Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Neurosains di Balik Kecanduan Pornografi: Apa yang Terjadi di Otak?
2 Desember 2024 14:46 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Anggreni Hutasoit tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda mendengar istilah kecanduan pornografi? Apakah Anda penasaran tentang apa yang terjadi pada otak ketika seseorang mengalami kecanduan pornografi? Untuk memahami lebih lanjut, mari perhatikan penjelasan berikut ini.
Apa itu kecanduan pornografi?
Pornografi, penggambaran perilaku seksual dalam buku, gambar, patung, film, dan media lain yang dimaksudkan untuk menimbulkan gairah seksual. Perbedaan antara pornografi (materi terlarang dan terkutuk) dan erotika (yang secara umum ditoleransi) sebagian besar bersifat subjektif dan mencerminkan perubahan standar komunitas. Kata pornografi, yang berasal dari bahasa Yunani porni (pelacur) dan graphein (menulis), pada awalnya didefinisikan sebagai karya seni atau sastra yang menggambarkan kehidupan pelacur.(John Philip, 2024)
ADVERTISEMENT
Pengertian pornografi dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.
Mekanisme Neurologis
Otak manusia memiliki sejumlah senyawa kimia tertentu di otak, beberapa senyawa kimia seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin, bertugas untuk mengatur suasana hati seseorang. Jika kadar senyawa kimia tersebut terlalu tinggi, bisa timbul perilaku agresif dari seseorang yang kemudian memicu kecanduan pornografi. (Alodokter,2024)
Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan dalam sistem penghargaan otak. Ketika seseorang melihat konten pornografi, dopamin dilepaskan, memberikan perasaan senang dan kepuasan yang mendorong individu untuk mengulangi perilaku tersebut.Selanjutnya, ada serotonin yang berfungsi untuk mengatur suasana hati dan emosi. Ketidakseimbangan kadar serotonin dapat memicu perilaku impulsif dan agresif, yang dapat berkontribusi pada kecanduan pornografi, norepinefrin sebagai respon tubuh terhadap stres dan meningkatkan rasa waspada pada individu. Kadar norepinefrin yang tinggi dapat meningkatkan ketertarikan terhadap konten pornografi.
ADVERTISEMENT
Kecanduan pornografi juga berkaitan dengan kerusakan bagian otak yang dikenal sebagai Pre Frontal Cortex (PFC) yang bertanggung jawab atas kontrol diri, perilaku sosial, dan pengambilan keputusan.Senyawa dopamin pada individu yang kecanduan pornografi akan terus membanjiri PFC yang mengakibatkan pengerutan dan pengecilan pada PFC dan lama-lama menghilangkan fungsi aktif dari otak bagian ini.
Dampak kecanduan pornografi
• Dampak psikologis dan emosional
Orang yang telah kecanduan pornografi cenderung akan memiliki kemampuan sosial yang maladaptif. Kegagalan individu dalam beradaptasi akan menjadi salah satu penghambat perkembangan sosial mereka.
Kegagalan yang sering ditemui yaitu anak menjadi agresif, berperilaku antisosial dan kurang sensitif terhadap keadaan sosial sehingga mengurangi rasa empati pada orang lain. Pada tahap remaja, ini akan menjadi masalah yang serius dalam menunjang perkembangan anak. Dalam sebuah penelitian mengungkapkan bahwa semakin banyak orang muda terpapar pornografi, semakin sulit bagi mereka untuk menjalin hubungan intim saat mereka melewati masa remaja hingga dewasa. Sejumlah penelitian membahas dampak pornografi pada perkembangan sosial, keterikatan, dan hubungan interpersonal remaja (Owens dkk., 2012).
ADVERTISEMENT
Rusaknya bagian prefrontal cortex juga berimbas pada aspek emosi individu, khusunya terkait pengendalian emosi dan kemampuan afeksi pada otak berdampak pada emosi remaja, seperti terganggunya pengendalian emosi dan kemampuan afeksi, lantaran efek dopamin yang dihasilkan saat menonton film porno menyebabkan efek nyaman dan membuat ketagihan (Diana, 2018). Selain itu, kesehatan seksual dan risiko seksual berkaitan dengan emosional dan kesejateraan psikologis mereka. (Owens dkk., 2012)
Faktor-faktor penyebab kecanduan pornografi
• Perkembangan teknologi
Dengan perkembangan teknologi yang berjalan seiring waktu, setiap orang dapat mengakses informasi dan tontonan apapun di internet termasuk pornografi.
• Tekanan psikis akibat disharmoni keluarga
Kasus perceraian ataupun pertengkaran yang dilakukan oleh orang tua dapat menyebabkan hilangnya rasa nyaman di rumah dan mencari pelampiasan lain untuk menghibur diri.
ADVERTISEMENT
• Kurangnya pengawasan dari orang tua sejak usia anak-anak
Orang tua adalah kunci utama keberhasilan tumbuh dan kembang anak.Kurangnya partisipasi orang tua dapat mengakibatkan perilaku menyimpang bagi anak seperti halnya mengakses film porno pada usia dini.
• Pengaruh lingkungan
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang cukup memengaruhi seseorang untuk terjerumus dalam hal yang negatif. Jika lingkungan sekitar tidak baik maka individu yang didalamnya akan terpengaruh.Jadi ketika seseorang berada di lingkungan yang menormalisasikan pornografi, maka dia akan merasa hal tersebut adalah wajar dan mengikuti perilaku negatif pada lingkungan tempat dia tinggal.
• Kurangnya edukasi seksual
Beberapa remaja mungkin tidak menerima pendidikan seks yang memadai, dan mungkin mencari materi pornografi sebagai sumber informasi (Norman, 2020). Sayangnya, pembicaraan mengenai seks masih dianggap tabu dan cenderung dihindari (Indraswari et al., 2021). Kurangnya pengawasan dari orang tua berkaitan dengan perilaku seksual beresiko pada remaja.
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi dan memulihkan diri
• Terapi kecanduan pornografi
Jenis perawatan utama untuk perilaku seksual kompulsif adalah psikoterapi.Contohnya, Terapi perilaku kognitif (CBT). Ini adalah jenis psikoterapi atau terapi bicara. Pasien akan bekerja sama dengan profesional kesehatan mental untuk mengidentifikasi area masalah dalam hidup mereka dan mempelajari cara mengatasinya. (Jhon Donovan dkk., 2024)
• Psikoterapi psikodinamik
Perawatan ini berfokus pada peningkatan kesadaran akan pikiran dan perilaku bawah sadar, mempelajari motivasi, dan menyelesaikan konflik. (Jhon Donovan dkk., 2024)
• Obat untuk kecanduan pornografi
Obat-obatan dapat membantu mengendalikan zat kimia otak yang terkait dengan pikiran dan tindakan obsesif. Obat-obatan tersebut meliputi,
Naltrexone (Vivitrol) yaitu obat yang digunakan untuk mengobati ketergantungan alkohol dan opiat. Obat ini memblokir bagian otak yang mendapatkan kesenangan dari perilaku adiktif.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ada mood stabilizers yakni obat-obatan yang digunakan untuk kondisi seperti gangguan bipolar dan dapat mengurangi dorongan seksual kompulsif. (Jhon Donovan dkk., 2024)
Kesimpulan
Kecanduan pornografi memiliki dampak signifikan pada otak, terutama pada sistem reward, prefrontal cortex, dan senyawa kimia lainnya. Memahami mekanisme neurosains di balik kecanduan ini penting untuk mengembangkan strategi pemulihan yang efektif dan meningkatkan kesadaran tentang dampaknya.