Bahasa Indonesia Baku Tak Mesti Kaku

Anggita Ayundasari
Mahasiswi Universitas Pamulang Prodi S1 Akuntansi
Konten dari Pengguna
9 Juni 2022 21:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggita Ayundasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi by pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi by pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menggunakan Bahasa Indonesia yang baku tidak mesti kaku. Bahasa Indonesia baku adalah salah satu dari beberapa variasi Bahasa Indonesia yang ada, di mana merujuk pada ejaan, pelafalan, bentuk kata hingga struktur yang baik dan benar. Baik dalam Bahasa Indonesia artinya sesuai dengan konteks dan benar dalam Bahasa Indonesia artinya sesuai dengan aturan.
ADVERTISEMENT
Dalam tataran bahasa, Bahasa Indonesia yang memiliki 5 instrumen diantaranya yakni ejaan, kata, kalimat, paragraf dan wacana. Seorang penulis wikipedia bernama Ivan Lanin juga menyebutkan terdapat 6 instrumen untuk membuat Bahasa Indonesia jadi lebih luwes:
Pertama, diksi adalah sebuah kosakata. Agar dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan luwes salah satunya adalah memperbanyak kosakata. Bagaimana caranya? kalian harus rajin membuka kamus Bahasa Indonesia, karena saat kita menggunakan berbagai variasi kosakata maka tulisan kita ataupun tutur kata kita akan jadi lebih luwes.
Kedua, struktur pada sebuah kalimat itu bisa diatur, tidak mesti kita menggunakan kalimat yang sesuai dengan struktur pada (SPOK) boleh struktur nya dibalik. Walaupun menggunakan struktur (SPOK) yang sesuai akan terasa lebih baik, namun di sini kita mencari hal yang membuat kita luwes dalam menguasai Bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketiga, intonasi di sini lebih merangkap kepada ragam lisan. Intonasi itu sangat memengaruhi bagaimana orang menerima apa yang kita sampaikan. Intonasi sangat bermanfaat untuk membuat pengucapan Bahasa Indonesia jadi tidak begitu kaku.
Keempat, fatis adalah kosakata yang tidak memiliki arti secara gramatikal dan leksikal, namun fatis dapat berguna untuk menyampaikan pesan tertentu dalam bentuk sebuah emosi. Contoh kosakata fatis yakni, dong, deh, sih dan sebagainya.
kelima, alih kode di sini berfungsi sebagai penghubung agar bahasa yang kita gunakan terasa dekat dengan orang yang kita ajak berbicara.
Keenam, Emoticon merupakan senjata yang luar biasa untuk berbicara secara luwes dalam bahasa yang kita gunakan. Contohnya jika kita melakukan percakapan di media elektronik, kalau kita menulis kalimat bernada kaku diakhiri dengan titik pasti orang akan mengira kita marah. Coba menggunakan emoticon 'senyum' atau apa pun yang dapat menggambarkan ekspresi kita. Maka percakapan tersebut akan terasa lebih luwes.
ADVERTISEMENT
Kenyataan bahwa Bahasa Indonesia sebagai wujud identitas Bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern
Di atas kurang lebih beberapa kiat, bagaimana cara luwes dalam penggunaan Bahasa Indonesia agar tidak terasa kaku. Namun kita juga harus selalu ingat bahwa penggunaan Bahasa Indonesia yang luwes harus sesuai dengan kaidah yang benar, di mana berorientasi pada Ejaan (Bahasa Indonesia) Yang Disempurnakan.