Konten dari Pengguna

Lingkungan Keluarga sebagai Pondasi Kokoh untuk Akhlak dan Moral Anak

Anggun Najla Fitri
Mahasiswa Semester 3 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
16 Oktober 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggun Najla Fitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bimbing keluarga, cetak generasi berakhlak dan bermoral - Anggun Najla Fitri
zoom-in-whitePerbesar
Bimbing keluarga, cetak generasi berakhlak dan bermoral - Anggun Najla Fitri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menurut Imam Al-Ghazali keluarga merupakan suatu unit sosial kecil yang menjadi tempat pertama anak mendapatkan pendidikan moral dan agama. Dari sinilah mereka belajar hal-hal kecil yang sangat penting dalam kehidupan sehari-harinya dan kelak akan mereka terapkan seperti mempelajari bahasa pertama kali dari orang tua dan anggota keluarga lainnya, cara makan yang baik dan benar sesuai adab Islam, termasuk juga memulai makan dengan tangan kanan dan berdoa sebelum makan, serta hal hal sederhana lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, yang memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk karakter mereka sejak dini karena masa kanak-kanak adalah fase krusial di mana mereka mulai menyerap nilai-nilai, sikap, dan perilaku dari lingkungan sekitar, terutama dari keluarga. Seperti yang kita tau bahwa Agama Islam, telah memberikan pedoman yang jelas tentang pentingnya pendidikan akhlak dan moral. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tahrim ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
ADVERTISEMENT
Ayat ini menegaskan pentingnya tanggung jawab orang tua dalam menjaga diri dan keluarganya dari siksa neraka. Mendidik keluarga, terutama dalam hal aqidah dan moral, adalah kewajiban yang harus dijalankan setiap orang tua. Pendidikan akidah dan moral bertujuan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak Islami. Dengan memberikan bimbingan yang baik, orang tua berperan besar dalam membentuk generasi yang taat kepada Allah dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran-Nya.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW juga bersabda yang berbunyi:
(HR. Bukhari) "كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ."
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), dan kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari)
ADVERTISEMENT
Hadis ini menegaskan betapa pentingnya peran orang tua dalam membentuk perkembangan anak. Pendidikan akhlak bukan sekadar nasihat lisan, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku nyata. Orang tua perlu menjadi teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari, menjalankan ajaran Islam dengan konsisten. Dengan melihat langsung perilaku orang tua yang jujur, sabar, dan penuh kasih sayang, anak-anak akan lebih mudah meniru dan mempraktikkan nilai-nilai akhlak tersebut dalam kehidupan mereka. Tindakan nyata inilah yang akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Keteladanan menjadi kunci utama dalam pendidikan akhlak.
Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dan dengar. Jika orang tua ingin anak-anaknya jujur, maka mereka sendiri harus bersikap jujur dalam segala hal. Jika mereka ingin anak-anak kita menghormatinya, maka mereka harus menunjukkan sikap hormat kepada orang tuanya. Keteladanan yang konsisten akan membentuk karakter anak secara positif dan menjadi pilar dan pondasi kuat bagi mereka dalam menjalani kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Selain keteladanan, komunikasi yang terbuka dan penuh kasih sayang juga sangat penting. Seperti kasus kasus yang terjadi sekarang, banyak orang tua yang kurang wktu untuk anaknya karena mereka lebih memilih untuk bekerja, sehingga kurang ada kedekatan antara kedua pihak tersebut. Oleh karena itu, sebagai orang tua luangkan waktu untuk mendengarkan cerita dan keluh kesah anak-anak kita, memahami perasaan mereka, dan memberikan bimbingan yang tepat dengan obrolan yang asik sehingga mereka nyaman dan terbuka. Melalui komunikasi yang efektif, kita dapat menanamkan nilai-nilai moral, membimbing mereka dalam menghadapi masalah, dan membangun hubungan yang kuat serta harmonis.
Lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang sangatlah penting, karena dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak. Seperti yang dinyatakan oleh Prabowo Subianto, "Keluarga adalah pilar terpenting dalam kehidupan. Dalam keluarga, anak-anak belajar nilai-nilai, karakter, dan identitas yang akan membentuk mereka menjadi individu yang berkualitas." Oleh karena itu, hindari perselisihan dan pertengkaran di depan anak-anak, karena hal tersebut dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan emosional dan mental mereka.
ADVERTISEMENT
Taufiq Ismail mengartikan bahwa keluarga adalah tempat untuk belajar cinta. Hal ini menggambarkan bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama di mana seseorang mengenal dan memahami kasih sayang. Di dalam keluarga, seseorang belajar tentang bagaimana mencintai dan dicintai, serta memahami nilai-nilai kepedulian, pengorbanan, dan rasa saling menghargai, yang saling ditunjukkan melalui tindakan, perhatian, dan dukungan antar anggota keluarga. Proses ini membentuk pondasi dn pilar-pilar yang kuat bagi seorang anak untuk menerapkan nilai-nilai cinta dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
Membangun Generasi Berakhlak Mulia
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai agama sejak dini. Mengajarkan anak-anak untuk shalat, membaca Al-Quran, berdoa, dan berpuasa adalah langkah awal yang bisa dilakukan. Dengan cara ini, anak-anak akan mulai memahami kewajiban mereka sebagai seorang Muslim. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan mereka tentang etika dan moral. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, sopan santun, serta menghormati orang tua dan guru harus ditanamkan sejak dini. Orang tua harus memberi contoh yang baik dan membimbing mereka untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Mulai dari hal hal sederhana, misalnya, orang tua bisa melatih kejujuran dan tanggung jawab dengan hal-hal sederhana, seperti mengajarkan anak untuk mengakui kesalahan atau membiasakan mereka untuk menjaga barang-barang milik sendiri. Contoh lain adalah mengajarkan sopan santun dengan mencontohkan perilaku ketika ada tamu, seperti mengajak anak untuk memberi salam dan menghormati tamu dengan bersalaman. Sikap-sikap ini membantu anak-anak memahami bagaimana menerapkan ajaran agama dan etika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia.
Anak-anak perlu dibantu agar bisa mandiri dan bertanggung jawab. Berikan mereka kesempatan untuk belajar hal-hal baru, mengambil keputusan sendiri, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Hal ini akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mampu menghadapi tantangan. Selain itu, ajarkan mereka untuk peduli terhadap orang lain. Rasa empati yang baik dan keinginan untuk membantu orang yang membutuhkan adalah hal yang sangat berharga.
ADVERTISEMENT
Meskipun keluarga memegang peran utama dalam pendidikan akhlak, lembaga pendidikan dan masyarakat juga tidak kalah penting. Lembaga pendidikan harus memberikan materi yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan moral. Guru dapat menjadi teladan bagi siswa, memberikan pembelajaran yang tidak hanya teori, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga dapat berkontribusi dengan memberikan contoh yang baik dan mendukung usaha orang tua dalam mendidik anak-anak.
Kombinasi antara peran lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan berkarakter kuat. Kita semua ingin anak-anak kita siap menghadapi tantangan hidup yang akan datang. Seperti yang pernah diungkapkan oleh KH. Ahmad Dahlan, "Pendidikan adalah usaha yang harus dilakukan secara terus-menerus, baik di rumah maupun di sekolah." Ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama antara keluarga anak dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dengan segala upaya yang dilakukan oleh orang tua, lembaga pendidikan, dan masyarakat, kita memiliki harapan besar untuk menciptakan generasi yang tidak hanya berakhlak mulia tetapi juga siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Setiap tindakan kecil yang dilakukan dalam keluarga, seperti membiasakan anak untuk shalat bersama atau berbagi cerita tentang nilai-nilai moral, akan menjadi pondasi yang kuat bagi karakter mereka.
Mari kita ingat bahwa generasi penerus adalah cerminan dari apa yang kita ajarkan dan teladankan. Jika kita ingin melihat anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat, maka kita harus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam pendidikan akhlak mereka. Seperti yang dikatakan oleh Said Aqil Siradj, "Orang tua yang baik adalah orang tua yang mampu memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anaknya, di mana pun dan kapan pun."
ADVERTISEMENT
Dengan semangat bersama, kita bisa membangun masa depan yang lebih cerah melalui generasi berakhlak mulia. Mari kita terus berjuang dan berdoa agar Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan kekuatan dalam setiap langkah kita.