Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Peran Pancasila dalam Pluralisme Suku Bangsa Indonesia
18 November 2022 17:57 WIB
Tulisan dari Anggit Prameswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum kita membahas peran pancasila dalam pluralisme suku yang ada di Indonesia, mari kita pahami dahulu apa itu pluralisme. Kata pluralisme berasal dari kata dasar plural yang berarti jamak atau lebih dari satu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya), dengan kata lain, pluralisme suku adalah kemajemukan atau keberagaman suku yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat. Di Indonesia, keberagaman ini sudah ada sejak berabad-abad sebelum kemerdekaan, selain keberagaman suku, di Indonesia juga memiliki banyak keberagaman lain, seperti budaya, agama, ras, pekerjaan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pluralisme Suku di Indonesia
Seperti yang ditulis dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, bangsa Indonesia terdiri dari lebih 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Dengan rincian, Suku Jawa adalah kelompok suku terbanyak di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Berikutnya, secara berurutan ada Suku Sunda, suku Melayu, dan suku Madura di negara ini.
Dengan keberagaman suku yang dimiliki Indonesia saat ini, sangat mungkin terjadinya konflik antar suku ini terjadi. Salah satu contohnya adalah adanya perasaan superioritas dari kelompok yang lebih dominan, adanya keyakinan bahwa golongan minoritas itu berbeda dari mereka dan tergolong sebagai orang asing.
Konflik antar Suku yang Terjadi di Indonesia
Salah satu konflik antar suku yang terjadi di Indonesia adalah konflik yang terjadi antara Suku Madura dan Suku Dayak, konflik ini disebut juga dengan Konflik Sampit. Konflik yang terjadi pada tahun 2001 ini terjadi karena adanya suku yang menamakan dirinya sebagai penduduk asli (Etnis Dayak) yang berhadapan dengan suku pendatang (Suku Madura). Banyak sekali faktor yang memicu konflik ini terjadi, diantaranya adalah kasus orang Dayak yang diduga tewas dibunuh oleh Suku Madura hingga kasus pemerkosaan gadis Dayak. Akibat dari konflik inipun cukup besar, yaitu memakan banyaknya korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Suku Madura sudah tiba di Kalimantan Tengah pada tahun 1930 dibawa program transmigrasi pemerintah kolonial Belanda, hingga tahun 2000 transmigran asal Madura ini telah membentuk 21% populasi di Kalimantan Tengah. Suku Dayak mulai merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari Suku Madura. Hal tersebut menimbulkan permasalahan dalam bidang ekonomi yang kemudian mendominasi hampir seluruh aspek kehidupan di Kalimantan Tengah.
Ada beberapa kisah yang menjelaskan konflik ini, salah satunya adalah konflik ini diawali dengan dibakarnya salah satu rumah adat Suku Dayak yang dilakukan oleh Suku Madura. Kemudian, warga Dayak pun mulai membalas dengan membakar rumah-rumah orang Madura, Suku Dayak juga melakukan penyerangan berupa pemenggalan kepala terhadap Suku Madura. Korban dari pemenggalan ini berjumlah ratusan dengan ribuan orang Madura yang berhasil menyelamatkan diri. Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh Suku Daya dilakukan guna mempertahankan diri setelah beberapa warga Dayak diserang.
ADVERTISEMENT
Selepas kejadian ini, pemerintah memutuskan untuk mengirim kembali orang Madura ke tempat asalnya.
Peran Pancasila dalam Pluralisme Suku di Indonesia
Dengan banyaknya keberagaman suku yang ada di Indonesia, diciptakan lah pedoman hidup yang disebut juga dengan ideologi negara, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa seperti dalam sila ketiga yang menggambarkan bahwa kita sebagai warga Indonesia harus bersatu dan mengutamakan kepentingan Indonesia lebih dari kepentingan perseorangan ataupun suku. Maka tidak ada lagi yang perpecahan antar masyarakat karena setiap masyarakat Indonesia adalah warga Indonesia dan tidak ada lagi perbedaan antar suku, ras, serta agama yang ada di Indonesia.