Konten dari Pengguna

Tes Kepribadian MBTI: Akuratkah?

Anindya Chairunnisa
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
17 November 2022 18:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anindya Chairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di kalangan anak muda sekarang ini, The Myers-Briggs Type Indicator atau MBTI kerap menjadi topik perbincangan yang cukup ramai. Karena aksesnya yang tergolong mudah, tidak heran jika saat ini banyak masyarakat dan anak muda yang ikut melakukan uji kepribadian MBTI dan membuatnya semakin populer. Tes MBTI tidak hanya dapat dilakukan di instansi-instansi tertentu saja, melainkan sudah dapat diakses melalui website umum.
Namun, tahu kah kalian kalau para ahli berpendapat bahwa MBTI merupakan pseudosains, loh!
Mari simak pembahasannya satu per satu!
Apa Itu Tes MBTI?
Tes MBTI pada dasarnya hanyalah salah satu dari banyaknya indikator penilaian yang digunakan oleh psikolog atau para ahli untuk menilai dan mengetahui kepribadian seseorang.
MBTI dikembangkan pada tahun 1942 oleh ibu dan anak bernama Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs yang pada dasarnya tidak memiliki formal training apapun mengenai ilmu psikologi. Mereka mengklasifikasikan berbagai macam cara pandang dan perilaku seseorang terhadap lingkungan berdasarkan teori psikologi milik Carl Jung. Menurut Jung, manusia memiliki 4 fungsi pokok, yaitu intuisi, pengindera, perasa, dan berpikir. Masing-masing fungsi pokok tersebut kemudian dicabangkan menjadi 4 karakter, yaitu:
ADVERTISEMENT
Introvert (I) dan Ekstrovert (E), yaitu cara seseorang memusatkan perhatiannya. Sensing (S) dan Intuition (N), yaitu cara seseorang memahami sebuah informasi. Thinking (T) dan Feeling (F), yaitu cara seseorang mengambil keputusan. Judging (J) dan Perceiving (P), yaitu cara seseorang merespon lingkungan sekitar.
Selanjutnya, MBTI mengklasifikasikan 4 karakter tersebut ke 16 tipe kepribadian, seperti ENTJ, ENFP, INTJ, dan sebagainya.
Apa yang Dimaksud dengan Pseudosains?
Singkatnya, pseudosains atau ilmu pengetahuan semu adalah sebuah ilmu pengetahuan, metodologi, atau keyakinan yang dianggap atau terlihat ilmiah dan masuk akal, tetapi tidak dapat teruji keilmiahannya.
Lalu, Mengapa MBTI Termasuk Pseudosains?
Ayo simak fakta-fakta berikut ini!
ADVERTISEMENT
Jamie Lane Derringer, seorang psikolog di Universitas Illinois, Amerika Serikat, menyampaikan pada sebuah penelitiannya, bahwa selama kurun waktu lima minggu, sekitar 50 persen orang akan menerima hasil yang berbeda setelah dua kali melakukan Tes MBTI. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil MBTI tidak stabil dari waktu ke waktu
Seorang Doktor bidang Psikologi dari Univeristas California, Ronal Ringgio, juga mengatakan bahwa penelitian Carl Jung tidak memiliki data pendukung dan dianggap tidak solid.
Namun, tahukah kalian kalau saat ini masih banyak perusahaan yang menggunakan Tes MBTI sebagai indikator penilaian kinerja para pegawainya, loh!
Setelah melihat fakta-fakta yang ada, menggunakan Tes MBTI dengan tujuan untuk lebih mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang kepribadian diri sendiri atau orang-orang terdekat dirasa lebih tepat dibandingkan mempergunakan Tes MBTI sebagai media pengevaluasi kinerja pegawai pada suatu perusahaan.
ADVERTISEMENT
Karena pada faktanya, kepribadian dan pola berpikir manusia sangat luas dan tidak dapat diukur dengan hanya mengelompokkan 4 karakter dan 16 tipe seperti yang ada pada MBTI. Terlebih lagi, hasil dari Tes MBTI tidak sepenuhnya benar, banyak individu yang melakukan tes bukan dengan jawaban yang sebenarnya. Tidak adanya kontrol yang dapat mengawasi pengerjaan Tes MBTI pun membuat hasil dari tes tersebut menjadi kurang reliable dan valid.
Maka dari itu, MBTI tidak dapat dijadikan satu-satunya acuan untuk melihat kepribadian maupun pola kinerja seorang pegawai.
Funfact Lain Tentang MBTI!
Hasil jenis kepribadian dari Tes MBTI seringkali dirasa cocok oleh banyak individu, tetapi faktanya, hal tersebut dapat terjadi karena adanya istilah Barnum Effect. Apa itu Barnum Effect? Barnum Effect adalah fenomena dimana seseorang akan menganggap suatu deskripsi kepribadian cocok dengan dirinya, padahal deskripsi tersebut bersifat umum dan bisa saja relate dengan siapapun.
ADVERTISEMENT
Referensi
Grant, A. (2013, September 18). Goodbye to MBTI, the fad that won’t die. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/give-and-take/201309/goodbye-mbti-the-fad-won-t-die
Winkie, L. (2017, September 18). Tes kepribadian Myers-Briggs sebetulnya cuma omong kosong. Vice. https://www.vice.com/id/article/j5g8bk/tes-kepribadian-myers-briggs-sebetulnya-cuma-omong-kosong
Delgado, C. (2021, Desember 22). The problem with the Myers-Briggs personality test. Discover Magazine. https://www.discovermagazine.com/mind/the-problem-with-the-myers-briggs-personality-test
Vohs, K. D. (2016, August 1). Barnum effect. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/Barnum-Effect