Konten dari Pengguna

Indonesia Resmi Gabung BRICS! Peluang Emas atau Tantangan Geopolitik?

Anisa Camellia
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret
7 Mei 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisa Camellia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: https://www.shutterstock.com/image-illustration/illustration-3d-render-flags-five-countries-492537385
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: https://www.shutterstock.com/image-illustration/illustration-3d-render-flags-five-countries-492537385
ADVERTISEMENT
Indonesia resmi menjadi negara mitra BRICS pada Januari 2025, menandai langkah penting dalam upaya memperluas pengaruh global dan memperkuat diplomasi ekonomi nasional. Bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan ini menjadi strategi jangka panjang pemerintah dalam menavigasi tatanan ekonomi dunia yang semakin multipolar. Menteri Luar Negeri RI pasa saat itu, Retno Marsudi menyebut keputusan ini sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk ikut merancang sistem global yang lebih adil dan inklusif.
ADVERTISEMENT

Lompatan Strategis atau Jalan Terjal Diplomasi?

Sebagai mitra BRICS, Indonesia berpeluang besar untuk mendiversifikasi arah kebijakan ekonomi dan luar negerinya. Dengan memperluas jaringan perdagangan dan investasi ke luar blok-blok tradisional Barat, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara G7. Salah satu keuntungan nyata adalah akses ke pendanaan dari New Development Bank (NDB) milik BRICS, yang dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan infrastruktur dan proyek energi berkelanjutan di dalam negeri, dengan syarat yang lebih longgar dibandingkan lembaga keuangan internasional konvensional.
Selain itu, keanggotaan BRICS membuka peluang transfer teknologi dan kolaborasi dalam sektor strategis seperti energi terbarukan, pertanian, dan digitalisasi, terutama dengan negara-negara seperti Tiongkok dan India yang unggul di bidang tersebut. Indonesia juga bisa memainkan peran aktif dalam mendukung lahirnya tatanan global yang lebih seimbang, sejalan dengan semangat politik luar negeri bebas aktif yang menjadi prinsip diplomasi Indonesia sejak awal kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Namun, peluang ini juga datang dengan sejumlah tantangan. Salah satu yang paling krusial adalah menjaga keseimbangan dalam politik luar negeri. Di tengah rivalitas antara negara-negara Barat dan Tiongkok-Rusia, posisi Indonesia di BRICS bisa menimbulkan persepsi keberpihakan. Tantangan lain adalah kesenjangan ekonomi dan pengaruh antaranggota BRICS yang cukup besar. Indonesia perlu berjuang agar tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi benar-benar menjadi mitra strategis yang didengar dan diperhitungkan.
Masalah internal BRICS sendiri, seperti lambannya pengambilan keputusan akibat perbedaan kepentingan nasional, juga bisa menjadi hambatan. Di sisi lain, kesiapan dalam negeri menjadi kunci utama agar Indonesia bisa memanfaatkan keanggotaan ini secara optimal. Pemerintah perlu menyiapkan reformasi struktural, meningkatkan daya saing industri, dan memperkuat diplomasi ekonomi yang proaktif.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, masuknya Indonesia ke dalam BRICS merupakan langkah strategis yang membuka babak baru dalam peran global Indonesia. Jika dikelola dengan cermat dan didukung oleh kesiapan domestik yang solid, kemitraan ini bisa menjadi batu loncatan penting menuju posisi sebagai kekuatan menengah yang berpengaruh di panggung dunia.