Peran Pelabuhan Malaka sebagai Pusat Perdagangan di Asia Tenggara

Anggita Rizki
Mahasiswa Universitas Jember
Konten dari Pengguna
2 April 2022 22:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggita Rizki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : pribadi tanggal 08 Juli 2019
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : pribadi tanggal 08 Juli 2019
ADVERTISEMENT
Perekonomian pada bangsa-bangsa di wilayah Asia Tenggara telah terjalin sebelum hadirnya bangsa-bangsa barat. Yakni bersamaan dengan adanya jalur sutra yang merupakan jalur darat yang berawal dari wilayah Cina melintasi Asia Tenggara dan berakhir pada Laut Tengah serta perjalanan ke Eropa yang dilanjutkan dengan menggunakan kapal. Jalur yang kedua adalah jalur laut, penggerak jalur laut adalah hembusan angin yang silih berganti arah secara teratur sebagai angin musim pada tiap tahunnya. Jalur laut ini memiliki dampak yakni munculnya kota-kota dagang yang penting (emporium) seperti Aden, Bandar Abbas, Kalikut, Malaka, Kanton dan lainnya
ADVERTISEMENT
Pelabuhan Malaka berlokasi di Selat Malaka yang merupakan kawasan yang strategis karena merupakan kawasan yang terletak di pertengahan jalur perdagangan antara Timur dan Barat. Pelabuhan inilah yang memiliki peran penting di wilayah Asia Tenggara.
Pelabuhan Malaka telah diperkirakan ada dan berdiri sekitar tahun 1400 dan juga merupakan sebuah bandar dagang pemilik gudang-gudang yang sangat besar. beberapa komoditas utamanya yang diperdagangkan adalah rempah-rempah yang berasal dari daerah Maluku, lada daerah Sumatera, dan beras dari daerah Jawa untuk didagangkan pada China. Sementara Malaka ketika menjalin hubungan dagang dengan China, China akan memasarkan barang dagangannya di Malaka seperti bahan pewangi, sutera, belerang, besi, permata, alat memasak, peluru, dan satin.
Menurut pendapat dari Tom Pires serta Ruy de Brio, mereka menggambarkan jika Malaka memperoleh keuntungan besar dari pedagang asal Koromandel yang dapat digambarkan ada empat hingga lima buah kapal besar datang ke Malaka dengan setiap tahunnya dengan nilai dagang antara 12 ribu hingga 15 ribu cruzados.
ADVERTISEMENT
Kemunculan Malaka sebagai pusat perdagangan antar bangsa inilah yang pernah membawa Malaka dapat dikenali oleh seluruh dunia. Dari hubungan perdagangan tersebut dengan berbagai negara terdapat lebih dari 80 bahasa yang dituturkan di pelabuhan Malaka tersebut. Walaupun pada akhirnya Bahasa Melayu sebagai 'lingua franca' masih tetap menjadi bahasa utamanya saat berkomunikasi.