Konten dari Pengguna

Mengapa Mahasiswa REKINSA perlu Belajar Sistem Kontrol Otomatis?

Anggun Widya
Mahasiswa aktif Institut Teknologi Sumatera
29 September 2024 10:58 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggun Widya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa Rekayasa Instrumentasi dan Automasi mengikuti Expo FTI ITERA
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Rekayasa Instrumentasi dan Automasi mengikuti Expo FTI ITERA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halo pembaca sejati, pasti kalian penasaran kan REKINSA itu sebutan untuk mahasiswa mana?
ADVERTISEMENT
Yap, jadi di Institut Teknologi Sumatera, Fakultas Teknologi Industri terdapat salah satu program studi yang masih berumur sangat muda nih, yaitu program studi Rekayasa Instrumentasi dan Automasi (REKINSA).
Program studi Rekayasa Instrumentasi dan Automasi (REKINSA) memiliki mata kuliah wajib yaitu Sistem Kontrol Otomatis. Mengapa mahasiswa REKINSA diwajibkan belajar dan menguasai mata kuliah Sistem Kontrol Otomatis? Yuk kita kenalan lebih lanjut mengenai Sistem Kontrol Ototmatis!.
Perkembangan teknologi yang pesat di era industri 4.0 telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor industri. Otomatisasi dan digitalisasi menjadi kunci utama dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas produk. Di tengah revolusi ini, sistem kontrol otomatis menjadi komponen vital yang memungkinkan berbagai proses berjalan secara efisien dan terintegrasi. Bagi mahasiswa Rekayasa Instrumentasi dan Automasi (REKINSA), mempelajari sistem kontrol otomatis bukan hanya penting, tetapi esensial untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan kebutuhan industri masa kini dan masa depan.
ADVERTISEMENT
Pengenalan Sistem Kontrol Otomatis
Sistem kontrol otomatis adalah sistem yang dirancang untuk mengendalikan proses atau mesin secara otomatis tanpa intervensi manusia yang berkelanjutan. Sistem ini menggunakan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak untuk memonitor, mengatur, dan mengendalikan operasi dalam berbagai aplikasi industri. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi, konsistensi, dan keamanan proses produksi.
Dalam sistem kontrol otomatis, komponen utama meliputi:
Sensor: Mengukur variabel fisik seperti suhu, tekanan, kecepatan, dan mengirim data ke pengendali.
Pengendali (Controller): Memproses data dari sensor dan mengirim perintah ke aktuator.
Aktuator: Melakukan tindakan fisik berdasarkan perintah dari pengendali, seperti menggerakkan motor atau membuka katup.
Human-Machine Interface (HMI): Memungkinkan operator manusia untuk berinteraksi dengan sistem kontrol.
Alasan Pentingnya Mempelajari Sistem Kontrol Otomatis bagi Mahasiswa REKINSA
ADVERTISEMENT
1. Fondasi Teknologi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan integrasi teknologi digital dan otomatisasi dalam proses manufaktur. Sistem kontrol otomatis adalah inti dari revolusi ini, memungkinkan komunikasi dan koordinasi antara mesin dan sistem secara real-time. Mahasiswa REKINSA yang memahami sistem kontrol otomatis akan mampu berkontribusi dalam pengembangan dan implementasi teknologi industri 4.0, seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan analisis data besar (big data analytics).
2. Kompetensi Utama dalam Dunia Kerja
Industri modern membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem kontrol otomatis. Lulusan REKINSA yang menguasai sistem kontrol otomatis memiliki keunggulan kompetitif, membuka peluang karir di berbagai sektor seperti manufaktur, energi, otomotif, dan teknologi informasi.
ADVERTISEMENT
3. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Industri
Dengan mempelajari sistem kontrol otomatis, mahasiswa dapat berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas proses industri. Mereka dapat merancang sistem yang mengurangi waktu henti (downtime), meningkatkan kualitas produk, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
4. Inovasi dan Pengembangan Teknologi Baru
Pemahaman tentang sistem kontrol otomatis memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru. Ini termasuk pengembangan robotika, sistem kontrol cerdas, dan otomatisasi proses yang lebih kompleks.
5. Kontribusi pada Keberlanjutan dan Ramah Lingkungan
Sistem kontrol otomatis dapat membantu industri dalam mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca. Mahasiswa yang menguasai teknologi ini dapat merancang sistem yang lebih efisien dan ramah lingkungan, mendukung inisiatif keberlanjutan global.
ADVERTISEMENT
Topik-Topik Kunci dalam Mata Kuliah Sistem Kontrol Otomatis
Mata kuliah Sistem Kontrol Otomatis yang diajarkan kepada mahasiswa REKINSA mencakup berbagai topik penting yang membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan praktis.
1. Konsep Dasar Sistem Kontrol Otomatis
Mahasiswa memulai perjalanan belajar sistem kontrol otomatis dengan memahami konsep-konsep dasar yang membentuk fondasi teknologi ini. Topik ini meliputi teori tentang sistem kontrol terbuka (open-loop control) dan sistem kontrol tertutup (closed-loop control), serta penerapan mereka dalam berbagai konteks industri. Pada kontrol terbuka, sistem tidak memiliki umpan balik, sehingga proses berjalan sesuai dengan input awal tanpa adanya penyesuaian. Sementara itu, dalam kontrol tertutup, sensor digunakan untuk memantau proses dan memberikan umpan balik yang memungkinkan penyesuaian secara real-time.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mahasiswa akan mempelajari berbagai jenis sistem kontrol, seperti kontrol proporsional (P), kontrol proporsional-integral (PI), dan kontrol proporsional-integral-derivatif (PID), yang umum digunakan dalam aplikasi industri untuk meningkatkan kestabilan dan kinerja sistem.
2 & 3. Komponen Utama dalam Sistem Kontrol Otomatis (Bagian 1 & 2)
Komponen-komponen utama yang terdapat dalam sistem kontrol otomatis antara lain adalah:
Sensor: Digunakan untuk mengukur variabel proses seperti suhu, tekanan, posisi, atau level cairan. Sensor memainkan peran penting dalam menyediakan data yang dibutuhkan untuk memonitor sistem.
Pengendali (Controller): Merupakan perangkat yang menerima informasi dari sensor dan memprosesnya sesuai dengan logika yang telah diprogram untuk mengeluarkan sinyal kontrol kepada aktuator.
Aktuator: Bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan fisik berdasarkan sinyal yang diterima dari pengendali, seperti menggerakkan motor, mengubah posisi katup, atau menjalankan mekanisme lainnya.
ADVERTISEMENT
Transduser: Alat yang mengubah sinyal dari satu bentuk ke bentuk lainnya, biasanya dari sinyal fisik menjadi sinyal listrik yang dapat diproses oleh pengendali.
Mahasiswa akan belajar bagaimana semua komponen ini bekerja sama untuk menciptakan sistem kontrol yang efektif. Selain itu, mereka juga akan diajarkan cara memilih komponen yang tepat berdasarkan aplikasi industri tertentu.
4. Arsitektur dan Komponen PLC (Programmable Logic Controller)
PLC atau Programmable Logic Controller adalah perangkat keras yang umum digunakan dalam kontrol otomatis industri. PLC terdiri dari CPU (unit pemrosesan), modul input/output (I/O), dan memori yang digunakan untuk menyimpan program kontrol. Fungsi utama PLC adalah untuk mengendalikan proses dengan menggunakan logika yang telah diprogram.
Pada bagian ini, mahasiswa akan mempelajari arsitektur dasar PLC, cara kerjanya, serta komponen-komponen penting yang menyusun PLC. Mereka juga diajarkan cara mengintegrasikan PLC dengan sistem kontrol lainnya, serta bagaimana PLC dapat dikonfigurasi untuk menangani berbagai tugas dalam pengendalian proses, seperti otomatisasi mesin, sistem pengemasan, dan jaringan distribusi energi.
ADVERTISEMENT
5. Program Dasar PLC Menggunakan Ladder Logic
Ladder Logic adalah salah satu bahasa pemrograman yang paling umum digunakan dalam PLC. Bahasa ini berbasis pada diagram yang menyerupai rangkaian listrik, di mana simbol-simbol logika dihubungkan dalam bentuk tangga untuk menciptakan instruksi kontrol. Dalam topik ini, mahasiswa akan belajar cara membuat program dasar menggunakan Ladder Logic untuk mengendalikan perangkat yang dihubungkan dengan PLC, seperti relay, motor, dan sensor.
Pemahaman tentang Ladder Logic sangat penting karena bahasa ini memungkinkan insinyur kontrol untuk merancang program yang intuitif dan mudah dibaca, terutama untuk aplikasi kontrol yang relatif sederhana.
6. Dasar-Dasar Function Block Diagram (FBD)
Selain Ladder Logic, Function Block Diagram (FBD) adalah bahasa pemrograman visual lain yang sering digunakan dalam pemrograman PLC. FBD menggunakan blok fungsional yang dihubungkan oleh garis untuk merepresentasikan operasi logika, perhitungan matematis, dan instruksi pengendalian lainnya. Blok-blok ini memungkinkan programmer untuk dengan mudah menyusun logika kontrol dalam bentuk diagram yang lebih terstruktur.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa akan belajar cara menggunakan FBD untuk merancang program kontrol yang lebih kompleks dan bagaimana menggabungkannya dengan program Ladder Logic untuk menghasilkan kontrol yang lebih efisien.
7. Jenis-Jenis Input dan Output pada PLC
Topik ini membahas berbagai jenis input dan output (I/O) yang digunakan dalam PLC. Input dapat berupa sinyal dari sensor (seperti suhu, tekanan, atau level cairan), sementara output dapat berupa sinyal yang dikirim ke aktuator (seperti motor atau katup). Mahasiswa akan belajar cara menangani dan mengonfigurasi sinyal input/output ini untuk aplikasi kontrol yang berbeda.
Selain itu, mereka juga akan mempelajari perbedaan antara sinyal digital dan analog, serta bagaimana PLC mengolah masing-masing jenis sinyal tersebut.
8. Konfigurasi I/O pada PLC untuk Aplikasi Tertentu
ADVERTISEMENT
Pada bagian ini, mahasiswa akan mempelajari bagaimana mengonfigurasi input dan output pada PLC untuk aplikasi kontrol tertentu. Konfigurasi I/O sangat penting karena akan menentukan bagaimana PLC menerima data dari sensor dan mengendalikan aktuator. Sebagai contoh, dalam aplikasi sistem transportasi otomatis, PLC harus diatur untuk menerima sinyal dari sensor posisi dan memberikan perintah ke motor yang menggerakkan kendaraan.
9. Prinsip Kerja PLC dan Berbagai Jenis Sensor
Sensor adalah komponen penting dalam sistem kontrol otomatis, karena mereka mengumpulkan data dari lingkungan fisik yang kemudian diproses oleh PLC. Mahasiswa akan mempelajari prinsip kerja sensor-sensor yang sering digunakan, seperti sensor suhu, tekanan, level, dan posisi. Mereka juga akan diajarkan cara memilih sensor yang tepat berdasarkan jenis aplikasi yang dikendalikan.
ADVERTISEMENT
10. Kalibrasi dan Konfigurasi Sensor
Untuk memastikan sensor berfungsi dengan baik, kalibrasi yang tepat sangat diperlukan. Pada topik ini, mahasiswa akan diajarkan cara melakukan kalibrasi sensor agar hasil pengukuran yang diperoleh akurat. Kalibrasi yang tepat sangat penting dalam sistem kontrol otomatis, karena kesalahan dalam pengukuran sensor dapat menyebabkan gangguan dalam proses produksi atau pengendalian.
11. Prinsip Kerja Berbagai Jenis Aktuator
Selain sensor, aktuator juga memegang peranan penting dalam sistem kontrol otomatis. Aktuator berfungsi untuk mengeksekusi perintah yang diberikan oleh pengendali (PLC) berdasarkan data yang diterima dari sensor. Mahasiswa akan mempelajari prinsip kerja berbagai jenis aktuator, seperti motor listrik, solenoid, katup pneumatik, dan sistem hidrolik. Pemahaman ini penting agar mahasiswa dapat memilih aktuator yang sesuai dengan kebutuhan sistem.
ADVERTISEMENT
12. Mengintegrasikan Aktuator dengan PLC dan Menguji Fungsinya
Setelah mempelajari prinsip kerja aktuator, mahasiswa akan diajarkan bagaimana mengintegrasikan aktuator dengan PLC dan memastikan bahwa sistem bekerja dengan baik. Pengujian fungsional ini melibatkan pengaturan sinyal dari PLC ke aktuator dan memastikan bahwa perintah yang diberikan oleh PLC dilaksanakan dengan benar oleh aktuator. Misalnya, jika PLC mengirimkan sinyal untuk membuka katup, maka katup harus terbuka dengan tepat sesuai instruksi.
13. Pengembangan Program PLC untuk Aplikasi Kontrol Sederhana
Pada topik ini, mahasiswa akan mengembangkan program PLC untuk mengendalikan aplikasi kontrol sederhana, seperti sistem konveyor atau mesin pengisian otomatis. Mereka akan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, seperti Ladder Logic dan FBD, untuk merancang logika kontrol yang diperlukan. Pengembangan program ini memberikan keterampilan praktis dalam mengimplementasikan sistem kontrol otomatis.
ADVERTISEMENT
14. Menguji dan Memecahkan Masalah dalam Program PLC
Setelah program dikembangkan, mahasiswa akan belajar cara menguji dan memecahkan masalah dalam program PLC. Pengujian ini penting untuk memastikan bahwa program bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan tidak ada kesalahan dalam pengendalian proses. Jika ditemukan kesalahan atau malfungsi, mahasiswa akan belajar cara menganalisis dan memperbaiki program, sehingga sistem kontrol dapat berjalan dengan optimal.
Kesimpulan
Pembelajaran tentang Sistem Kontrol Otomatis bagi mahasiswa REKINSA memberikan landasan yang kuat untuk berkarir di dunia industri modern. Kemampuan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem kontrol yang efisien tidak hanya meningkatkan peluang karir mereka, tetapi juga memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada inovasi di berbagai sektor industri, seperti manufaktur, energi, otomotif, dan teknologi informasi.
ADVERTISEMENT
Dengan mempelajari berbagai komponen, prinsip, dan teknik pemrograman yang terkait dengan sistem kontrol otomatis, mahasiswa REKINSA dipersiapkan untuk menjadi insinyur yang kompeten dan siap menghadapi tantangan teknologi masa depan. Pembelajaran ini sangat relevan dalam dunia yang semakin terotomatisasi, di mana teknologi kontrol memainkan peran kunci dalam mendorong efisiensi, produktivitas, dan inovasi.