Memberi Pengaruh Positif Terhadap Anak yang Malas Belajar

Anisa Choiriyah
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurusan Pengembangan Masyarakat islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi 2021
Konten dari Pengguna
18 Juni 2022 22:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisa Choiriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Kesulitan belajar adalah kondisi yang mengatur serangkai perbedaan yang memengaruhi perolehan, klasifikasi, retensi, pemahaman, dan penggunaan informasi verbal dan non-Verbal. (The Learning Disabilities Association of Canada and the BC Association of School Psychologists 2011: 6).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sebagai akibat dari situasi ini seseorang dengan kesulitan belajar dapat memanipulasi pikiran mereka karena kondisi yang terkait dengan kesulitan belajar mengganggu kinerja fungsi intelektual mereka. Penting untuk diketahui bahwa siswa memiliki kewajiban untuk belajar baik secara akademik maupun non-Akademik, karena belajar adalah langkah awal untuk memahami apa tujuan belajar. Oleh karena itu, orang tua, lingkungan, masyarakat, dan guru berperan memberikan dampak positif kepada anak.
Beberapa faktor yang membuat anak menjadi malas, yaitu :
1. Faktor pertama adalah kurangnya minat belajar, karena karakter anak yang terlalu asyik dengan keceriaan lebih mengutamakan bermain bersama teman daripada tugasnya untuk belajar.
2. Faktor kedua adalah dampak lingkungan. Hal ini dikarenakan lingkungan tidak mendukung keadaan fokus belajar anak atau keadaan pertemanan yang mengutamakan bermain daripada belajar.
ADVERTISEMENT
3. Faktor ketiga adalah kemajuan teknologi. Banyak anak-anak yang tidak mahir dalam teknologi, sehingga mereka lebih memilih untuk menikmati teknologi daripada memenuhi tugas siswa mereka.
4. Faktor keempat adalah kurangnya perhatian orang tua, baik karena banyak orang tua yang sibuk bekerja dan tidak dapat memantau kemajuan belajar anaknya, atau karena orang tua kurang memperhatikan belajar anaknya.
5. Faktor kelima adalah dukungan dana untuk proses belajar siswa terkait dengan latar belakang pendidikan dan pendapatan orang tua sangat kecil sehingga dapat mengurangi keberhasilan dan keberhasilan belajar siswa, kekurangan sumber daya manusia.
Sumber : Dokumen Pribadi
Dari faktor tersebut menolak belajar menguatkan kepribadian seorang anak, namun belajar adalah langkah awal menuju kesuksesan, apalagi belajar melalui sekolah yang diasuh serta diajarkan oleh guru kemudian banyaknya teman yang memang memiliki tujuan sukses. Mendidik anak sejak dini untuk memperkenalkan mereka pada pekerjaan rumah tangga, menghindari dampak buruk terhadap lingkungan, dan memberikan gadget untuk membantu mereka menjadi rajin ketika pergi ke sekolah dan semua saran tersebut merupakan solusi agar anak tidak malas belajar kembali.
ADVERTISEMENT
Tetapi yang justru paling sering dilakukan adalah mendidik anak berdasarkan tradisi lama dan juga tanpa alternatif. Yang artinya, semua yang telah diajarkan oleh orang tua harus diikuti oleh anak. Orang tua juga mempunyai hak serta kekuasaan sendiri atas anak dan sebagai anak kita harus berbakti kepada orang tua.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar: Teori,Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/anak-malas-belajar/
Sarlito Wirawan Sarwono, “Faktor-Faktor Makro yang Menyebabkan Anak Malas Belajar” dalam http://re-searchengines. com/sarlito