Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pisang Salai Manis : Praktik Produksi Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
2 Oktober 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari anis ramdiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pisang Salai Manis adalah salah satu oleh-oleh khas dari Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Produk ini dikenal dengan cita rasa manis dan tekstur yang khas, hasil dari proses pengolahan yang unik. Di balik kelezatan Pisang Salai Manis, terdapat cerita inspiratif tentang praktik produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan yang diterapkan oleh owner usaha, Ibu Cucu Sulastri, bersama suaminya, Anasution.
ADVERTISEMENT
Dalam era modern ini, praktik produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi hal yang sangat penting. Hal ini tidak hanya membantu menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi limbah produksi. Dengan menerapkan praktik-praktik ini, usaha kecil dan menengah (UKM) dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan, menunjang kesejahteraan sosial sekaligus meningkatkan daya saing produk mereka di pasar.
Praktik Produksi Berkelanjutan: Penerapam praktik berkelanjutan pada Pisang Salai Manis
Produksi Pisang Salai Manis dimulai dari pemilihan pisang uli atau pisang jantan yang sudah tua. Pisang tersebut kemudian dikupas dan dipotong, lalu dijemur di bawah terik matahari dan dioven pada malam hari selama 4–5 hari di dalam greenhouse. Setelah proses pengeringan selesai, pisang digoreng menggunakan adonan tepung terigu. Pisang Salai Manis Pasaman adalah contoh nyata dari penerapan praktik produksi berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa langkah yang diambil oleh Ibu Cucu Sulastri dan suaminya dalam mengelola usaha mereka:
Budidaya Magot dari Kulit Pisang: Kulit pisang yang biasanya menjadi limbah, digunakan untuk budidaya magot. Magot adalah larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens) yang dikenal memiliki kandungan protein tinggi dan sangat berguna sebagai pakan ternak. Dalam proses budidaya ini, kulit pisang yang telah dikumpulkan ditempatkan dalam wadah khusus untuk dijadikan media pertumbuhan magot. Magot ini kemudian digunakan sebagai pakan ternak lele dan ayam kampung. Proses ini tidak hanya membantu mengurangi limbah organik, tetapi juga menyediakan sumber pakan yang murah dan berkelanjutan. Dengan demikian, budidaya magot dari kulit pisang memberikan solusi ganda: mengurangi limbah dan menyediakan pakan berkualitas tinggi untuk ternak.
Pemanfaatan Limbah Kerak Tepung sisa penggorengan Pisang Salai: Limbah dari kerak pisang salai yang biasanya dibuang, dimanfaatkan sebagai pakan ayam dan lele. Ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mengurangi biaya pakan ternak.
Pemanfaatan Limbah Batang Pisang dan Sisa Magot: Limbah batang pisang dan sisa magot dijadikan pupuk organik untuk penanaman pisang selanjutnya. Batang pisang mengandung unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang sangat berguna untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu, batang pisang yang lunak mudah terurai di tanah, sehingga cocok dijadikan bahan dasar pupuk kompos. Sisa magot, yang merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly, juga kaya akan nutrisi dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk organik dari limbah ini membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dampak Terhadap Lingkungan Sekitar
Usaha Pisang Salai Manis Pasaman tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan dengan upaya pengolahan limbahnya, tetapi juga memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat sekitar, terutama para petani pisang. Namun, pada saat ini terdapat tantangan dalam mendapatkan bahan baku karena populasi pisang jantan yang semakin berkurang. Hal ini menjadi perhatian utama bagi Ibu Cucu Sulastri dan suaminya dalam menjaga kelangsungan produksi.
Selain fokus pada keberlanjutan lingkungan, Ibu Cucu Sulastri juga memiliki visi sosial yang kuat. Beliau mengatakan, “Mencari karyawan sama hal nya dengan mencari pasangan dimana kedua pihak antara owner dan karyawan itu harus sama sama memiliki rasa saling percaya dan kenyamanan. Saya sering mendapati ibu rumah tangga yang ingin bekerja untuk menambah penghasilan namun memiliki kendala memiliki anak yang kecil yang tidak bisa ditinggal. Dengan usaha ini, saya ingin mengajak para ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan untuk bekerja di rumah produksi saya. Mereka diizinkan membawa anak, dengan sistem kerja borongan maka tidak ada yang keberatan dari kedua belah pihak.” Ujar Owner.
Manfaat dari Praktik Produksi Berkelanjutan
Dengan menerapkan praktik produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, Pisang Salai Manis Pasaman tidak hanya berhasil mengurangi limbah dan mensejahterakan lingkungan sosial. Konsumen semakin tertarik dengan produk yang dihasilkan melalui proses alami yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Selain itu, praktik ini juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani pisang dan masyarakat sekitar.
Kesimpulan
ADVERTISEMENT
Pisang Salai Manis Pasaman adalah contoh inspiratif dari bagaimana usaha kecil dapat menerapkan praktik produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber daya, Ibu Cucu Sulastri dan suaminya, Anasution, telah berhasil menciptakan produk yang tidak hanya lezat tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Praktik ini tidak hanya membantu menjaga kelestarian lingkungan tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di dekat rumah produksi. Semoga contoh ini dapat menginspirasi usaha-usaha lain untuk menerapkan praktik produksi yang berkelanjutan.