Konten dari Pengguna

Melihat Restoran Tertua dan Bersejarah di New York

Anggi Jenie
A diplomat with a love for the arts, food, music, and travel.
18 November 2019 13:01 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggi Jenie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika kota 'New York' disebutkan, apa yang ada di pikiran Anda? Mungkin gedung pencakar langit, Broadway dan Wall Street. Namun demikian New York juga memiliki pesona lain, yaitu sejarah dan budaya yang beragam.
New York City (foto: koleksi pribadi/Anggi Jenie)
zoom-in-whitePerbesar
New York City (foto: koleksi pribadi/Anggi Jenie)
Begitu pula dengan sejarah restoran di New York City. Memilih tempat makan di sana menjadi pengalaman yang menarik bagi pendatang baru dan wisatawan. New York sebagai salah satu dari 13 koloni asli Amerika Serikat dengan perkembangannya yang dinamis juga memiliki tempat makanan dan minuman dengan sentuhan sejarah.
ADVERTISEMENT
Bagi para foodie yang juga menikmati sejarah, berikut adalah tempat makan dan bar di New York yang pantas dikunjungi:
Fraunces Tavern 54 Pearl St., New York, NY (Financial District)
Fraunces Tavern penuh dengan sejarah pendirian Amerika Serikat. Rumah makan ini mulai ada pada 1767 dan menjadi salah satu tempat pertemuan rahasia bagi para revolusioner ternama saat itu, antara lain George Washington, yang menjadi Presiden pertama Amerika Serikat, dan John Hancock. Sampai sekarang restoran ini masih ada dan juga berfungsi sebagai museum.
Interior salah satu ruang makan di Fraunces Tavern (foto: koleksi pribadi/Anggi Jenie)
Setelah evakuasi tentara Inggris dari New York tahun 1783, Fraunces Tavern menjadi tuan rumah untuk acara perpisahan George Washington kepada para prajuritnya. Fraunces Tavern juga pernah menjadi kantor Departemen Luar Negeri, Keuangan, dan Perang pada masa New York menjadi ibu kota pertama Amerika Serikat tahun 1785 sampai 1790.
ADVERTISEMENT
McSorley's Old Ale House 15 E 7th St, New York, NY (Lower East Side)
Nongkrong di McSorley's Old Ale House, salah satu bar tertua di New York (foto: koleksi pribadi/Anggi Jenie)
McSorley's Old Ale House mulai ada pada 1854 dan adalah salah satu tempat tertua untuk kumpul-kumpul sambil minum-minum bir yang hingga kini masih bertahan di New York. Banyak pelanggan terkenal yang telah mengunjungi McSorley's, termasuk Abraham Lincoln (Presiden ke-16 Amerika Serikat), John Lennon, dan Woodie Guthrie.
Awalnya bar ini hanya menerima pelanggan pria, tapi pada 1970 pengadilan distrik New York memerintahkannya untuk juga menerima dan melayani tamu wanita.
Melangkah ke dalam pub ini seperti masuk ke dalam kapsul waktu, dan anda dapat melihat dekorasi yang tidak berubah sejak tahun 1910 sambil menikmati dua jenis bir ale yang ditawarkan: dark ale dan light ale.
ADVERTISEMENT
"McSorley's Bar" Lukisan karya John French Sloan (c. 1912) (Dokumen: Wikipedia Commons)
Katz's Delicatessen 205 E Houston St, New York, NY (Lower East Side)
Sejak pendiriannya pada 1888, Katz's Deli menjadi tempat populer bagi penduduk lokal. Restoran ini paling terkenal dengan beef pastrami sandwich (daging sapi asap dengan bumbu merica) yang dianggap terenak di New York.
Restoran ini menjadi lebih terkenal sejak salah satu film yaitu 'When Harry Met Sally' syuting di tempat ini, yang beradegan lucu dan sangat berkesan dengan dialog, "I'll have what she's having."
Corned beef sandwich dan pastrami sandwich di Katz's Deli (foto: koleksi pribadi/Anggi Jenie)
Pada waktu Perang Dunia ke-II terjadi, tiga anak laki-laki dari pemilik Katz's Deli ikut perang sebagai prajurit. Sang ayah kemudian secara rutin mengirim paket pastrami sandwich ini kepada pasukan Amerika untuk membantu mereka selama perang tersebut. Slogan Katz's Deli pada saat itu, "Send a salami to your boy in the army," menjadi slogan terkenal di Amerika.
Menunggu order di Katz's Deli (foto: koleksi pribadi/Anggi Jenie)
Peter Luger Steakhouse 178 Broadway, Brooklyn, NY (Williamsburg)
ADVERTISEMENT
Tempat steak ini mulai beroperasi pada 1887 di Williamsburg, Brooklyn yang sebagian besar warganya saat itu berasal dari imigran Jerman. Restoran ini semakin terkenal pada 1903 ketika jembatan Williamsburg yang menghubungkan Manhattan dengan Brooklyn selesai dibangun dan membawa banyak pebisnis ke daerah tersebut.
Bagian depan Peter Luger Steak House (foto: koleksi foto pribadi/Anggi Jenie)
Menu paling terkenal adalah porterhouse steak, diseleksi dari tipe daging sapi terbaik (USDA Prime). Jangan lupa untuk memesan pencuci mulut khas buatan restoran ini, "schlag" atau lebih dikenal dengan "whipped cream" yang dimakan dengan buah stroberi segar.
Porterhouse Steak di Peter Luger (foto: koleksi pribadi/Anggi Jenie)
Itulah sedikit dari pengalaman waktu saya menjelajahi restoran yang ada sejarahnya di New York.
Ternyata, hidup di kota modern tidak berarti semuanya serba baru. Tradisi dan sejarah tidak perlu hilang. Justru masyarakat New York bangga akan masa lampaunya, termasuk dalam bidang restoran dan kuliner.
ADVERTISEMENT
Jadi, bila Anda sempat pergi ke New York City, selain melihat museum, shopping, dan nonton Broadway show, sempatkan juga untuk mampir ke restoran dan bar di atas, karena sampai saat ini tempat-tempat tersebut masih eksis dan enak.