Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Mencari Figur Ayah pada Pasangan akibat Fatherless: Apakah Bisa Tergantikan?
26 Desember 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Anggun Salsabila Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fatherles yaitu ketiadaan figur Ayah dalam kehidupan anak. Hal ini merupakan isu yang paling banyak pada zaman sekarang, faktor yang menyebabkan fatherless yaitu seperti perceraian, kematian, dan juga hal ini dapat terjadi meskipun orang tua masih dalam hubungan pernikahan tetapi Ayah tidak berperan maksimal dalam mengasuh anak. Kekosongan dan kasih sayang Ayah pada anaknya disebabkan kurangnya komunikasi antara keduanya, hal ini dapat menyebabkan fatherless. Biasanya fatherless terjadi karena ada budaya patriarki. Patriarki yaitu sistem yang menempatkan laki-laki sebagai kepala keluarga dan memiliki kekuasaan yang tinggi untuk mengontrol perempuan sehingga Ayah tidak ikut berperan apapun dalam pengasuhan anak dia merasa bahwa tugasnya hanyalah mencari nafkah. Dampak psikologis yang dirasakan anak akibat fatherless ini yaitu anak merasa kesepian (loneliness), gangguan emosi seperti depresi, kecemasan dan kesulitan mengontrol emosi. Pada saat ini fatherless banyak terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia fatherless ini mencapai 20,9% (dari data UNICEF pada tahun 2021). Anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran atau peran Ayah, karena perceraian, kematian, atau Ayah bekerja jauh. Sekitar 2.999.577 anak dari 30,83 juta anak usia dini di Indonesia kehilangan sosok Ayah. Hanya 37,17% anak usia 0–5 tahun yang diasuh oleh Ayah dan Ibu kandung secara bersamaan, menurut survei BPS tahun 2021. Pada tahun 2022, tercatat 516.334 kasus perceraian, meningkat 10.2% dari tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan banyak anak tidak memiliki peran Ayah dalam hidup mereka. Indonesia menjadi Negara ketiga di dunia dengan tingkat fatherless yang tinggi. Ayah berperan dalam perkembangan kognitif, emosi, dan kesejahteraan psikologis, sosial, dan kesehatan fisik anak. Dari tahap perkembangan kognitif, Ayah memberikan dukungan akademik yang memberikan dampak positif pada motivasi prestasi akademik anak. Dari tahap perkembangan emosi dan psikologis, Ayah memberikan energi yang membantu meminimalkan masalah perilaku yang terjadi pada anak. Dalam proses pengasuhan, pendidikan, perkembangan, dan pembentukan karakter anak, Ayah dan Ibu memiliki peran yang sama (Menurut jurnal Psikologi).
ADVERTISEMENT
Pengalaman orang yang mengalami fatherless, ia lebih tertarik pada pria yang lebih tua, yang memiliki sifat protektif dan dominan sebagaimana seorang Ayah melakukan peran itu, ia mencari seorang pria yang memenuhi peran Ayah yang tidak pernah dia dapatkan. Seiring berjalannya waktu, hubungan tersebut menjadi lebih toxic, Karena pasangannya dipaksa mengisi peran yang tidak harus dia lakukan, ia sadar bahwa mencari figur Ayah pada pasangan tidak bisa terpenuhi dan tidak memuaskan, dari beberapa orang yang mengalami fatherless hanya beberapa saja yang merasa bahwa peran Ayah pada pasangan bisa tergantikan. Dan yang lainnya merasa bahwa ia merasakan hadirnya sosok Ayah pada Ayah dari pasangannya, ia mendapatkan kasih sayang, perhatian dan kepedulian selayaknya seorang Ayah pada anaknya, nyatanya Ayah tersebut merupakan Ayah dari pasangannya.
ADVERTISEMENT
Seandainya saja dari kecil individu didik dengan penuh kasih sayang terutama oleh Ayahnya, ia merasa peran ayah secara emosional dan fisik terpenuhi ia tidak akan memaksa pasangannya untuk berperan yang tidak semestinya. Jika seseorang terus menerus mencari figur Ayah pada pasangan hubungan yang mereka jalani tidak akan sehat, karena pasangan dipaksa mengisi peran yang tidak semestinya. Hal ini bisa menciptakan ketidakpuasan frustasi dan keretakan dalam hubungan karena pasangan yang berperan sebagai figur Ayah tidak bisa memenuhi kebutuhan fisik dan emosionalnya.
Untuk meminimalisir fatherless, kedua orang tua harus menyadari peran masing-masing dalam keluarganya. Ayah ikut berperan dalam mengurus anak. Menemani anak bermain, dan membantu menyelesaikan masalah, tidak lupa juga memberi atau menyatakan kasih sayang kepada anaknya. Mengajak anak bicara tentang bagaimana dengan sekolahnya dan bagaimana hari-harinya. Hal ini sangat berpengaruh untuk membuat anak terbuka dan merasakan hadirnya sosok Ayah secara emosional. Agar fatherless tidak semakin banyak terjadi di Indonesia, harus mengurangi pernikahan dini. Umumnya orang yang melakukan pernikahan dini sifatnya masih sangat labil dan kekanak-kanakan untuk menjadi orang tua, hal ini juga dapat menyebabkan fatherless, pasangan yang belum siap menjadi orang tua sebaiknya harus menyiapkan fisik, mental dan materi yang baik terlebih dahulu agar kesehatan mental sang anak baik.
ADVERTISEMENT
Mencari figur Ayah pada pasangan akibat fatherless tidak bisa tergantikan karena peran Ayah sangat penting dalam perkembangan psikologis individu. Figur Ayah pada pasangan akibat fatherless dalam psikologi tidak dapat tergantikan. Secara teoritis Ayah berfungsi sebagai orang yang memberikan rasa aman, dan memberi dukungan emosional, untuk membangun identitas diri, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain. Seseorang yang mengalami fatherless akan mencari sifat-sifat yang seharusnya diberikan oleh seorang Ayah kepada pasangan seperti perlindungan, dan kasih sayang. Namun hal ini tidak akan sama dengan hubungan orang tua dan anak. Kedua jenis hubungan ini (pasangan) dan (ayah dengan anak) memiliki batasan dan harapan yang sangat berbeda.
Pasangan yang biasanya berada dalam hubungan romantis, tidak memiliki otoritas atau peran pengasuh seperti Ayah dalam pembentukan Psikososial. Mencari figur Ayah pada pasangan dianggap sebagai cara untuk mengisi kekosongan emosional. Namun kondisi ini tidak dapat memenuhi kebutuhan emosional yang sebenarnya karena luka Psikologis yang dialami oleh individu. Terapi psikologis dapat membantu seseorang dalam menghadapi ketiadaan figur Ayah dengan cara yang efektif dari pada bergantung dalam hubungan.
ADVERTISEMENT