Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Transformasi Digital Tidak Sekadar Teknologi: Kecepatan, Kelincahan, Kolaborasi
4 September 2022 17:45 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari anis saadah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Transformasi digital bagi perusahaan tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Alih-alih berhasil, transformasi justru membuat frustrasi. Berdasarkan penelitian dari McKinsey lebih dari 70% perusahaan gagal dalam transformasi digital. Dalam praktiknya perusahaan seringkali gegabah di tengah hingar bingar digitalisasi, mereka berinvestasi secara jor-joran dengan membakar uang yang berujung merugi. Dinyatakan dalam Forbes biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam transformasi digital hingga tahun 2022 mencapai $2 triliun.
ADVERTISEMENT
Pemaknaan transformasi digital bagi sebagian besar perusahaan juga masih salah kaprah, seringkali menganggap berhasil menjadi perusahaan digital dengan memiliki website, aplikasi, atau media sosial, padahal tidak sesederhana itu. Altimer seorang konsultan bisnis mendefinisikan transformasi digital sebagai penyesuaian kembali atau investasi baru pada teknologi dan model bisnis untuk jadi lebih efektif dalam melibatkan pelanggan pada setiap titik siklus hidup pengalaman pelanggan. Dalam definisi tersebut ditekankan transformasi tidak sekadar teknologi tetapi juga model bisnis dan pengalaman pelanggan.
Kunci keberhasilan transformasi digital pada pemimpinnya. Pasalnya perubahan selalu bersifat visioner dan visi tersebut dimiliki oleh pemimpin selaku nakhoda dalam menentukan haluan perusahaan. Berikut beberapa domain yang perlu menjadi perhatian bagi pemimpin sebelum melenggang dalam transformasi digital.
ADVERTISEMENT
Kecepatan
Mantranya adalah adaptasi atau mati. Kebutuhan dalam transformasi digital tidak hanya mendesak tetapi juga penting dan tidak terhindarkan. Mereka yang lambat berubah akan tertinggal dan terdisrupsi. Bicara kecepatan dalam konteks ini adalah menghasilkan inovasi di tengah bisnis yang masih berjalan. Tidak seperti bisnis start up yang tumbuh sejak awal secara digital, perusahaan tradisional harus membangun arsitektur transformasi digital di atas warisan budaya lama.
Gagasan kecepatan inovasi yang dicetuskan oleh McKinsey dengan istilah two-speed innovation terdiri dari dua cara yakni mengeksploitasi sumber daya yang ada dan mengeksplorasi sumber daya baru. Eksploitasi berarti menggunakan sumber daya secara efisien yang bertujuan untuk mengoptimalkan produksi. Sedangkan eksplorasi adalah upaya mencari dan meneliti untuk merangsang inovasi baru. Kemampuan perusahaan melakukan eksplorasi dan eksploitasi secara bersamaan dikenal dengan istilah ambidextrous.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang menerapkan metode ini misalnya Google dengan mendorong pegawainya menghabiskan 20% waktu kerjanya untuk mencoba ide mereka sendiri. Kebijakan ini memberikan ruang bagi timnya berdedikasi dalam mengembangkan konsep baru dan menciptakan mesin inovasi dalam proyek baru lebih cepat. Keberhasilan metode ini yang diterapkan oleh Google menghasilkan Gmail dan Adsense.
Perusahaan lain yang menerapkan cara ini adalah Apple dengan konsep yang dinamakan Blue Sky yang membebaskan proyek sehari-hari untuk menangani proyek khusus. Spotify menjalankan hack weeks dengan tujuan serupa. Facebook memiliki hack day dengan aturan khusus di mana karyawan tidak boleh mengerjakan ide baru yang sama dengan pekerjaan sehari-hari mereka. Model ini adalah cara paling cepat mendorong eksperimentasi ide untuk menghasilkan inovasi dengan biaya yang paling hemat.
ADVERTISEMENT
Kelincahan
Kelincahan atau agility adalah kemampuan perusahaan untuk cepat berubah atau beradaptasi dalam menanggapi perubahan dan turbulensi. Konsep itu sendiri berpusat pada penanganan operasi dan sumber daya secara fleksibel dan responsif untuk mendorong nilai bisnis yang maksimal. Saat ini kelincahan menjadi elemen penting perusahaan, karena kesuksesan saat ini belum tentu menjadi kesuksesan di masa depan. Banyak contoh yang tertinggal seperti Nokia, Yahoo, Blockbuster dan lain sebagainya.
Mengadopsi kelincahan dalam mencapai keberhasilan transformasi digital fokus pada tiga domain perusahaan, yakni kelincahan strategi, organisasi dan operasional. Kelincahan strategi berarti perusahaan harus mampu melihat peluang dan memproyeksikan prospek secara jangka panjang.
Kelincahan organisasi berfokus pada kemampuan menerjemahkan strategi dan implementasi. Dalam praktiknya perusahaan bisa memulainya dengan menyusun ulang budaya kerja lebih fleksibel dan merampingkan struktur organisasi. Struktur perusahaan flat saat ini marak diterapkan di perusahaan dengan tujuan mendapatkan iterasi cepat, menyingkirkan silo organisasi, dan mempercepat alur komunikasi serta proses pengambilan keputusan.
ADVERTISEMENT
Domain terakhir yakni kelincahan operasional, keberhasilan transformasi digital ditentukan oleh bagaimana kecepatan pada level teknis. Bagaimana proses mengonsolidasikan antara strategi dan implementasi dengan biaya yang rendah dan menghasilkan tujuan optimal. Banyak metode yang dipakai seperti Scrum, Kanban, Waterfall, Lean maupun XP.
Dalam laporan khususnya, Raconteur menyatakan: “Tetap gesit sangat penting karena revolusi teknologi telah mendisrupsi semua sektor”. Menurut penelitian Forbes terbaru, 81 persen responden menganggap kelincahan sebagai karakteristik terpenting dari organisasi yang sukses.
Kelincahan perusahaan berhasil diadopsi oleh Bank BCA. Sektor finance yang leading dalam melakukan transformasi digital. Pada tahun 2017 Bank BCA melalui open banking strategy membentuk Application Programming Interfaces (API). Hingga tahun 2021 API BCA sudah menembus lebih dari 1 miliar hit (aktivitas) transaksi nasabah. Selain itu, BCA juga leading dalam membangun bank digital Blu By BCA dengan capaian satu tahun mencapai 36 triliun.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi
Anehnya transformasi digital lebih tentang mengubah budaya dan mindset tim internal dan pihak eksternal perusahaan daripada menciptakan teknologi atau sistem. Karyawan secara alami takut akan perubahan, jadi sebagian besar transformasi harus fokus pada upaya mengomunikasikan kepada seluruh karyawan akan tujuan, mengapa diperlukan dan menghilangkan rasa takut serta mendorong karyawan menjadi bagian yang aktif dari sebuah solusi dari transformasi digital.
Penelitian Accenture mengatakan 68% perusahaan yang disurvei agar melakukan investasi pada internal. Transformasi tidak dimulai dengan menawarkan aplikasi yang canggih kepada pelanggan, namun perangkat sumber daya manusia di dalam perusahaan.
Kolaborasi lintas departemen memungkinkan solusi digital akan lebih holistik dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Meskipun kolaborasi lintas departemen dengan sudut pandang berbeda akan memberikan gesekan, namun Ben Thomson mengatakan bahwa terobosan lahir dari kolaborasi dan pengulangan di atas ribuan ketidaksepakatan khususnya pada teknologi.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi eksternal seperti dengan pelanggan maupun mitra dari perusahaan lain juga akan mempercepat transformasi digital. Melibatkan dalam proses transformasi akan menjadikan pelanggan memiliki rasa kepemilikan lebih dan insight dari sisi pengguna.
Kolaborasi ini yang dilakukan oleh BRI dalam upaya membangun kekuatan jaringan layanan tanpa kantor BRILink. Hingga 2019, total agen BRILink mencapai 422.160 agen dan menghimpun fee based income sebesar Rp 788,7 miliar atau pertumbuhan 75%. Direktur Digital BRI menyatakan bahwa tantangan ke depan jauh lebih kompleks, sehingga BRI bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengoptimalkan proses data driven.
Jadi, kunci utama dalam transformasi digital adalah pemimpin dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai. Kecepatan, kelincahan dan kolaborasi adalah domain yang perlu menjadi fokus agar berhasil. Ibarat berlayar, bidiklah kompas dan pilih kapal yang tepat untuk mencapai tujuan. Selamat bertransformasi!
ADVERTISEMENT
Live Update