Konten dari Pengguna

Pendekatan Perawatan Paliatif Dalam Lonjakan Kasus Gagal Ginjal pada Anak

Anggit Drajat Efendi
Saya sedang melaksanakan studi sebagai mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Jember
8 November 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggit Drajat Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perawatan Paliatif pada Anak dengan Gagal Ginjal (https://www.freepik.com/free-ai-image/portrait-female-pediatrician-work_266550800.htm#fromView=search&page=1&position=10&uuid=02caaed6-4042-4bfd-ab50-f3f78b6ef866)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perawatan Paliatif pada Anak dengan Gagal Ginjal (https://www.freepik.com/free-ai-image/portrait-female-pediatrician-work_266550800.htm#fromView=search&page=1&position=10&uuid=02caaed6-4042-4bfd-ab50-f3f78b6ef866)
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam kasus gagal ginjal pada anak-anak. Penyakit ginjal kronis (PGK) ditandai dengan adanya kerusakan ginjal atau laju filtrasi glomerulus yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih yang mengakibatkan perlunya terapi penggantian ginjal, seperti dialisis atau transplantasi (Vaidya SR. et.al., 2024). Masyarakat dihebohkan dengan adanya kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak yang terjadi pada lebih dari 260 anak. Per tanggal 18 Oktober 2022 sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, dan didominasi usia 1-5 tahun. Data statistik menunjukkan bahwa DKI Jakarta berada di urutan pertama dengan 40 kasus, diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, dan Aceh dengan 18 kasus, dari jumlah total 99 kematian (Chaizuran & Hijriana, 2023). Pola atau perilaku makan yang tidak baik, seperti jajanan yang tinggi gula, garam, dan lemak, termasuk perilaku berisiko anak yang dapat menyebabkan penyakit ginjal (Kemenkes RI, 2022).
ADVERTISEMENT

Lonjakan Kasus Gagal Ginjal pada Anak

Umumnya gangguan ginjal akut pada anak tersebut disebabkan oleh multifaktor, seperti iskemia/luka hipoksik dan nephrotoksik, dan memiliki peran penting dalam menyebabkan GnGA (Rachmadi, 2019). Dalam kasus tertentu, penggunaan obat-obatan yang tidak tepat atau paparan zat-zat berbahaya juga dapat memperburuk kondisi ginjal. Temuan BPOM pada tahun 2022 mengejutkan karena konsumsi obat sirup yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) telah menyebabkan lebih banyak kasus gagal ginjal akut pada anak-anak (Adhitama et al., 2023). Secara medis, penggunaan berlebihan campuran obat EG dan DEG dapat menyebabkan efek samping dan membahayakan pasien, jadi harus digunakan dalam dosis yang aman (Suwandono, Agus, 2023).
ADVERTISEMENT
Kasus gagal ginjal sering kali terdeteksi terlambat, yang memperburuk prognosis bagi pasien. Gagal ginjal yang tidak terdeteksi sejak dini atau tidak ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi gagal ginjal kronis. Hemodialisis (HD) adalah terapi pengganti fungsi ginjal yang paling umum di seluruh dunia pada tahap PGK dan membantu meningkatkan jumlah pasien yang dapat bertahan hidup. Namun, prosedur ini dapat menyebabkan kehilangan tingkat fungsional dan dapat menyebabkan kualitas hidup pasien menurun (Simorangkir et al., 2021). Dalam situasi seperti ini, manajemen gejala menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawatan paliatif adalah cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menderita penyakit yang dapat mengancam jiwa dengan mencegah dan membantu meringankan penderitaan, mengidentifikasi dan menilai penyakit secara teratur, dan menangani nyeri dan masalah fisik, psikososial, dan spiritual lainnya (Eti Wati, 2019).
ADVERTISEMENT

Pendekatan Paliatif dalam Perawatan Gagal Ginjal pada Anak

Anak-anak yang hidup dengan gagal ginjal tidak hanya menghadapi tantangan fisik, tetapi juga tekanan psikologis yang besar. Mereka dapat merasa terisolasi dari teman-teman sebaya, mengalami kecemasan tentang masa depan, atau merasa marah dan bingung karena harus menjalani prosedur medis yang invasif. Dalam situasi seperti ini, dukungan psikososial sangat penting untuk membantu anak-anak dalam menghadapi perasaan mereka dan menemukan cara untuk tetap berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari, meskipun ada keterbatasan fisik. Pendekatan tersebut bertujuan untuk memberi anak-anak rasa kontrol atas situasi mereka, yang dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Keluarga juga sangat membutuhkan dukungan dalam faktor lingkungan, terutama yang fisik (sarana dan prasarana) dan nonfisik (pendidikan dan informasi kesehatan) (Ulfiana et al., 2020).
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Anak-anak yang hidup dengan gagal ginjal tidak hanya menghadapi tantangan fisik, tetapi mereka juga mengalami tantangan emosional. Peran perawat dan tenaga kesehatan dalam perawatan paliatif tidak hanya merawat fisik pasien tetapi juga memberikan dukungan emosional, membantu keluarga memahami situasi, dan mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan yang dihadapi. Penerapan pendekatan paliatif secara efektif memerlukan koordinasi antarprofesional serta pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pasien anak. Hal ini membantu menciptakan lingkungan yang penuh perhatian, di mana pasien dapat merasa nyaman dan didukung selama proses perawatan. Dengan demikian, pendekatan paliatif tidak hanya membantu anak mengelola kondisi medis mereka, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.

Referensi:

Chaizuran, M., & Hijriana, I. (2023). Hubungan Kecemasan Dengan Perilaku Ibu Terhadap Pencegahan Kejadian Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak. Jurnal Keperawatan, 15(4), 1479–1486. http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan
ADVERTISEMENT
Eti Wati, S. S. (2019). Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal. Cirebon: LovRins Publishing.
Kemenkes RI. (2022). Eduksi Gizi dalam Pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Remaja Edukasi Gizi dalam Pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Remaja. Media Karya Kesehatan, 7(1), 31–39.
Rachmadi, D. (2019). Gangguan Ginjal Akut (GnGA). Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran / RS Dr. Hasan Sadikin Bandung, September, 1–17. https://pustaka.unpad.ac.id/archives/129332
Simorangkir, R., Andayani, T. M., & Wiedyaningsih, C. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 8(1), 83. https://doi.org/10.20473/jfiki.v8i12021.83-90
Suwandono, Agus, D. Y. (2023). Peredaran Obat Sirup yang Menyebabkan Gagal Ginjal Akut dalam Perspektif Perlindungan Konsumen. Jurnal Riset Ilmu Hukum, 3(Desember), 168–182. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurisprudence/indexDOI:http://dx.doi.org/10.51825/sjp.v3i2.
ADVERTISEMENT
Ulfiana, E., Has, E. M. M., & Rachmawati, P. D. (2020). Pengembangan Palliative Community Health Nursing (PCHN) Untuk Meningkatkan Kemandirian Keluarga Dalam Merawat Penderita Kanker Di Rumah. Jurnal Ners, 8(2), 309–316. https://books.google.com/books?id=IXnOesumgMkC&pgis=1
Vaidya SR, Aeddula NR. Chronic Kidney Disease. [Updated 2024 Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535404/