Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perihal Cemburu yang Jadi Sembilu
18 Oktober 2023 15:28 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Anik Sajawi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
“Jangan sesekali kau dekati ibu ku. Selalu itu yang Lina katakan bila mata bocah itu mulai berbinar-binar menatap sang kaka. Lalu, dia akan melempar tanya yang sama lewat kerlingan mata yang seketika meredup melihat sang ibu kembali menaruh perhatian ke sang Kaka.”
ADVERTISEMENT
***
Lina tinggal di sebuah desa kecil yang sunyi, dia seorang gadis kecil yang penuh ambisi. Lina adalah anak bungsu dalam keluarganya, dan dia memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Maya. Lina selalu merasa bahwa Maya mendapatkan lebih banyak perhatian dari orang tua mereka, dan hatinya penuh dengan iri.
Maya telah tinggal bersama keluarga mereka sejak dia masih bayi. Keluarga mereka adalah satu-satunya keluarga yang mau mengadopsi Maya ketika orang tuanya meninggal dalam kecelakaan tragis. Lina, yang lahir setahun setelah itu, selalu merasa seperti anak yang kurang perhatian.
Ia sering melihat ibunya mengurus Maya, membacakan cerita, memasak hidangan favoritnya, dan menjemurnya di bawah matahari. Orang tuanya selalu tersenyum padanya, dan Lina merasa iri melihat bagaimana Maya selalu berada dalam pusat perhatian.
ADVERTISEMENT
Ketika Lina mencoba berbicara dengan ibunya, ia merasa seperti ibunya selalu terburu-buru dan tidak sabar mendengarkan ceritanya. Lina berusaha keras untuk menunjukkan bahwa dia juga bisa menjadi anak yang baik dan patuh, tetapi tetap saja merasa tidak mendapatkan cukup perhatian.
Suatu hari, ketika Lina merasa frustasi dan merasa bahwa ia tidak bisa bersaing dengan Maya, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang bodoh. Dia merusak buku cerita favorit Maya, pikirannya adalah bahwa jika buku itu rusak, maka ibunya akan memberikan perhatian lebih padanya untuk menghiburnya.
Namun, rencananya tidak berjalan seperti yang dia inginkan. Saat ibunya menemukan buku itu rusak, dia hanya berkata, "Tenang saja, Lina. Kami akan membeli buku baru besok," Lina merasa bersalah karena telah merusak buku itu, tetapi dia juga merasa bingung. Mengapa ibunya tidak marah padanya?
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemudian, Lina melihat ibunya duduk di samping Maya yang sedang merasa kurang sehat. Maya terlihat pucat dan lemas. Orang tuanya begitu khawatir dan mereka membawanya ke dokter dengan segera.
Setelah Maya sembuh, Lina duduk di sampingnya dan bertanya, "Kak, mengapa Mama dan Papa begitu khawatir tentangmu,?"
Maya tersenyum lembut dan menjawab, "Lina, Mama dan Papa sangat mencintaimu, tapi mereka juga mencintaiku. Ketika mereka mengadopsiku, mereka memutuskan untuk menjadi keluargaku. Itu berarti mereka adalah orang tua untuk kita berdua. Mereka tidak membedakan cinta mereka, dan tidak ada yang perlu kau iri,"
Lina merasa hangat mendengar kata-kata Maya. Ia menyadari bahwa orang tuanya mencintai mereka berdua dengan caranya masing-masing, dan itu tidak bisa diukur dalam jumlah perhatian yang mereka terima. Ia memeluk Maya dengan erat.
ADVERTISEMENT
***
Mulai dari hari itu, Lina berhenti merasa iri pada Maya dan mulai bersyukur atas kasih sayang yang ia terima dari orang tuanya. Dia belajar bahwa cinta keluarga tidak bisa diukur dalam banyaknya perhatian yang kita terima, tetapi dalam rasa hangat dan kasih sayang yang kita berikan dan terima. Dua saudara perempuan ini tumbuh dengan kasih sayang dan pengertian satu sama lain, dan keluarga mereka menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Lina dan Maya, dua saudara perempuan yang awalnya terpisah oleh perasaan cemburu, akhirnya menemukan kedalaman hubungan mereka yang sejati. Momen itu adalah titik balik dalam kisah mereka.
Setelah Lina menyadari bahwa perasaan irinya terhadap Maya adalah tidak adil, hubungan di antara mereka mulai berubah. Mereka mulai berbicara lebih banyak satu sama lain, berbagi cerita, dan tertawa bersama. Mereka belajar satu sama lain tentang hobi, minat, dan impian mereka.
ADVERTISEMENT
Lina menemukan bahwa Maya adalah seorang kakak yang luar biasa. Dia mendukungnya dalam pelajaran, membantunya memahami materi yang sulit, dan mereka mulai belajar bersama. Lina merasa beruntung memiliki kakak yang begitu pintar.
Sementara Maya juga menyadari betapa istimewanya adiknya. Lina memiliki semangat dan kreativitas yang tak tertandingi. Maya memotivasi Lina untuk mengikuti minatnya dalam seni dan musik. Mereka mulai membuat karya seni bersama dan menyanyikan lagu-lagu favorit mereka.
Keduanya mendukung satu sama lain dalam segala hal, baik itu dalam pelajaran, hobi, atau saat menghadapi masalah. Mereka menjadi teman sejati satu sama lain, dan hubungan mereka menjadi semakin kuat.
***
Pada suatu hari, ketika Maya menghadapi masalah di sekolah, Lina berdiri di sisinya. Dia membantu Maya menyelesaikan masalah tersebut dan memberinya semangat. Maya merasa berterima kasih atas dukungan adiknya dan menyadari bahwa keluarga adalah tempat di mana mereka selalu dapat mengandalkan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Mereka memahami bahwa kasih sayang orang tua mereka adalah tak tergantikan, tetapi kasih sayang yang mereka miliki satu sama lain adalah tambahan yang istimewa dalam hidup mereka. Mereka tahu bahwa di saat-saat sulit atau bahagia, mereka selalu bisa mengandalkan saudara mereka.
Lina dan Maya mengerti bahwa cemburu adalah perasaan alami, tetapi mereka juga menyadari bahwa itu bisa diatasi dengan cinta, pengertian, dan dukungan satu sama lain. Hubungan mereka telah tumbuh menjadi sebuah kesatuan yang kuat, dan mereka tahu bahwa bersama, mereka bisa menghadapi segala tantangan yang datang dalam hidup mereka.
Dua saudara perempuan ini telah belajar bahwa cinta keluarga adalah tentang mendukung dan mengasihi satu sama lain, tidak peduli apa pun yang terjadi.
ADVERTISEMENT