Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Hedonisme Semu Mahasiswa yang Mengkhawatirkan
17 Januari 2023 10:44 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Anisa Nur Andina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara masalah hedonisme tentu berkaitan erat dengan rasa kesenangan dan kebahagiaan. Kata "hedonisme" berasal dari bahasa Yunani kuno untuk menyebut "kesenangan". Hedonisme psikologis atau motivasi mengklaim bahwa hanya kesenangan atau rasa sakit yang memotivasi kita. Namun, lebih banyak yang digunakan tentu saja kesenangan yang seolah digunakan sebagai "tameng" seseorang melakukan kegiatan pemborosan.
ADVERTISEMENT
Secara umum, kesenangan dipahami secara luas termasuk dalam semua perasaan atau pengalaman yang menyenangkan. Seperti misalnya kepuasan, kegembiraan, kenikmatan, euforia, syukur, kesukaan, cinta, kelegaan, ketenangan, dan sebagainya.
Bila kita melihat banyak anak muda atau mahasiswa saat ini yang menggunakan belanja dengan dalih untuk memuaskan diri sendiri. Atau melakukan kegiatan wisata yang mereka katakan sebagai healing untuk melarikan diri dari rutinitas yang membosankan maka kita bisa melihat bahwa mereka sedang melakukan hedonisme.
Ketergantungan, kecanduan, makan berlebihan, dan konsumsi kompulsif dapat dianggap sebagai penggunaan pengalaman menyenangkan yang berisiko atau berbahaya. Seperti misalnya menggunakan alkohol dan obat-obatan lain.
Sulit untuk menentukan titik di mana perilaku yang sebelumnya menyenangkan menjadi bermasalah. Namun, di suatu tempat antara membolos kelas untuk healing dengan menanti libur semester menurut mereka sah-sah saja dilakukan.
ADVERTISEMENT
Mengejar satu kesenangan intens dengan mengorbankan aspek kehidupan lain yang membawa makna. Kesenangan juga kontraproduktif untuk menjalani kehidupan yang kaya dan menyenangkan. Hal ini seharusnya bisa diantisipasi sebelum perilaku tersebut justru mengendalikan kehidupan kita.
Kecenderungan perilaku hedonisme di kalangan anak muda terkhusus mahasiswa yang tinggal di rumah kos relatif tinggi. Kenapa? Karena mereka tidak dikontrol secara langsung dan diawasi oleh orang tuanya karena faktor keadaan, terutama karena mereka kurang memiliki kendali atas diri mereka sendiri tentang bagaimana cara mengelola keuangan yang baik dan benar.
Hal ini tentu saja membawa mereka kepada perilaku yang ingin selalu memuaskan kesenangan pribadi mereka. Lebih lanjut ditunjukkan oleh aktivitas konsumtif yang mereka akui tingkat perilaku hedonisme masih sebatas hedonisme biasa-biasa saja.
ADVERTISEMENT
Gaya hidup
Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup individu yang diekspresikan dan diperlihatkan dengan mengadakan kegiatan kegiatan tertentu sesuai dengan minat dan keinginan mereka. Gaya hidup menunjukkan cara individu menjalankan kehidupannya. Ini juga berkaitan dengan cara individu memilih untuk menjalani kehidupannya, menghabiskan uang dan bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang mereka miliki.
Aspek gaya hidup hedonisme adalah aktivitas, minat, dan opini. Aktivitas didefinisikan sebagai tindakan nyata yang dilakukan oleh individu seperti menghabiskan banyak waktu untuk nongkrong di luar rumah, menghabiskan banyak uang untuk membeli beberapa barang yang tidak diperlukan, menghabiskan banyak waktu untuk mengunjungi pusat perbelanjaan dan kedai kopi.
Kegiatan yang menurut anak muda saat ini merupakan sebuah keharusan. Atau, bahkan disebut mereka sebagai kegiatan pemulihan diri atau healing menjadi tidak wajar ketika yang mereka lakukan sebenarnya hanya melarikan diri dari masalah maupun aktivitas yang mereka tidak ingin lakukan secara berulang kali.
ADVERTISEMENT
Akan ada perdebatan tentang healing ini. Sebab, tentu saja mereka tidak mau bila dikatakan hal tersebut sebagai aktivitas yang tidak berguna karena adanya pergeseran makna dari healing yang sebenarnya.
Healing jika diartikan merupakan kegiatan penyembuhan jiwa, di mana saat ini seringkali dijadikan alasan seseorang untuk menghamburkan uang pergi ke tempat wisata, belanja barang-barang mahal yang sebetulnya tidak terlalu mereka butuhkan, makan di restoran mewah, dan perilaku konsumtif lainnya.
Keinginan Terlihat Sempurna
Bukan tanpa alasan seseorang menjadi sangat konsumtif. Beberapa di antaranya akan menjawab bahwa keinginan untuk terlihat selalu sempurna di mata orang lain bisa menjadi alasannya. Jika kita membeli baju bila baju sudah terlihat kurang layak, maka mereka yang memiliki keinginan terlihat sempurna akan lebih sering membeli baju karena selalu merasa pandangan orang kurang baik bila mereka terlihat menggunakan baju yang sama berulang kali.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyebabkan mereka bosan lebih cepat. Terkadang keinginan untuk berbelanja baju baru juga muncul ketika mereka terlalu sering mendengarkan pendapat orang lain. Misalnya ketika ada orang yang berkata, "Wah, kamu kok bajunya itu-itu terus ya? Belanja dong, uangnya jangan disimpan saja."
Nah, hal ini bisa juga memicu seseorang untuk mengeluarkan uang tanpa kontrol. Mungkin sekali, dua kali tidak apa-apa tapi biasanya orang akan terganggu dan memikirkan hal ini secara terus-menerus. Bahkan kalimat pujian juga bisa menjadi bumerang untuk kita.
Misalnya, "Wah, kamu semakin cantik dengan baju seperti ini." Dengan pujian seperti ini biasanya selain menaikkan rasa percaya diri, bisa juga membuat seseorang semakin terpacu untuk tampil lebih baik lagi dari yang lain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Mengurangi Hedonisme?
Menurut psikolog, kita tidak bisa benar-benar menghilangkan hedonisme. Tetapi kita harus bisa beradaptasi dengannya jangan sampai kebiasaan kita dalam mencari kebahagiaan mengganggu siklus kehidupan kita.
Bagaimana caranya? Pertama, pastikan hidup kamu sudah mencakup beberapa kesenangan, dan cobalah merencanakan sebelumnya. Bila menyukai kopi, cobalah untuk menikmati kopi secara sederhana, tidak perlu datang ke kafe buatlah sendiri di rumah dan resapi rasanya.
Kedua, panggil teman itu untuk berbagi cerita. Mungkin saja selama ini kebiasaan untuk hedon karena kita tidak mempunyai teman untuk berbagi cerita? Cobalah hubungi teman-teman yang dulu sering mengobrol dengan anda tapi satu hal, jangan jadikan pertemuan ini sebagai ajang pamer keberhasilan ya. Karena hal ini tentunya akan menambah masalah baru.
ADVERTISEMENT
Ketiga, pastikan kamu menyediakan waktu untuk hobi. Jika kamu memiliki hobi yang dapat mendatangkan uang selain mendatangkan kebahagiaan bisa jadi ini adalah cara yang tepat untuk anda lakukan. Kamu bisa berbagi apa yang bisa dinikmati dengan orang lain, jadi bukan cuma kamu yang berkembang dan menikmatinya tapi orang lain juga bisa mendapatkan manfaatnya.
Ke depannya, kamu bisa juga membuat kelas khusus. Misalnya, kamu suka sekali membeli Gundam, nah kamu bisa lho membuka kelas khusus membuat Gundam bersama. Selain menyalurkan hobi, kamu juga bisa mendapatkan keuntungan dari sini.
Keempat, nikmati pengalaman positif dalam hidup kamu. Ini adalah cara yang bagus untuk lebih menikmati hidup tanpa perlu mengubah apa pun. Hanya perlu sedikit perhatian terfokus dan efek dari kesenangan, kepuasan, dan aktivitas yang bermakna semuanya dapat berkembang.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kamu bisa membuat jurnal rasa syukur. Salah satu cara untuk memaksimalkan pengaruh pengalaman positifmu adalah dengan menuliskan hal-hal yang kamu nikmati pada hari itu. Kamu bisa menulis setiap tiga hari sekali, dengan ini anda bisa menghidupkan terus memori-memori yang baik yang akan membuat kamu bisa menjalani hidup dengan penuh rasa syukur setiap harinya.
Terakhir, awasi tingkat kebahagiaan kamu. Jika kamu merasa bisa lebih bahagia, luangkan waktu untuk apa pun yang dapat kamu lakukan untuk mengangkat suasana hati. Lakukan apa yang membuat kamu bahagia atau coba sesuatu yang baru.
Sampai di sini, apakah kamu sudah bisa memahami tentang hedonisme yang berbahaya?