Konten dari Pengguna

Tanda dan Tahap Quarter Life Crisis

Anggita Bunga Pratiwi
Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
16 Juni 2022 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggita Bunga Pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
http://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
http://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Quarter life crisis adalah kondisi kekhawatiran yang dialami oleh individu yang mulai meninggalkan kenyamanan hidupnya di masa remaja menuju kehidupan di masa dewasa (Syifa’ussurur et al. 2021). Pada masa ini, perubahan emosi dan tingkah laku yang bervariasi dialami setiap individu.
ADVERTISEMENT
Istilah quarter life crisis pertama kali muncul pada tahun 2001 oleh Robbins dan Wilner. Istilah tersebut muncul dari hasil penelitian yang mereka lakukan terhadap kaum muda di Amerika (Herawati and Hidayat 2020). Mereka memberikan julukan kepada kaum muda tersebut sebagai “twentysomethings”, yakni individu yang baru saja meninggalkan masa pelajar dan mulai memasuki dunia nyata, memulai kehidupan dengan berbagai tuntutan seperti bekerja dan menikah.
Quarter life crisis dapat ditandai oleh beberapa karakteristik umum. Menurut Robbins dan Wilner beberapa tanda tersebut adalah (1) individu merasa tidak mengetahui keinginan dan tujuan hidupnya; (2) pencapaian pada usia 20-an tidak sesuah dengan harapan; (3) takut akan kegagalan; (4) tidak merelakan masa kecil dan masa remaja berlalu; (5) takut tidak dapat menempatkan pilihan yang tepat untuk sebuah keputusan, dan (6) cenderung membandingkan pencapaian dan keadaan diri sendiri dengan orang lain sehingga membuat diri merasa tidak mampu dan tidak berguna.
ADVERTISEMENT
Menurut Primala (2017) terdapat banyak mitos dan fakta mengenai quarter life cirsis diantaranya adalah merasa cemas akan pilihan hidup, perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, mulai membentuk komitmen, berteman secara kualitas bukan kuantitas. Noor (2018) juga menjelaskan bahwa individu yang sedang berada dalam krisis ini akan kehilangan motivasi hidup, merasa gagal, kehilangan kepercayaan diri dan makna hidup, bahkan menarik diri dari pergaulan. Hal yang paling nyata dirasakan oleh individu yang sedang mengalami quarter life crisis adalah kegalauan hidup yang monoton, kekhawatiran berlebih terhadap masa depan dan menyesali serta mempertanyakan keputusan hidup yang sudah diambil.
Robinson dalam (Syifa’ussurur et al. 2021) mengungkapkan bahwa terdapat empat tahap dalam quarter life crisis yang dialami oleh individu. Pertama, locked in. Pada tahap ini anak muda akan mengalami kebingungan dan keraguan tentang peran dan komitmen yang ada dalam kehidupannya. Pada tahap ini individu rentang terkena stres karena terlalu memikirkan apa yang menjadi kehendak orang lain terhadap dirinya dan cenderung cenderung menyembunyikan perasaan pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
Kedua, separation. Individu memasuki puncak krisis emosional. Pada tahap ini individu akan mengambil langkah untuk keluar atau dipaksa keluar dari komitmen yang telah dibuat. Tahap ini terasa sangat sedih, kehilangan dan kecemasan atas ketidakpastian pada masa depan. Pada tahap ini individu akan berusaha mengatasi tekanan-tekanan yang disertai perubahan emosi pada dirinya.
Ketiga, exploration. Tahap ini individu mulai mengadopsi gaya hidup baru. Mereka akan kembali mengeksplorasi diri dan mencoba hal yang baru, namun masih merasakan emosi yang tidak stabil, sering melakukan perubahan dan lebih fokus terhadap diri sendiri daripada orang lain.
Keempat, rebuliding. Individu yang sudah mencapai tahap ini akan mampu berkomitmen untuk peran baru dalam kehidupannya, yaitu dengan menjadi individu yang lebih autentik dan termotivasi secara intrinsik. Pada tahap akhir ini individu mulai dapat mengarahkan perasaan diri, memiliki kontrol penuh atas diri sendiri tidak seperti kehidupan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Herawati, Icha, and Ahmad Hidayat. 2020. “Quarterlife Crisis Pada Masa Dewasa Awal Di Pekanbaru.” Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi 5(2): 145–56.
Noor, H. (2018). Rentan mendera usia 25-an, kenali quarter life crisis & 9. Retrieved from
https://www.brilio.net/kepribadian/rentan-mendera-usia-25-an-kenaliquarter-life-crisis-9-solusinya-180803n.html
Primala, D. A. (2017). Ada Apa dengan Quarter Life Crisis? Pijar Psikologi. Retrieved
from https://pijarpsikologi.org/ada-apa-dengan-quarter-life-crisis/
Syifa’ussurur, Muhammad, Nurul Husna, M Mustaqim, and Lukman Fahmi. 2021. “Menemukenali Berbagai Alternatif Intervensi Dalam Menghadapi Quarter Life Crisis: Sebuah Kajian Literatur.” Journal of Contemporary Islamic Counselling 1(1): 53–64. http://alisyraq.pabki.org/index.php/jcic/article/view/61/35