Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Momentum Berwirausaha di Kala Pandemi
19 Juni 2020 22:04 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Anindra Guspa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanggal 2 Maret 2020 menjadi bencana bagi Indonesia, kasus positif pertama covid-19 terkonfirmasi. Sampai saat ini kasus terus meningkat dari puluhan hingga ratusan kasus perhari. Dampak mulai terasa hingga ke seluruh provinsi dan ratusan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dampak kesehatan tentunya sangat terasa mengingat virus tersebut belum ada obat bahkan vaksin nya belum di temukan, hal ini tentunya membuat masyarakat resah bahkan stress karena pandemi ini. Penularan tidak bisa dihindari, bahkan penularan meningkat secara sangat cepat seiring dengan pergerakan manusia. Tenaga kesehatan menjadi garda terdepan pun gugur dalam menjalankan tugas mulia.
Dampak sosial lebih terasa di tengah masyarakat, terlebih imbauan social distancing, physical distancing, karantina mandiri, karantina wilayah, cuci tangan, dan pakai masker menjadi protokol kesehatan yang wajib dilakukan oleh masyarakat. Tak kalah hebohnya, penolakan jenazah, perebutan jenazah, edukasi covid19, konfirmasi kasus yang kian hari meningkat serta pola penanganan oleh tim gugus tugas menjadi fakta yang dikonsumsi publik sehari-hari lewat media. Dampak ekonomi juga kian terasa baik di level individu, kelompok maupun masyarakat bahkan ekonomi seluruh dunia tergoncang oleh pandemi covid-19 yang sulit tertanggulangi.
ADVERTISEMENT
Dampak covid-19 terhadap pekerja
Menurut siaran pers lipi.go.id 19 mei 2020, menunjukkan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan per 20 April 2020 mencatat sebanyak 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja. Hal ini tentunya berdampak pada kualitas hidup masayarakat. Jutaan kepala keluarga telah kehilangan penghasilannya selama pandemi ini.
Di satu sisi masyarakat harus menjaga kesehatan namun banyak dari masyarakat bahkan tidak bisa makan. Dari jutaan orang tersebut mungkin ada di antaranya keluarga, saudara, teman dan mungkin saja anda sendiri yang merasakan dampak ekonomi yang luar biasa ini. Maka dari itu, sudah seharusnya pemerintah memberi perhatian atas hal ini.
Titik Balik untuk berwirausaha
Dibalik sisi negatif yang kita rasakan bersama, tentunya ada ‘hikmah’ yang harus di petik dari kejadian ini. Di kala Pandemi ini kita sebagai masyarakat diimbau untuk tetap di rumah dan produktif dalam bekerja, banyak waktu berkumpul dengan keluarga, serta fokus membenahi lingkungan dan tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Work From Home (WFH) merupakan merupakan bagian dari imbauan pemerintah di mana seseorang bisa bekerja di rumah dan produktif. Namun, menjadi perhatian kita bersama yaitu banyak tenaga kerja yang harus benar-benar di rumah tanpa bekerja dan tidak tau sampai kapan Pandemi Akan berakhir.
Bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan di tengah masa-masa sulit ini setiap individu diberikan pilihan untuk berbuat sesuatu untuk menghidupi dirinya dan keluarga. Jika pasrah tentunya hanya menunggu uluran tangan dari pemerintah, itupun jika kita masuk dalam orang yang berhak menerima Bantuan sosial. Jika memilih berubah ada banyak pilihan yang akan di dapat, salah satunya yaitu berwirausaha.
Menjadi wirausaha merupakan profesi yang sangat berdampak bagi kemajuan ekonomi suatu bangsa. Seiring menjamurnya wirausaha maka ketersediaan lapangan kerja juga semakin meningkat apalagi di tengah kesulitan ekonomi akibat Pandemi Covid-19. Di masa pandemi ini seharusnya akan menjadi titik balik dan momentum bagi orang yang kehilangan pekerjaan untuk mampu memilih bekerja mandiri sesuai dengan bidang yang disenangi.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya banyak sekali bidang pekerjaan yang muncul di masa pandemi dengan melihat beberapa peluang yang ada. Misalnya saja bisnis kuliner yang menerapkan inovasi dengan berjualan online, bisnis masker kain, bisnis delivery makanan, bisnis hand sanitizer dan sebagainya. Ini merupakan contoh dari peluang yang bisa dimanfaatkan di tengah pandemi Covid-19. Tentu tidak mudah menjadi seorang wirausaha apalagi di masa sulit seperti saat sekarang ini.
Richard Cantillon ekonom sekaligus pemodal di abad ke-17 mengatakan bahwa menjadi seorang wirausahawan harus berani mengambil risiko. Risiko yang dimaksud adalah risiko akan kegagalan dan resiko akan merugi. Namun, bagi seorang wirausahawan risiko tersebut tentunya telah di perhitungkan dengan matang dan tidak asal-asalan.
Pandemi ini mungkin menjadi sebuah pertimbangan untuk memulai usaha dan juga sekaligus menjadi risiko pertama bagi para eks-pekerja yang memulai menjadi wirausahawan. Tentunya peluang usaha akan selalu ada jika dibarengi oleh kemauan dan motivasi yang sungguh-sungguh untuk maju, berkembang dan meningkatkan kualitas hidup.
ADVERTISEMENT
Berbicara masalah motivasi dalam berwirausaha Mc Clelland telah melakukan penelitian kepada para pedagang atau pengusaha di India. Dari penelitian tersebut McClelland menyimpulkan bahwa untuk menjadi wirausahawan yang berhasil seseorang harus memiliki Motif berprestasi (need for achievement).
Motif berprestasi bisa dikatakan sebagai dorongan yang dimiliki oleh individu untuk mencapai kesuksesan yang melebihi pencapaian sebelumnya bahkan pencapaian orang lain. Dalam buku Psikologi Industri karya Mohd. As’ad disebutkan bahwa Salah satu hal yang penting bahwa orang dengan motif berprestasi di bidang wirausaha cenderung tahan akan tekanan-tekanan di dalam masyarakat dan juga bertanggung jawab atas hal-hal yang dilakukannya. Kreativitas, penerapan tujuan yang realistis dan selalu memperhitungkan risiko juga menjadi tingkah laku yang di miliki oleh para wirausahawan.
ADVERTISEMENT
Dari uraian di atas, walaupun di masa Pandemi seperti yang kita rasakan bersama. Penting bagi masyarakat yang terdampak pandemi memanfaatkan momentum ini, mari kita sama-sama mencari peluang berwirausaha dan bangun motivasi untuk berprestasi agar usaha yang di rintis bisa berjalan sesuai rencana dan bisa menyerap banyak tenaga kerja baik di lingkungan sendiri maupun di level yang lebih besar.