1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Membandingkan Bake-Danuki di Genshin Impact dengan Tanuki dalam Mitologi Jepang

Anindita Lilie Devianti
Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Ilmu Budaya, Prodi Studi Kejepangan
11 Oktober 2022 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anindita Lilie Devianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Genshin Impact merupakan game action RPG yang dibuat oleh perusahaan game asal China, Mihoyo atau yang sekarang kita kenal sebagai Hoyoverse. Dari segi cerita, Genshin Impact berlatar di sebuah dunia fiksi bernama Teyvat. Dunia Teyvat penuh dengan berbagai macam hal ajaib dan kehidupan mistis yang kebanyakan mengambil inspirasi dari budaya di dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Jika kamu memainkan game ini, pasti tidak asing dengan salah satu makhluk imut dan menggemaskan yang berasal dari salah satu region di Teyvat yaitu Inazuma. Ya, makhluk ini dinamakan bake-danuki!
Sumber : penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : penulis
Sosoknya berupa rakun dengan perut buncit dan terdapat daun di atas kepalanya. Di dalam game, jika kita melihat bake-danuki, mereka akan mulai menari dan memainkan musik, lalu jika kita mendekat mereka akan menghilang dan kemudian muncul kembali dalam kepulan asap di dekatnya dan biasanya menyamar menjadi benda-benda seperti obor ataupun gentong kayu.
Nah, dalam kepercayaan masyarakat Jepang bake-danuki atau lebih umum disebut tanuki sering digambarkan sebagai makhluk yang nakal, lucu, riang gembira, serta pandai menyamar dan berubah bentuk.
Tanuki adalah sebutan untuk anjing rakun dalam bahasa Jepang. Tanuki berasal dari kata Ta-no-Ke 田之怪 (petak sawah) atau dari Ta-Neko 田猫 (kucing sawah) dan orang Jepang terkadang menyebut Tanuki sebagai Ka-ri 家狸 (rumah tanuki). Di daerah Osaka, Kyoto, dan Kobe Tanuki juga dikenal sebagai mameda 豆狸 (kacang tanuki) karena anjing rakun menyukai kacangkacangan (Katherine, 2014: 141).
ADVERTISEMENT
Tanuki juga dapat dikatakan sebagai siluman anjing rakun yang sangat terkenal. Dalam beberapa cerita Jepang, Tanuki diceritakan dapat berubah bentuk menjadi apapun baik menjadi benda hidup atau mati dan dapat merubah daun menjadi uang karenanya Tanuki disebut sebagai penipu yang cerdik. Dalam kepercayaan Shinto di kepulauan Jepang, Tanuki dianggap sebagai dewa dan penguasa atas semua alam, namun setelah masuknya agama Buddha, hal-hal kepercayaan Tanuki mulai menghilang dan menjadikan Tanuki sebagai utusan para dewa atau pelindung alam. (Foster, 2015: 186).
Dalam cerita rakyat, Tanuki adalah penipu, sering digambarkan sebagai agak kikuk dan berperut buncit, dengan kegemaran minum sake, mengubah bentuk menjadi pohon, batu bahkan bulan, dan menyamar sebagai biksu Buddha. Salah satu karakteristik Tanuki yang paling terkenal adalah skrotum raksasa, yang digunakannya untuk semua jenis pengubahan bentuk yang kreatif.
ADVERTISEMENT
Sifat nakal tanuki mirip dengan rubah Jepang, tapi kedua makhluk itu sangatlah berbeda. Tanuki memiliki kategori sifat nakal yang berbeda di setiap versi cerita pendek yang ada di Jepang. Tanuki dapat memberikan ilusi yang kuat, mengubah kerikil dan daun menjadi uang palsu atau kotoran menjadi makan yang lezat, menyulap fatamorgana muncul sebagai iblis mata satu yang mampu menghasilkan petir dan hujan.
Salah satu kisah yang terkenal tentang tanuki yaitu dalam kisah Bunbuku Chagama. Bercerita tentang tanuki yang ingin membalas kebaikan seorang petani yang membantunya. Agar petani mendapatkan uang, tanuki menyamar sebagai panci untuk merebus air sambil membuat teh (chagama). Panci ini dijual kepada seorang biksu di kuil, tetapi ketika api dibuat di bawah panci yang berisi air panas, kaki dan kepala melompat keluar dari panci, menyebabkan tanuki lari kesakitan.
ADVERTISEMENT
Dalam kumpulan cerpen Kachi-kachi Yama karya Otogi Zoshi pada zaman Muromachi, tanuki digambarkan sebagai penjahat. Tanuki berbohong kepada wanita tua itu dan tega membunuhnya dan membuat sup. Tanuki kemudian menyamar sebagai wanita tua dan menipu pria tua itu untuk makan sup dengan daging wanita tua itu.
Dari kedua cerita pendek di atas, dapat kita simpulkan bahwa bake-danuki di Genshin Impact dan tanuki dalam mitologi Jepang gemar sekali merubah bentuknya menjadi barang apapun untuk mengelabui targetnya.
Sosok tanuki yang kabur akibat api yang dibuat oleh sang petani dalam cerpen Bunbuku Chagama, mengingatkan saya kepada salah satu upaya pemain Genshin Impact untuk menangkap bake-danuki yang sedang menyamar menjadi obor. Pertama, pemain harus mengejar tanuki yang menghilang setelah menari dan bernyanyi, setelah itu bake-danuki akan menyamar menjadi obor. Di saat itulah pemain harus menggunakan karakter berelemen api untuk menyalakan obor tersebut. Bake-danuki yang kepanasan akan kembali merubah wujudnya ke wujud asli!
Sumber : penulis
Di Jepang kontemporer Tanuki adalah simbol kesuburan, tanda-tanda kemakmuran dan nasib baik di depan restoran, bar, dan toko sake. Dapat menemukan patung keramik Tanuki yang gemuk, bermata lebar, ceria, berdiri tegak dan dihiasi dengan topi jerami, kendi sake di satu tangan. Di jalan-jalan kota modern, makhluk itu memancarkan rasa riang dan sambutan tradisional (Nakamura, 1990: 107).
ADVERTISEMENT
Hubungan Tanuki dengan kerajinan emas mengubah Tanuki sebagai lambang pembawa keberuntungan, dan lahir tradisi memasang patung keramik Tanuki di halaman rumah. Di depan rumah minum atau rumah makan yang menghidangkan mi sering dipajang patung keramik Tanuki.
Kota Shigaraki Prefektur Shiga memiliki kerajinan keramik yang disebut Shigaraki-yaki. Di antara produksinya yang terkenal adalah patung keramik berbentuk Tanuki yang memakai topi dan sedang memegang botol sake.
Dalam game Genshin Impact, tanuki juga sering dijadikan ornament-ornamen lucu yang menghiasi toko-toko di region Inazuma. Ada pula perabot rumah yang bisa didapatkan dari quest, lho!
Setiap pemain memiliki 'rumah' mereka sendiri yang bisa mereka hias. Dalam game Genshin Impact disebut Serenitea Pot. Serenitea Pot atau Realm Within (bahasa sehari-hari juga dikenal sebagai Teapot, Housing, Homeland, atau Player Housing) adalah sistem di Genshin Impact yang memungkinkan pemain untuk membuat rumah mereka sendiri. Pemain berinteraksi dengan sistem menggunakan gadget dengan nama yang sama.
ADVERTISEMENT
Pemain dapat meminta untuk mengunjungi Pot Serenitea teman mereka dalam Mode Co-Op terlepas dari Level Dunia. Di dalam, pemain akan disambut oleh Teapot Spirit Tubby, yang akan memberikan akses ke berbagai fitur Perumahan.
sumber : penulis
Di Jepang Tanuki mempunyai istilah 鼓腹 Kofuku yang berarti “menepuk perut” yang diartikan setelah makan sampai kenyang. Jika kanji Kofuku dibalik akan menjadi 腹鼓 Hara Tsuzumi yang memiliki arti “drum perut”. Tsuzumi adalah drum yang diduga berasal dari Cina atau Korea. Berbentuk seperti gelas dimainkan dengan tangan.
Gendang perut Tanuki dikenal sebagai Hara Tsuzumi Tanuki 腹鼓 狸 . Suara yang dihasilkan oleh perut gendang Tanuki di zaman tradisional berbunyi dokodon dokodon dokodon atau hanya don don don. Di zaman modern berbunyi ponpoko pon pon.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya saya sudah menyebutkan bahwa bake-danuki dalam game Genshin Impact selalu menari dan mengeluarkan bunyi ketika kita melihatnya. Nah, bunyi lagu tersebut dihasilkan oleh bake-danuki yang menabuh perutnya sendiri dan akhirnya mengeluarkan bunyi seperti dengan istilah kofuku dalam mitologi Jepang.
Bake-danuki yang ada di dalam game Genshin Impact memanglah terinspirasi dengan mitologi tanuki yang ada di Jepang. Region yang ditinggali bake-danuki yang dinamai Inazuma pun terinspirasi dari negara Jepang. Baik budaya, maupun isinya seperti bentuk bangunan ataupun jenis flora yang ada di wilayah region tersebut. Maka tidak kaget lagi jika banyak sekali mitologi Jepang yang diangkat menjadi bagian dari game ini!