Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Ritual Adat di Tanah Timur
14 Maret 2018 21:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari anisa zulva tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan Nusa Tenggara ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil. Yang beribu kota di kota Singaraja, kini terdiri atas 3 provinsi (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur Nadalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau Timor.
ADVERTISEMENT
Di dekat Pulau Sumba terdapat pulau yang sangat kecil yaitu pulau salura, di pulau tersebut 90% adalah perbukitan dan 10% lahan pemukiman yang mayoritasnya adalah penganut agama Islam
Adat masyarakat di pulau ini sangatlah unik, dimana setiap para pendatang yang datang ke pulau tersebut harus mengikuti ritual adat yang sudah ada sejak jaman nenek moyang.
Pertama, setiap pendatang diwajibkan memakai gelang pelepah daun lontar sebagai tanda bahwa mereka adalah anak cucu yang baru tiba dipulau tersebut. Kedua dilanjutkan dengan memakan sirih, mau tidak mau suka tidak suka tetap harus mengikuti adat setempat. Dan yang terakhir adalah membasuh wajah atau berwudhu di sumur tua yang konon katanya sudah ada sebelum nenek moyang mereka tinggal di pulau tersebut dan sumur tua itu tidak pernah mengalami kekeringan walaupun di Muslim kemarau.
Ritual adat tersebut dipercaya agar setiap pendatang yang menginjakan kaki di pulau ini diberikan keselamatan. Percaya atau tidak hal itu harus di lakukan sebagai rasa hormati atas adat yang sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka.
ADVERTISEMENT