Rangkul Anak-Anak di Pelosok, Semangat Bhrisco Demi Masa Depan Papua

Anggita Rara Kumala Wardani
Blogger-Alumni S1 S2 Kimia ITS-Co Founder Asli Arek Suroboyo
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2023 16:23 WIB
Tulisan dari Anggita Rara Kumala Wardani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bhrisco Jordy mengajar anak-anak di Pulau Mansinam (sumber: dok. Papua Future Project)
zoom-in-whitePerbesar
Bhrisco Jordy mengajar anak-anak di Pulau Mansinam (sumber: dok. Papua Future Project)
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perahu kecil berisi sekelompok pemuda itu melaju di tengah lautan biru menuju suatu pulau kecil di barat Papua. Hamparan pasir putih, semilir angin lembut, dan pemandangan pantai menyambut kedatangan sekelompok pemuda di salah satu pulau bersejarah di Papua, Pulau Mansinam. Salah satu pulau peradaban Papua yang punya peran dalam masa depan Papua.
ADVERTISEMENT
Bhrisco Jordy Dudi Padatu, salah satu dari kelompok pemuda itu pun turun dari perahu. Beberapa pemuda lainnya tampak sibuk menurunkan beberapa barang bawaan untuk mengajar anak-anak di Pulau Mansinam.
Dari kejauhan tampak beberapa anak yang berlarian kecil ke arah mereka, seakan-akan sudah menunggu kedatangan mereka. Ya, mereka adalah anak-anak Pulau Mansinam yang masih memiliki mimpi untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan setara.

Pendidikan, Kesehatan, Kebersihan, dan Lingkungan Masih Perlu Diperhatikan untuk Masa Depan Papua

Bagi Bhrisco Jordy, pendidikan yang setara merupakan hak semua anak di Indonesia termasuk anak-anak di Papua. Selain itu, pendidikan adalah fundamental dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Namun, berdasarkan data dari BPS (2022), Papua merupakan provinsi dengan angka anak tidak sekolah tertinggi di Indonesia. Sebanyak 7,30% pada rentang usia 7-12 tahun, 21,67% pada rentang usia 13-15 tahun, dan 34,87% pada rentang usia 16-18 tahun.
ADVERTISEMENT
Papua juga masih memiliki angka buta huruf tertinggi di Indonesia berdasarkan data dari BPS (2022). Sebanyak 18,81% kelompok usia 15 tahun ke atas di Papua masih belum melek huruf atau buta huruf. Hal itulah yang membuat Bhrisco tak ragu untuk terjun langsung dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Papua. Dimulai dari Pulau Mansinam yang disebut sebagai sejarah peradaban Papua.
Keterbatasan jumlah guru yang kadang bisa mengajar sampai beberapa mata pelajaran, serta akses yang cukup sulit dalam menjangkau Pulau Mansinam menjadi faktor utama krisis pendidikan di Pulau Mansinam ini. Selain itu, kurikulum yang digunakan di sini juga masih menggunakan kurikulum lama. Bukan Kurikulum Merdeka yang saat ini gencar digaungkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Selain mirisnya pendidikan di sana, anak-anak Papua ini juga masih minim edukasi terkait kebersihan, cara menjaga lingkungan di tengah isu perubahan iklim, hingga kesehatan. Oleh karena itu, Bhrisco mengambil langkah cepat dengan terjun langsung ke berbagai pelosok Papua. Lokasi pertama yang jadi perhatian Bhrisco adalah Pulau Mansinam.
Bhrisco tidak ingin ada ketimpangan pendidikan antara masyarakat kota Papua dengan pelosok barat Papua. Pemuda lulusan President University tersebut juga ingin agar anak-anak Papua di pelosok bisa teredukasi secara layak mengenai kesehatan, kebersihan, serta mitigasi dan adaptasi dalam isu perubahan iklim.

Papua Future Project, Inisiasi Bhrisco Jordy Selamatkan Masa Depan Anak di Papua

Anak-anak di Papua sedang belajar bersama Papua Future Project (sumber: dok. Papua Future Project)
Tak ada yang boleh memutus mimpi atau harapan anak-anak Papua untuk bisa bersekolah dengan layak. Dari keyakinan itu, Bhrisco dan relawan lainnya membuat suatu komunitas berbasis proyek untuk masa depan peradaban Papua bernama Papua Future Project. Komunitas ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, serta literasi anak-anak Papua.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Papua Future Project juga menjadi wadah bagi pemuda-pemudi dari seluruh penjuru Indonesia untuk mengembangkan skill sebagai relawan guru di Papua. Hal ini tentunya bisa membuka wawasan tentang bagaimana dunia pendidikan di Indonesia yang masih timpang.
Program Papua Future Projects dimulai di lokasi Pulau Mansinam, Papua Barat. Sebuah titik nol perjuangan Bhrisco dan kawan-kawan relawan hingga saat ini mampu menjangkau sekitar 700 anak dari 6 pulau di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Ada 4 program utama dalam Papua Future Project (PFP) yang sampai detik ini masih dilakukan oleh Bhrisco dan kawan-kawan. Program tersebut tak hanya dilakukan di Pulau Mansinam, tapi juga pulau-pulau lainnya.

1. Bimbingan Belajar Tambahan Berbasis Holistik Setiap Hari Minggu

Program belajar yang diinisiasi PFP di Pulau Mansinam dilaksanakan setiap hari Minggu mulai pukul 10.00-12.00 WIT. Bhrisco dan relawan lainnya akan mengajarkan anak-anak membaca dan menulis secara secara intensif dan inklusif. Tujuan kegiatan inisiasi ini agar mereka bisa memahami warisan leluhur, lalu menjaganya agar tidak hilang terkikis zaman.
ADVERTISEMENT

2. Sekolah Alam

Selain belajar baca-tulis, anak-anak juga diajari cara menjaga lingkungan pantai di Pulau Mansinam. Bhrisco berharap anak-anak Pulau Mansinam sebagai bagian dari Masyarakat Adat Papua bisa menjaga alam, serta memanfaatkan potensi alam dengan lebih bijaksana.

3. Donasi Buku dan Literasi Keliling

PFP juga aktif menjalankan donasi buku dan literasi keliling ke beberapa wilayah pedalaman di Papua. Program ini dilaksanakan setiap 2 bulan sekali karena mereka perlu mengumpulkan buku terlebih dahulu untuk diberikan kepada anak-anak di Papua.
Sambil menyerahkan buku hasil donasi, Bhrisco juga menggalakkan literasi untuk masyarakat di sana. Lewat program ini, tim PFP semakin yakin untuk mewujudkan masa depan pendidikan yang layak di Papua demi masa depan Indonesia. PFP juga berkolaborasi dengan komunitas lokal dalam pelaksanaan program donasi buku dan literasi keliling tersebut. Hal ini bertujuan agar mereka lebih mudah menyentuh masyarakat tujuan.
ADVERTISEMENT

3. Kolaborasi dengan UNICEF

Program selanjutnya adalah kolaborasi dengan UNICEF untuk menggalakkan edukasi tentang kesehatan, reproduksi perempuan, serta program imunisasi yang menyeluruh. PFP juga memberikan dorongan kepada para orangtua agar bisa menyekolahkan anak perempuannya.
Sebab, biasanya ketika sudah remaja para perempuan ini biasanya akan langsung dinikahkan, kemudian melahirkan, dan punya anak. Di sini PFP hadir untuk memberikan edukasi tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan.

Metode Belajar Asynchronous Learning dan Kurikulum Khusus dalam Papua Future Project

Bhrisco Jordy paham bahwa anak-anak di pelosok Papua Barat ini sangat tertinggal dalam hal kurikulum. Ditambah lagi banyak relawan hebat yang ingin bergabung, tapi terkendala jarak dan waktu.
Oleh karena itu, Bhrisco memiliki strategi khusus untuk mengejar ketertinggalan pendidikan anak-anak Papua lewat kurikulum khusus yang disesuaikan dengan ajaran leluhur dalam masyarakat adat Papua. Jadi, Bhrisco berharap anak-anak Papua ini selain mendapatkan pendidikan konvensional juga bisa melestarikan tradisi leluhur dalam menjaga alam.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, permasalahan relawan yang ingin mengajar dari jauh diatasi Bhrisco dengan metode asynchronous learning. Konsepnya melakukan pembelajaran secara luring menggunakan media rekaman video para pengajar. Jaringan internet di pelosok Papua seperti Pulau Mansinam masih belum stabil, sehingga metode asynchronous learning ini lebih sesuai untuk mengakomodasi relawan.

Apresiasi SATU Indonesia Awards untuk Gerakan Bhrisco Nyalakan Lilin Pendidikan Anak di Papua

Bhrisco Jordy Dudi Padatu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards (sumber: dok. Astra)
Semangat Bhrisco Jordy dalam menyalakan lilin di tengah gelapnya nasib pendidikan anak-anak di pelosok Papua ternyata berbuah manis bagi keberlanjutan program. Pemuda ini terpilih sebagai penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2022 di bidang pendidikan.
SATU Indonesia Awards merupakan penghargaan dari Astra bagi pemuda berusia sampai 35 tahun yang memiliki kegiatan dengan dampak positif terhadap masyarakat. Tak hanya itu, kegiatan positif tersebut juga harus memiliki kriteria sustainability atau keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Penerima apresiasi SATU Indonesia Awards seperti Bhrisco Jordy Dudi Padatu akan menerima dana bantuan program, pelatihan dari Astra, dan kesempatan kolaborasi dengan Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra. Tentunya hal ini akan jadi semangat baru bagi Papua Future Project dalam membangun pendidikan layak dan setara untuk anak-anak di Papua. Sebab, anak-anak Papua ini juga yang nantinya akan membangun masa depan Indonesia.

Semangat Bhrisco Jordy Bak Pelita, Selamatkan Pendidikan Anak di Papua

Bagai pelita di tengah gulita, semangat Bhrisco Jordy mampu menyalakan mimpi anak-anak Papua untuk bisa mendapatkan pendidikan yang setara dan layak. Apa yang dilakukan pemuda itu mampu membangun kembali semangat belajar anak-anak Papua sebagai generasi muda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pantaslah kalau sosok pemuda inspiratif seperti Bhrisco Jordy ini mendapatkan apresiasi bergengsi dari Astra berupa SATU Indonesia Awards. Perjuangan memberikan pendidikan layak bagi anak-anak di pelosok Papua pasti tidak mudah. Akses ke Pulau Mansinam yang cukup menantang tidak menyurutkan niat tulus Bhrisco Jordy.
Namun, pemuda bernama Bhrisco Jordy itu tidak menyerah. Justru ia terus fokus pada tujuannya untuk memberikan pendidikan yang layak, serta memperluas literasi bagi anak-anak di sana. Semangat Bhrisco Jordy hari ini, esok, dan seterusnya harus ditiru untuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.

Referensi

ADVERTISEMENT