hutami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta—Jauh sebelum dikenal sebagai atlet skydiving mancanegara, Naila sempat memiliki impian menjadi seorang sekretaris sejak kuliah. Seperti anak muda pada umumya, bagi Naila memiliki pekerjaan stabil, jam kantor yang teratur, dan gaji setiap bulan sudah cukup. Impian itu pun berhasil dicapai Naila, ia menempati posisi sekretaris di salah satu perusahaan minyak di Jakarta pada 2001.
ADVERTISEMENT
Berselang 5 tahun kemudian, Naila mendapat tawaran bekerja di luar negeri. Dengan alasan ingin menjajal pengalaman baru, akhirnya Naila bergabung dengan perusahaan terjun payung Aerodyne yang berbasis di Florida, Amerika Serikat pada 2006.
Di awal karier, Naila ditempatkan sebagai staf pemasaran. Sehari-hari, wanita kelahiran Jakarta ini mempelajari spesifikasi produk dari perusahaannya. Seiring berjalannya waktu, Naila pun mulai kepincut untuk mempelajari olahraga ekstrem ini. Pada 2009, perempuan berdarah Minang perpaduan Sunda ini melakukan terjun payung pertamanya. Naila difasilitasi oleh kantor untuk menimba ilmu di United States Parachute Association (USPA). Sejak dulu, Florida dikenal sebagai kiblat terjun payung dunia.
Kemudian, Naila melebarkan sayapnya dan bergabung dengan Tim Simba. Naila dan tim berhasil meraih juara 1 kompetisi Indoor Skydiving Shamrock Showdown di Amerika Serikat pada Maret 2017. Tim Simba tercatat bertengger di peringkat tiga besar dunia terjun freefall kelas AA. Naila mengatakan dirinya maupun dengan timnya belum pernah mendapat juara 2 pada ajang apa pun, tetapi selalu juara satu.
ADVERTISEMENT
Di balik prestasi gemilangnya, Naila pernah menghadapi kerikil yang membuatnya trauma melakukan terjun payung.
“Saya pernah mengalami kecelakaan, parasut saya tidak bisa dibuka padahal sudah 700 kaki dari darat. Akhirnya saya mengalami patah tulang di bagian tangan dan kaki sampai harus vakum selama enam bulan untuk pemulihan kondisi. Tulang ekor pun jadi bermasalah semenjak itu,” ujar Naila.
Naila mengakui bahwa dirinya sempat trauma usai mengalami kecelakaan saat menekuni hobi yang kini menjadi profesinya ini. Namun kecintaannya dengan dunia terjun payung melebihi rasa takutnya sehingga ia tetap menjalaninya.
Talenta dan kegigihan Naila dalam menekuni skydiving berbuah manis. Naila dipercaya untuk mendemonstrasikan produk yang dijual hingga diminta melatih kesatuan militer yang menjadi klien perusahaan. Kariernya pun naik kelas hingga Naila diangkat menjadi manajer pemasaran. Tak sampai di situ, wanita kelahiran 1981 ini sudah memiliki jam terbang yang tinggi. Naila melatih prajurit militer di 46 negara dan menyandang status sebagai Duta Wisata Udara oleh World Tourism Park Forum (WTP Forum).
ADVERTISEMENT
Jikalau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah usai, Naila sangat merekomendasikan masyarakat untuk mencoba wisata udara Nusawiru, Jawa Barat.
“Peralatan dan keahlian para pemandu skydiving di Nusawiru ini sudah memenuhi standar internasional. Para pencinta Skydiving dari beberapa negara bahkan mengakui keindahan alam Pangandaran dari atas awan ini,” ujar Naila
Naila juga meyakinkan, soal keamanan tidak perlu khawatir karena dua tahun terakhir keamanan parasut sudah punya yang paling terbaru. Pihak manajemen juga sudah rajin servis untuk parasut sehingga lebih aman.
Penulis: Anggita Hutami R.