Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bounded Rationality
17 Maret 2021 20:27 WIB
Tulisan dari Anindra Guspa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kolaborasi Ilmu Ekonomi dan Psikologi
ADVERTISEMENT
Manusia dipandang sebagai makhluk yang sehari-hari melakukan kegiatan ekonomi. Peran ekonomi dalam kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari semua prinsip kehidupan manusia karena prinsip dasar ekonomi adalah untung sebesar-besarnya dan rugi sekecil-kecilnya. Lea, Tarpy & Wehly (dalam Hidayat, 2003) memandang bahwa manusia Homo economicus dalam teori ekonomi neo-klasik yaitu makhluk yang rasional.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato pengukuhan guru besar UGM Marwan Asri menyampaikan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu akan menghitung dan menemukan titik optimal sebagai jawaban dari permasalahan ekonomi keuangan yang dihadapinya, yang dimaksud titik tersebut adalah di mana mereka mampu memberikan utilitas yang maksimal bagi diri seorang pembuat keputusan. Ini merupakan argumen mengenai bagaimana dalam kegiatan ekonomi secara teoritis mengasumsikan sikap rasionalitas pelaku ekonomi.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan banyak penelitian-penelitian yang membuktikan bahwa rasionalitas ekonomi tidak sepenuhnya terbukti, salah satunya adalah rasionalitas terbatas atau bounded rationality yang riset tersebut dilakukan seorang ahli psikologi kognitif sehingga memperoleh hadiah Nobel ekonomi dia adalah Herbert A. Simon.
Herbert Alexander Simon adalah peneliti di bidang psikologi kognitif, Ilmu Komputer, administrasi umum, ekonomi dan filsafat. Simon lahir di Milwaukee, Winconsin pada tahun 1916. Simon terlahir dari seorang ayah seorang insinyur dari Jerman yang memiliki beberapa hak paten atas karyanya di bidang kelistrikan. Pada tahun 1975, Simon mendapat penghargaan Turing Award dari ACM, bersama Allen Newell atas jasanya dalam memberikan kontribusi yang besar di bidang kecerdasan buatan dan psikologi manusia pada tahun 1978 simon mendapatkan penghargaan Nobel di bidang ekonomi atas penelitiannya di bidang pengambilan keputusan pada organisasi ekonomi. Salah satu konsep yang dikemukakan Simon adalah Bounded rationality (rasionalitas terbatas) dan Keterpuasan. (Wikipedia.org diakses 26 Desember 2014).
ADVERTISEMENT
Apa Itu Rasionalitas?
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI.web.id) Rasional adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, menurut pikiran yang sehat, cocok dengan akal. Rasionalitas dapat diartikan sebuah pikiran yang logis dan masuk akal.
Menurut Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D, Dosen Psikologi ekonomi UGM, manusia sebagai makhluk ekonomi yang dipandang rasional adalah memiliki 4 syarat yaitu; Pertama, memaksimalkan keuntungan yakni seseorang yang hidup di dunia akan berusaha sekuat tenaga bisa mencapai keuntungan yang besar dalam setiap tindakannya. Kedua, selfish yaitu sikap mementingkan diri sendiri. Ketiga, tanpa ada batasan. Keempat, memikirkan keuntungan dan kerugian dalam mengambil tindakan. Teori ekonomi memandang memang manusia melakukan berbagai usaha dengan dasar perilaku rasionalitas tersebut.
Rasionalitas yang dikemukakan bisa dicontohkan dengan beberapa tindakan manusia seperti; tawar-menawar manusia cenderung menawar harga serendah-rendahnya. Asumsi lain adalah masyarakat melakukan gotong-royong membangun tanggul penahan air sebelum musim hujan agar di musim hujan mereka terbebas dari banjir. Rasionalitas perilaku ekonomi diasumsikan memang bisa dikaji dalam semua segi kehidupan baik sosial, ekonomi, psikologi, dan berbagai disiplin ilmu lainnya tujuannya untuk mengembangkan teori-teori ekonomi.
ADVERTISEMENT
Kemudian timbul pertanyaan bahwa apakah rasionalitas benar-benar berlaku dalam semua kehidupan ? Inilah yang dicoba dikaji oleh Simon bahwa manusia tidak sepenuhnya rasional dan rasional bisa dibatasi oleh proses kognitif manusia yang di sebut sebagai Bounded rationality atau rasioalitas terbatas.
Rasionalitas Terbatas
Dari konsep rasional yang dikemukakan oleh teori ekonomi bisa memberikan sebuah pertanyaan apakah benar setiap manusia mengambil keputusan yang rasional dan apakah rasionalitas sikapnya tak terbendung oleh individu.
Dalam perkembangannya rasionalitas terbatas dipelopori oleh Herbert A. Simon, Jones (1999) menjelaskan bahwa Simon menghabiskan banyak waktu dan energi untuk mengkritik abstrak dan menerjemahkan pengambilan model keputusan ekonomi. Sebagian besar kritikan negatif menunjukkan bagaimana model rasionalitas tidak menjelaskan bagaimana orang benar-benar membuat keputusan. Simon (dalam Herling, 2014) mengemukakan Konsep rasionalitas bahwa orang akan memilih tindakan yang terbaik tidak hanya menjadi asumsi kunci yang paling tradisional dalam ilmu ekonomi dan telah diterima oleh psikolog sebagai prinsip yang mendasari teori pengambilan keputusan. Menurut Simon hal ini beralasan bahwa di dunia yang sempurna, pengambil keputusan yang rasional atau obyektif yang menganggap semua alternatif mungkin dalam keterbatasan masalah lingkungan dan memilih salah satu pilihan yang memiliki kemungkinan terbesar atau manfaat solusi yang optimal. Sayangnya, kita tidak hidup atau bekerja di dunia yang sempurna, dan kedua kelompok mengakui bahwa dalam aplikasi pembuat keputusan rasional sering memilih hasil kurang optimal.
ADVERTISEMENT
Tetapi Simon (dalam Jones, 1992) juga mengembangkan apa yang disebut model prosedural rasionalitas, didasarkan pada proses psikologis khususnya penalaran dan penjelasannya bagaimana orang melakukan pencarian dan membuat pengorbanan atas nilai nilai. Hal ini bermaksud bahwa proses pengambilan keputusan mengalami proses yang bertahap seperti rantai dalam menghasilkan sebuah keputusan. Proses tersebut yaitu proses mental dan kesesuaian informasi yang dimiliki individu dalam pengambilan keputusan. Memang benar apa yang dikemukakan Simon seperti dalam mengambil keputusan tidak selalu rasional.
Rasional sebenarnya hanya asumsi karena pada prosesnya proses emosi, subjektivitas, hysteria dan faktor psikologis yang justru lebih dominan dalam pengambilan keputusan. Manusia mempunyai sikap heuristic yang menjadi penyebab dalam pengambilan keputusan. Contoh kasus pada pasar modal AS yang dikenal Black Thursday dan balack Monday itu dipengaruhi oleh Panic selling yang mendorong orang menjual saham-sahamnya kemudian setelah ditelusuri ternyata hal itu terjadi karena banyaknya penjualan saham kemudian semua orang ikut menjual saham-saham mereka (pidato guru besar UGM Marwan asri). Itu menjadi bukti bahwa rasionalitas bisa dibatasi oleh proses mental dan psikologis
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, kontribusi kerangka Simon untuk teori dari agen "bounded rationaityl". Simon (dalam Collet, 2014) mengemukakan bahwa Agen yang mengalami rasionalitas terbatas dalam arti bahwa mereka terbatas dalam kemampuan mereka untuk mengambil, menyimpan, dan memproses informasi. Mereka hadir untuk potongan informasi tertentu, mengabaikan orang lain, dan "cukup puas” atau "puas" mencari solusi terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi, sebagian berdasarkan pengalaman masa lalu mereka. Mereka tidak menghadapi pilihan alternative untuk memilih, tapi mereka harus mencari melalui eksplorasi.
Implikasi bounded rationality berimplikasi dalam teori ekonomi maupun organisasi (dalam Herling, 2003) menyampaikan bahwa kinerja dan keberhasilan suatu organisasi diatur terutama oleh keterbatasan psikologis anggota dan informasi yang mereka dapat peroleh dan pertahankan, dan kemampuan mereka untuk memproses informasi menjadi berarti. Sebenarnya rasionalitas terbatas oleh Simon banyak dilakukan penelitian tentang bidang lainnya seperti; perilaku administrative, organisasi, politik dan bisnis.
ADVERTISEMENT
Berbagai teori tentang rasionalitas terbatas yang dikemukakan oleh Simon juga banyak mengalami kritikan seiring perkembangan ilmu pengetahuan misalnya; Murphy (1992) menyatakan bahwa konsep yang di kemukakan oleh Simon yang memperkenalkan konsep rasionalitas terbatas untuk memberikan perspektif yang sensitif secara sosial pada pengambilan keputusan dan dia tidak sepenuhnya berhasil karena menurutnya Simon tidak meninggalkan asumsi dari rasionalitas sempurna melainkan hanya membuktikan bahwa orang-orang telah membatasi kemampuan kognitif, dan dengan demikian tidak mampu bertindak secara rasional.
Mungkin ini salah satu contoh bagaimana pro-kontra dari beberapa sudut pandang ahli dengan konsep yang dikemukakan oleh Simon. Di dalam tulisan ini nantinya akan memberikan gambaran berbagai penelitian modern tentang teori yang di kemukakan oleh Simon.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Setelah berbagai macam argumen tentang Bounded Theory memberikan sebuah pemahaman bahwa manusia tidak sepenuhnya rasional namun untuk mencapai rasionalitas tersebut manusia harus memiliki informasi terhadap pengambilan keputusan yang dibuatnya. Rasionalitas terbatas ini memberikan gambaran bahwa manusia yang dipandang Homo-economicus tidak sepenuhnya selalu memandang utung-rugi dalam mengambil keputusan dan manusia masih punya naluri atau sikap alturisme dalam bertindak. Kemudian manusia dalam pengambilan keputusan juga memiliki tahapan seperti mata rantai yang saling berkaitan antara proses mental dan psikologis dengan informasi yang dimiliki individu.
Contoh konkret perilaku individu yang tidak bisa dijelaskan oleh rasionalitas adalah pahlawan yang rela mati demi kemerdekaan dan ketika seorang yang jatuh cinta akan terlihat “gila” dalam mengejar cintanya. Contoh tersebut lebih jelas menggambarkan emosional yang menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan seseorang
ADVERTISEMENT
Setelah Bounded rationality muncul, perkembangan ilmu pengetahuan tentang perilaku ekonomi mulai muncul tokoh lain seperti Richard Thaler yang meneliti tentang Anomali, peraih Nobel ekonomi Daniel Kahneman dan Tversky tentang prospect theory. Mungkin teori-teori yang membantah teori rasionalitas ekonomi bukan untuk menandingi namun ekonom dan psikolog bisa berkolaborasi dalam pengembangan perilaku ekonomi selanjutnya.