1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Peranan Noukanshi, Sang Pengurus Jenazah dalam Budaya Soushiki

Anindita Lilie Devianti
Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Ilmu Budaya, Prodi Studi Kejepangan
5 April 2023 7:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anindita Lilie Devianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan orang Jepang, tidak lepas dari nilai-nilai keagamaan. Keyakinan Shinto dan agama Buddha merupakan dua kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat Jepang. Adanya kepercayaan orang Jepang dalam urusan agama dan kepercayaan ini tentu sangat erat kaitannya dengan pandangan hidup dan mati. Ada beberapa upacara ritual keyakinan Shinto dan agama Buddha dijalankan berdampingan secara seimbang. Tidak sedikit masyarakat Jepang menganut dan menggunakan beberapa tradisi dari kedua agama tersebut sepanjang hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Meskipun Shintoisme adalah kepercayaan asli di Jepang sebelum Buddhisme masuk ke Jepang, upacara penguburan (soushiki) dengan mudah diasosiasikan dengan Shintoisme. Menurut penuturan Sosnoski (1996), Saat ini hampir 90% masyarakat Jepang melaksanakan upacara pemakaman (soushiki) secara Buddha.
Pada zaman Meiji, soushiki diadakan dengan mewah sekali. Karena banyaknya gengsi yang timbul di zaman tersebut, upacara pemakaman yang seharusnya diselenggarakan sewajarnya malah dibuat semewah dan semahal mungkin. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak sekali perubahan sistem pemakaman di Jepang. Berbeda dengan dahulu, kini pihak keluarga akan memanggil perusahaan pelayanan jasa pemakaman atau bisa disebut juga sougisha untuk menggantikan peran masyarakat yang perlahan menghilang.
sumber: pixabay
Jika meninggal di rumah, biasanya pihak keluarga akan menghubungi dokter untuk diberikan sertifikat kematian. Sertifikat ini sangat diperlukan karena termasuk syarat untuk mengurus prosedur administrasi pemakaman, kremasi, dan penguburan. Setelah itu jenazah akan diletakkan di sebuah kasur dan pihak keluarga segera menghubungi pihak sougisha atau perusahaan pelayanan jasa pemakaman terkait kematian jenazah dan mereka akan segera mengirim staff sougisha untuk datang ke tempat duka.
ADVERTISEMENT
Staf sougisha yang bertugas mengurus jenazah disebut juga dengan noukanshi. Noukanshi (納棺師) adalah, orang yang bertugas melakukan kegiatan noukan (納棺).
Menurut website bernama いい葬儀 yang rilis pada tanggal 26 Mei 2018, “Noukan adalah, proses menempatkan mayat dalam peti mati dan umumnya dilakukan sebelum otsuya. Kegiatan noukan memiliki serangkaian kegiatan, seperti matsugo no mizu dan yukan. Pada akhirnya, jenazah mengenakan kostum yang disebut dengan kostum kematian, dan barang-barang favorit jenazah disatukan sebagai barang penguburan”.
Hikaru Suzuki (dalam Bryant, 2003: 663) menyebut jika proses noukan diawali dengan menyalakan dupa. Setelah itu mempersiapkan jenazah dengan cara memberinya pakaian putih yang terdiri dari penutup kepala berbentuk segitiga (zukin), sepasang sarung tangan (tekko), sebuah jubah (kyoukatabira), sepasang pelindung lutut, sepasang kaus kaki gaya Jepang (shiro-tabi), dan manik-manik seperti tasbih (juzu). Selanjutnya peti mati di bawa masuk ke ruangan, kemudian jenazah diangkat dan dimasukkan ke dalam peti. Jenazah diberi parfum, deodoran, dan dry ice di sekitar tubuhnya. Kemudian peti ditutup dan proses noukan selesai.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam sebuah website yang berisikan informasi pekerjaan di Jepang yang dikelola oleh perusahaan Node Place Co. Ltd., mengatakan bahwa, “Noukanshi adalah, orang yang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan yang diperlukan untuk mengemas orang meninggal kedalam sebuah peti mati.”
Pada pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa peranan seorang noukanshi dalam soushiki meliputi proses mengurusi jenazah seperti membersihkan tubuh jenazah tersebut dan merias jenazah agar terlihat lebih baik dengan cara memakaikan pakaian yang bagus dan merias jenazah wanita dengan make up, lalu jenazah tersebut dimasukkan kedalam peti mati yang telah dipesan.
Jika ingin menekuni pekerjaan sebagai noukanshi, mereka memiliki persyaratan yang cukup berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya. Berbeda dengan pekerjaan seperti dokter dan guru yang harus memiliki ijazah telah lulus dari universitas, syarat bekerja menjadi noukanshi lebih sederhana yaitu mereka harus menekuni dan memperdalam keahlian mereka dalam mengurusi jenazah.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Jepang sebelumnya tidak mengetahui tentang pekerjaan noukanshi. Di dalam kamus cetak bahasa Jepang tidak didapati kata “noukanshi” secara utuh. Masyarakat Jepang juga tidak menggunakan kata tersebut secara umum. Istilah noukanshi mulai diketahui masyarakat Jepang sejak film berjudul “Okuribito” karya sutradara Yojiro Takita yang rilis pada tahun 2008 dan dilihat banyak orang. Pekerjaan noukanshi menjadi populer sejak film tersebut mendapatkan penghargaan Oscar.
sumber: pixabay
Okuribito bercerita tentang Daigo Kobayashi yang seorang pemain cello dan juga seorang kepala rumah tangga mencari pekerjaan setelah group orchestra yang menaunginya bubar. Daigo yang tidak sengaja menemukan lowongan pekerjaan dari sebuah perusahaan dan karena sebuah miskomunikasi, Daigo yang awalnya mengira perusahaan tersebut adalah agen perjalanan, terkejut setelah mengetahui bahwa tugasnya di perusahaan itu adalah sebagai perias jenazah. Karena merasa sungkan dengan sang Direktur yang telah menerimanya, akhirnya Daigo mau tidak mau menerima tawaran pekerjaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa pekerjaan pokok seorang noukanshi. Salah satunya adalah “故人を安らかにお送りする”atau mengirim orang yang telah meninggal dengan damai. Dalam sebuah website yang dikelola oleh perusahaan Node Place Co. Ltd., terdapat sebuah kutipan yang berbunyi “納棺師とは亡くなった人を棺に納めるため に必要な作業と行う職業人のことをいいます。” Arti dari kutipan tersebut adalah, “Noukanshi adalah seorang profesional untuk melakukan pekerjaan meletakkan orang meninggal pada sebuah peti mati.”
Noukanshi menjadi seorang yang profesional dari kutipan tersebut bermakna bahwa seorang noukanshi harus melayanni dan membuat pihak keluarga yang sedang berduka puas dan untuk jenazah itu sendiri bahwa seorang jenazah tersebut telah dinilai atau dilihat telah dapat di kremasi dan dikubur dengan damai. Noukanshi juga memiliki peran penting untuk “遺族と故人をつなぐ重要な役割” yang berarti menghubungkan keluarga yang berduka dengan jenazah.
ADVERTISEMENT
Noukanshi juga memiliki tugas untuk mengurus tubuh jenazah sampai sebelum dikremasi dan membetulkan penampilan tubuh jenazah agar keluarga yang berduka dapat bertemu jenazah. Es kering biasanya diletakkan di sekitar tubuh jenazah untuk mencegah pembusukan pada tubuh jenazah. Noukanshi juga biasanya mengganti pakaian tubuh, mencukur bulu wajah pada tubuh laki-laki dan merias wajah pada tubuh perempuan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi rasa duka dan trauma bagi keluarga yang ditinggalkan saat melihat jenazah keluarganya.
Tidak hanya itu, noukanshi juga bertanggung jawab untuk menempatkan tubuh jenazah ke dalam peti mati, tetapi itu bukan berarti dilakukan dengan sembarangan dan santai. Selanjutnya Noukanshi yang profesional akan melanjurkan serangkaian pekerjaan mengurusi tubuh jenazah dan memakaikannya pakaian dan riasan lalu diletakkan di peti mati. Saat-saat ini adalah saat-saat yang berarti bagi keluarga yang berduka. Dalam pekerjaan noukanshi, mereka dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang tenang namun serius dalam melakukan pekerjaannya agar pihak keluarga mendapat kesempurnaan kepuasan untuk berpisah dengan jenazah.
ADVERTISEMENT
sumber: pixabay