Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Analisis Teknologi Informasi di Era Globalisasi
23 April 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ani Andasti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di era digital seperti sekarang, teknologi informasi bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, hampir semua aktivitas kita tersentuh oleh teknologi, terutama dalam hal komunikasi. Tapi, pernahkah kita berpikir, bagaimana sebenarnya teknologi ini mengubah cara kita berkomunikasi dengan orang lain?
ADVERTISEMENT
Jembatan yang Mempercepat Komunikasi
Bayangkan dulu, untuk mengirim pesan ke teman atau keluarga yang jauh, kita harus menulis surat dan menunggu berhari-hari hingga sampai. Sekarang? Cukup dengan sekali klik, pesan kita bisa sampai dalam hitungan detik, bahkan bisa langsung bertatap muka lewat video call.
Teknologi informasi seperti internet, smartphone, dan media sosial telah membuat dunia terasa jauh lebih kecil. Kita bisa terhubung dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Hal ini tentu membawa banyak keuntungan, seperti:
Berita terbaru, tutorial, atau bahkan gosip selebriti bisa langsung kita akses tanpa harus menunggu lama.
Keluarga yang terpisah pulau atau bahkan benua tetap bisa saling berkomunikasi dan berbagi momen secara real-time.
ADVERTISEMENT
Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok bukan hanya tempat berbagi foto atau video, tapi juga ruang untuk menyuarakan pendapat dan membangun komunitas.
Tapi, Ada Sisi Gelap di Balik Kemudahan Ini
Meski begitu, perubahan pola komunikasi ini juga membawa tantangan yang tidak bisa kita abaikan. Misalnya, semakin sering kita berkomunikasi lewat layar, interaksi tatap muka secara langsung jadi makin jarang. Hal ini bisa membuat kita kehilangan kehangatan dan kedalaman hubungan sosial.
Selain itu, arus informasi yang deras juga rentan disusupi berita palsu atau hoaks yang bisa menimbulkan kebingungan bahkan konflik sosial. Belum lagi masalah keamanan data pribadi dan potensi kejahatan siber yang semakin marak.
ADVERTISEMENT
Tidak kalah penting, penggunaan bahasa dalam komunikasi digital sering kali dipersingkat atau dipenuhi emotikon, yang kadang membuat pesan menjadi ambigu atau kurang sopan jika tidak dimengerti dengan baik.
Bagaimana Kita Bisa Bijak Menghadapi Perubahan Ini?
Kuncinya adalah literasi digital dan kesadaran untuk menggunakan teknologi secara sehat. Berikut beberapa tips yang bisa kita terapkan:
Jangan biarkan teknologi menggantikan kehangatan komunikasi langsung dengan keluarga dan teman.
Pastikan sumber berita yang kita terima terpercaya agar tidak menyebarkan hoaks.
Gunakan pengaturan keamanan dan hindari membagikan informasi pribadi secara sembarangan.
Terutama saat berkomunikasi di media sosial atau platform profesional.
ADVERTISEMENT
Teknologi Informasi, Pedang Bermata Dua
Teknologi informasi memang telah mengubah pola komunikasi masyarakat secara drastis, membawa banyak kemudahan dan peluang baru. Namun, di balik itu semua, ada tanggung jawab besar untuk mengelola dan memanfaatkannya dengan bijak. Dengan sikap yang tepat, kita bisa menikmati manfaat teknologi tanpa terjebak dalam dampak negatifnya.
Mari kita jadikan teknologi sebagai alat untuk mempererat hubungan, memperluas wawasan, dan membangun masyarakat yang lebih cerdas dan harmonis. Teknologi informasi memang mengubah cara kita berkomunikasi, namun pada akhirnya, kualitas hubungan dan komunikasi yang tulus tetap bergantung pada bagaimana kita memanfaatkan teknologi tersebut dengan bijak.