Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Pendidikan Aqidah Akhlak sebagai Pembentukan Akhlak Mulia dalam Kehidupan
17 Oktober 2024 9:51 WIB
·
waktu baca 12 menitTulisan dari Anggun wahyu Putri lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan Aqidah Akhlak sebagai Pembentukan Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari
ADVERTISEMENT
Anggun Wahyu Putri Lestari
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email : [email protected]
Abstrak
Pendidikan Aqidah akhlak ialah Pendidikan yang memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter yang berakhlak mulia. Pendidikan aqidah terdiri dari dua aspek yakni : aqidah yang mengandung tentang keyakinan, sedangkan akhlak mengandung tentang tindakan moral, kedua aspek tersebut memiliki keterkaitan dan memiliki pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan setiap individu. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan dapat menjadikan seorang individu yang bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa dan memiliki akhlak yang mulia. Percobaan untuk mengubah kebiasaan atau perilaku yang dapat menjadi ciri seseorang disebut pembentukan karakter. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran pendidikan aqidah akhlak sebagai kunci pembentukan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kata kunci : Pendidikan Aqidah akhlak, pembentukan akhlak mulia, kehidupan sehari-hari
Abstract
Aqidah moral education is education that has an important role in the formation of noble character. Aqidah education consists of two aspects, namely: aqidah which contains beliefs, while morals contain about moral actions, both aspects are related and have an influence on the formation and development of individuals. This is in accordance with the purpose of education can make an individual who is devoted to God Almighty and has noble morals. Attempts to change habits or behaviors that can characterize a person are called character formation. Therefore, this study aims to find out the extent of the role of moral creed education as the key to the formation of noble morals in daily life.
ADVERTISEMENT
Keywords : Aqidah moral education, formation of noble morals, daily life
PENDAHULUAN
Pendidikan dalam bahasa Arab yaitu “Tarbiyah” yang dimana memiliki kata tarbiyah diambil dari kata dasar yaitu Abba Sya’i, Yarbu atau Rabba’an yang memiliki arti bertambah dan tumbuh. Sedangkan apabila diartikan dalam arti sempit pendidikan merupakan perbuatan maupun prses perbuatan atau suatu tindakan yang bertujuan untuk memperoleh suatu pengetahuan. Pendidikan aqidah akhlak yang terdapat disuatu lembaga pendidikan atau sekolah, yang merupakan pembelajaran yang direncanakan secara sadar untuk mempersiapkan siswa. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat mengenal, memahami, mendalami, dan mengimani Allah SWT, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui pengajaran, latihan, bimbingan, dan penggunaan, keteladanan, dan pengalaman. Tujuan program di lembaga pendidikan dan sekolah adalah untuk mengenalkan siswa pada topik moral akida dan membuat mereka memahaminya, dll.Proses belajar yang dialogis memungkinkan siswa mempelajari isi materi didalamnya Menurut bahasa, akidah dapat diartikan sebagai keyakinan yang kokoh dan realistik serta tidak meninggalkan keraguan bagi yang meyakininya atau yang meyakininya. Sedangkan, akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, budi pekerti, dan tingkah laku.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, akhlak adalah sifat yang ada dan tertanam dalam setiap orang. Anak-anak di zaman sekarang tidak memiliki moralitas, etika, dan akhlak yang baik. Misalnya, seorang anak mungkin memilih untuk menjalani kehidupan yang tidak sehat, tidak sopan, dan tidak ramah terhadap orang tua, guru, dan orang lain. Ada kemungkinan bahwa karakter ini dibentuk oleh prinsip-prinsip moral. Faktor pendukung termasuk dukungan pemerintah dan orang tua dan sekolah, dan faktor penghambat termasuk kurangnya kolaborasi orang tua dan guru.
Pada era yang modern ini, Perubahan zaman semakin berkembang pesat dengan tersedianya teknologi yang semakin canggih yang dimana dapat mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku setiap individu dengan adanya tantangan-tantang yang dihadapi semakin kompleks dan beragam. Yang dimana dapat ditinjau dari pengaruh lingkungan, tekanan sosial, serta pengaruh media massa yang semakin beragam. Oleh karena itu, pendidikan aqidah akhlak sangat penting untuk membangun akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan landasan moral yang kuat untuk menghadapi berbagai situasi yang ada di dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
Pendidikan moral juga memiliki dampak yang luas pada kehidupan setiap orang. Dalam keluarga, pendidikan moral memberikan landasan yang kokoh bagi anak-anak untuk memahami nilai-nilai moral dan etika. Dalam dunia pendidikan, pendidikan aqidah akhlak dapat dimasukkan ke dalam kurikulum agama atau pendidikan karakter.
Penelitian ini akan mempelajari lebih lanjut tentang pendidikan aqidah akhlak sebagai kunci untuk membentuk akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek penting dari pendidikan aqidah akhlak akan dibahas dalam penelitian ini.
Dengan memperluas pemahaman bahwa pendidikan aqidah akhlak adalah kunci pembentukan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat untuk meningkatkan moralitas dan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan aqidah akhlaklah yang paling tepat, diharapkan setiap individu dapat tumbuh menjadi seseorang yang jujur, bertanggung jawab, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, bangsa, dan negara mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
METODE
Dalam jurnal ini, metode yang digunakan adalah metode studi literatur. Studi literatur merupakan pencarian berbagai informasi dari kepustaka’an yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian, kepustakaan yang diperoleh dapat bersumber dari buku (e-book), jurnal online, hasil penelitian(tesis dan disertasi), internet, dan sumber lainnya yang sesuai.
Proses pengumpulan data dilakukan mengalami tiga tahapan. Pertama, data diedit atau diperiksa kembali untuk memastikan kelengkapannya, kejelasannya, dan kesesuaiannya satu sama lain. Kedua, mengorganisasikan data, yang berarti menyusun, merangkai, dan mengorganisirnya sesuai dengan kebutuhan kerangka penelitian. Tahap ketiga mencakup menemukan jawaban dan kesimpulan dari rumusan masalah penelitian melalui analisis hasil penyusunan data.
Adapun Teknik menganalisis data yaitu dengan cara menganalisis, memilih, memilah, mengecek, membandingkan, dan menggabungkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menjadi hasil yang relevan dan sah. Hasil analisis dan kompilasi penelitian sebelumnya digunakan untuk menentukan bagaimana pendidikan Aqidah akhlak sebagai kunci pembentukan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Aqidah akhlak
Pengertian "Aqidah" berasal dari kata "aqida-ya'qidu 'aqdan-aqidatan". Keyakinan adalah hubungan antara kata "aqdan" dan "aqidah". Dengan artian ikatan yang kuat di dalam hati dan mengandung kontrak atau perjanjian. Oleh karena itu, akidah adalah sesuatu yang dipercaya oleh seseorang. Makna bahasa dari aqidah Akan menjadi lebih jelas jika dikaitkan dengan pemahaman secara terminologis. Secara terminologis terdapat beberapa definisi, diantaranya menurut Hasan Al-Banna yaitu Aqaid, bentuk plural dari "aqidah", adalah beberapa hal yang harus diyakini oleh hati untuk suatu kebenaran, sehingga membuat jiwa tenang, dan keyakinan yang tidak terpengaruh oleh ketidakpastian atau keraguan. Sedangkan menurut Abu Bakar Jazir Al-Jazairy yaitu Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Manusia meletakkan kebenaran itu di dalam hati mereka dan diyakini bahwa itu benar dan ada, dan mereka menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Adapun makna tambahan dari Akidah, yaitu memiliki sifat itlqad bathitliyah, yang mencakup rukun iman. Dan ada pula ungkapan tambahan lainnya yaitu akidah adalah apa yang harus dilakukan seorang muslim tanpa keraguan. Sebagai kesimpulan dari penjelasan tentang definisi "aqidah", kita dapat mengatakan bahwa "aqidah" adalah janji yang ditetapkan oleh seorang muslim atas keyakinannya tanpa keraguan di hatinya yang tentunya sesuai dengan rukun iman:
ADVERTISEMENT
1. percaya kepada Allah
2. percaya kepada Malaikat
3. percaya kepada kitab
4. percaya kepada rasul
5. percaya kepada Hari Kiamat
6. dan percaya pada qada dan qadar
Arti Aqidah Universal dapat digunakan dalam membuat keputusan tanpa keraguan. Jika tindakan yang diambil dilakukan dengan penuh keyakinan dan merupakan keputusan yang benar, maka itulah akidah yang benar, sebanding dengan keyakinan kita terhadap kekuasaan Allah.
Kata "Akhlak" adalah bentuk jamak dari kata yang berbahasa arab "khuluqun", yang artinya "penciptaan", dan esensinya adalah dorongan halus untuk selalu mencintai kebajikan, kebenaran, atau kepribadian. Khuluqun secara bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kalimat tersebut memiliki beberapa persamaan dengan perkatan khalqun, yang berarti kejadian, dan hubungan erat dengan perkatan khaliq, yang berarti pencipta, dan makhluk, yang berarti diciptakan. Persesuaian kata-kata di atas menunjukkan bahwa konsep akhlak mencakup pengertian sinergi antara keinginan Khaliq (pencipta) dan tindakan makhluq (manusia). Pengertian akhlak muncul sebagai alat yang memungkinkan hubungan yang baik antara Khaliq dan makhluk.
ADVERTISEMENT
Secara terminologi, para pakar telah memberikan berbagai definisi akhlak. Salah satu definisi yang diberikan Imam al-Ghazali adalah, "Akhlak adalah sifat yang ada dalam jiwa yang dengan mudah melakukan perbuatan baik tanpa memikirkan apa pun." Menurut Ahmad Amin, definisi kehendak adalah ketentuan daripada kebiasaan karena kehendak yang dibiasakan adalah ciri akhlak. Karena kombinasi kehendak dan kebiasaan ini, manusia dapat melakukan perbuatan.
Pembentukan Akhlak mulia
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep pembentukan akhlak al-karimah pada setiap individu. Para ilmuwan telah mengembangkan definisi akhlak al-karimah. "Akhlak itu dikatakan sebagai sifat atau hal ihwal yang telah melekat pada jiwa seseorang. Sifat atau hal ihwal itu bisa menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik atau perbuatan-perbuatan yang buruk," kata M. Rahmat Effendi. Namun, menurut Mahmud Yunus "Akhlak al-Karimah adalah sifat atau hal ihwal/tingkah laku yang menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik lagi terpuji oleh akal dan syara." Muhamad Al-Kuffi mendefinisikan Al-Karimah sebagai: “Yang Mulia” yang memiliki akhlak al-karimah tumbuh melalui tahap dan proses pendidikan agama, baik dalam keluarga maupun lingkungan sosial mereka. "Seorang anak dapat mencapai tingkat kepribadian yang luhur dan mulia, perlu menempuh beberapa tahapan di antaranya: memiliki kesucian jiwa dari akhlak yang rendah dan watak tercela, menanamkan aqidah ketauhidan dan menjaga kehormatan orang tua," kata Imam Ghazali.
ADVERTISEMENT
Pendidikan aqidah akhlak sebagai kunci pembentukan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
Pelatihan Pembentukan Karakter Aqidah Akhlak didefinisikan sebagai pendidikan, aplikasi, dan kinerja di lembaga pendidikan karena kecepatan setiap peristiwa di dunia pendidikan dapat digunakan untuk mengembangkan karakter individu yang bermanfaat bagi kehidupan mereka. Oleh karena itu, juga dapat dikatakan bahwa setiap pelajaran yang harus diselesaikan memiliki tugas dan pendidikan pedagogis yang berkaitan dengan perkembangan karakter individu. Pendidikan Aqidah Moral memberikan berbagai insentif kepada peserta. Setiap orang belajar untuk menerapkan keyakinan mereka terhadap akhlak yang baik dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur seperti prioritas, kerja tangguh, cinta tanah air, demokrasi, toleransi, nilai moral, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya dalam kehidupan sosial sehari-hari. Sebaliknya, pendidikan moralitas juga mendukung pengembangan karakter dalam dansa.
ADVERTISEMENT
Pendidikan moralitas sangat penting untuk pendidikan karakter karena setidaknya dua alasan. Yang pertama adalah bahwa agama berfungsi sebagai landasan yang kokoh untuk menerapkan nilai-nilai moral yang tidak akan hilang, yang dianggap berasal dari perintah Tuhan sendiri. Dengan menjalani kehidupan spiritual, seseorang dapat menjadi lebih manusiawi dan melengkapi sifat manusianya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. Karena itu, pendidikan moral sangat penting untuk membangun karakter.
Oleh karena itu, sangat penting bagi lembaga pendidikan kita untuk mengintegrasikan pendidikan agama dan karakter menurut pancasila.Pemerintah menjalankan sistem pendidikan nasional dengan tujuan memperkokoh himandan taqwakepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu, pendidikan karakter di Indonesia harus disertai dengan pengajaran iman dan taqwa.Sekolah tidak boleh haOleh karena itu, sangat penting bagi institusi pendidikan kita untuk memasukkan pendidikan agama dan karakter sesuai dengan Pancasila.Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, pemerintah menjalankan sistem pendidikan nasional dengan tujuan memperkuat himandan taqwakepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, di Indonesia, pendidikan karakter harus disertai dengan pengajaran iman dan taqwa.Sekolah tidak boleh hanya memberikan pelatihan karakter; mereka juga harus mampu menanamkan kepercayaan dan keyakinan pada TYME sebagai atlet yang benar-benar cinta tanah airnya dan bekerja sama untuk negaranyanya memberikan pelatihan karakter; mereka harus mampu membangun kepercayaan dan keyakinan pada TYME sebagai jugamer yang benar-benar cinta tanah airnya dan bekerja sama untuk bangsanya.
ADVERTISEMENT
Faktor pendukung dan penghambat pendidikan aqidah akhlak sebagai pembentukan akhlak mulia
Faktor-faktor yang mendukung pendidikan aqidah akhlak dalam pembentukan karakter termasuk diantaranya yaitu ketersediaan guru profesional dan pihak lain dari sekolah, teman sebaya, tanggapan positif dari pemerintah, dan dukungan dari orang tua. Dengan adanya berbagai faktor pendukung tersebut, sangat mungkin bahwa pelaksanaan pembentukan karakter melalui aqidah akhlak kini akan berjalan dengan benar.
Faktor penghambat pembangunan karakter dalam pendidikan adalah aqidah akhlak diantarannya kurangnya kolaborasi guru-orang tua adalah salah satu faktor yang menghambat pembangunan karakter siswa.Ini karena sangat penting bahwa guru dan orang tua bekerja sama dan berkomunikasi satu sama lain selama proses pembentukan karakter.
Kesimpulan
Aqidah akhlak ialah ajaran agama Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadist, yang diupaya untuk mengenal dan mengimani Allah SWT, dan menerapkannya ke dalam perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari. Dasar dari aqidah akhlak berasal dari ajaran agama Islam, yang pastinya merupakan sumber dari hukum Islam. Aqidah akhlak adalah upaya untuk mengenal dan mengimani Allah SWT serta menerapkannya ke dalam perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur'an dan Hadits, keduanya merupakan pedoman hidup agama Islam, memberikan standar dan ukuran untuk baik dan buruknya perbuatan manusia. Keluarga, lingkungan pendidikan, sekolah, dan masyarakat harus mendorong dan mendukung penerapan ajaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Pendidikan juga dapat dibentuk dalam keluarga dan masyarakat, bukan hanya di sekolah. Dalam mengajarkan siswa tentang aqidah akhlak di sekolah dasar, guru berusaha untuk meningkatkan budi pekerti atau akhlak siswa. Ketika mereka mengajarkan siswa tentang aqidah akhlak, guru harus memberikan contoh yang baik dari Rasulullah SAW, yang mengatakan bahwa tujuan akhirat hanyalah memperbaiki akhlak. Selain itu, selalu mengajukan tema pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, membuat pembelajaran lebih mudah bagi siswa. Selain itu, ada banyak contoh lain yang dapat diambil, seperti lingkungan keluarga, di mana orang tua bertanggung jawab secara aktif untuk membangun moral anak.
DAFTAR PUSTAKA
Inanna, Inanna. “Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter Bangsa Yang Bermoral.” JEKPEND: Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan 1, no. 1 (2018): 27. https://doi.org/10.26858/jekpend.v1i1.5057.
ADVERTISEMENT
Jumhuri, Muhammad Asroruddin Al. “Belajar Akidah Akhlak: Sebuah Ulasan Ringkas Tentang Asas Tauhid Dan Akhlak Islamiyah.” Belajar Akidah Akhlak: Sebuah Ulasan Ringkas Tentang Asas Tauhid Dan Akhlak Islamiyah, 2015, 13–17.
Karakter, Pembentukan. “Dimensi Aliran Pemikiran Islam,” 2013.
Rini, Eva Setya. “Studi Literatur Pemahaman Konsep Pembelajaran Matematika Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm).” Scolae: Journal of Pedagogy 4, no. 2 (2022). https://doi.org/10.56488/scolae.v4i2.93.
Saribun. “Peran Pendidikan Aqidah Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar.” Jurnal Budi Pekerti Agama Islam 2, no. 4 (2024): 311–22. https://doi.org/10.61132/jbpai.v2i4.486.
Sitika, Achmad Junaedi. “Pembentukan Akhlak Al-Karimah Pada Anak Usia Dini.” Al Hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education 2, no. 1 (2018): 1–12.
Yuniarweti. “Pentingnya Pendidikan Aqidah Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Anak.” SKULA: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah 03, no. 1 (2023): 252.