Berbisnis dengan Hati

Anisa Nur Andina
Anisa Nur Andina, S.E., M.Si Dosen Universitas Amikom Purwokerto yang sangat mencintai musik Drama China, K-Pop, Thai series, Drama Korea, biasa menyelami Digital Marketing dan Digital Business
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2022 11:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisa Nur Andina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia bisnis sangat sering dianggap sebagai hutan yang tak mempunyai perasaan. Ketika seseorang mengembangkan konsep bisnis yang biasa saja, bisa dilihat bahwa bisnis hanya sekedarnya saja tanpa melibatkan perasaan. Hubungan yang akan terjalin dengan konsumen juga hanya sekedar formalitas belaka. Namun semuanya akan berbeda bila kita sudah melibatkan hati dalam setiap langkah kita. Berbisnis dapat menjadi suatu kegiatan yang penuh dengan semangat, visi, namun tetap dengan praktik yang baik dan nilai-nilai yang kuat. Konsep bisnis yang berpusat pada hati biasanya akan muncul ketika kita menetapkan tujuan pertama kali sebelum melakukan bisnis.
ADVERTISEMENT
Menjalankan bisnis dengan hati berarti misi utamanya adalah berbuat kebaikan. Itulah sebabnya metrik digunakan untuk menentukan keberhasilan bisnis dengan menitik berat pada pengalaman dan pencapaian secara keseluruhan. Dalam bisnis tentunya setiap konsumen ingin didengar, dihormati, dan dipahami. Namun sebagai pelaku usaha tidak semua keinginan konsumen harus dituruti oleh sebab itu dibutuhkan pendekatan langsung dari hati.
Mendengar lebih banyak akan lebih baik daripada banyak bicara. Dari sini kita akan lebih bisa memahami konsumen, mendekati mereka bukan hanya secara teori namun juga dengan pendekatan yang mendalam yang akan mendatangkan nilai lebih dari sekedar penjualan dan angka, ini adalah pencapaian yang membuat hati kita berdebar dengan kebahagiaan yang murni.
Jangan lupa bahwa tujuan utama Anda berbisnis adalah membuat bisnis yang senantiasa berkembang bersama konsumen. Itulah sebabnya sebagai pemilik bisnis, fokus di atas segalanya. Dalam menciptakan hubungan yang transparan, setia, dan saling menghormati dengan setiap konsumen yang menggunakan produk maupun jasa Anda, Anda harus menganggap konsumen sebagai bagian dari keluarga dan bukan hanya seperti raja yang selama ini orang-orang terus tekan dalam bisnis.
ADVERTISEMENT
Anda dapat melihat hasilnya ketika Anda memperlakukan konsumen seperti keluarga, mendengarkan keluh kesah mereka tentang produk maupun jasa Anda lalu terus memperbaiki dan berinovasi ke arah yang lebih baik, Anda akan merasa bahwa produk maupun jasa Anda hanya dapat berkembang jika terjadi sinergi yang baik antara bisnis dengan konsumen.
Berbisnis dengan hati (dok. pexels.com)
Satu lagi yang tidak boleh terlupakan adalah upaya kerja keras tim yang bekerja bersama Anda. Setiap orang yang terlibat dalam proses ini memiliki tujuan bersama, dengan komunikasi yang lebih baik maka pekerjaan dan kehidupan pribadi juga akan mengikuti ke arah yang lebih baik. Ketika kita semua bekerja sama menuju tujuan ini, kita semua akan berhasil. Sebenarnya, konsep bisnis dengan hati hanya masuk akal ketika kita memiliki semangat kerja sama dan saling menghargai. Anda peduli dengan konsumen Anda. Dan konsumen juga akan peduli bahkan tanpa disuruh mereka akan bisa menjadi promotor yang baik dalam bisnis Anda.
ADVERTISEMENT
Berbisnis dengan hati mungkin terdengar sangat mudah di telinga namun pada kenyataannya tidak. Tidak munafik, semua pemilik bisnis mengejar keuntungan dan tentu saja hal itu tidak salah namun yang salah adalah ketika segala hal dihalalkan hingga perbuatan yang tidak baik menjadi baik asal tercapai semua keinginan. Berbisnis dengan hati akan mencegah Anda untuk melakukan hal yang kurang terpuji dalam bisnis. Mungkin Anda bisa mendapatkan keuntungan lebih tetapi yang harus diingat segala perbuatan yang tidak baik bisa kembali kepada Anda sendiri.